Gampang naik darah
Omong tak mau kalah
Bila datang senang, Nona cukup ramah
Bila engkau bicara persetan logika
Sedikit keras kepala, ah dasar betina!
Mubadalah.id – Siapa yang tidak tahu lagu ini? Lagu Aku Sayang Kamu karya Iwan Fals yang viral di media sosial. Lagu ini menjadi trend postingan anak muda. Biasanya sih video atau foto perempuannya.
Sejak kecil saya kenal lagu Iwan Fals dari ayah saya. Tikus-tikus kantor, sarjana muda, bento, ujung aspal pondok gede, dan lagu-lagu beliau membuat saya terpukau. Lirik dan musiknya sangat kritis dan tegas dalam memperjuangkan keadilan soal.
Namun ada dua lagu yang saya pikir perlu untuk kita maknai kembali. Mari kita bahas bersama!
Lirik yang Menormalisasi Bias Gender
Dalam lagu Aku Sayang Kamu, Iwan Fals menggambarkan sosok perempuan yang keras kepala dan emosional.
Bila engkau bicara persetan logika
Kata engkau merujuk pada perempuan, karena pada lirik sebelumnya, ada kata betina. Dalam KBBI, kata betina berarti perempuan yang kita gunakan untuk binatang. Dari kata betina saja kita sudah bisa melihat bagaimana lirik dari lagu ini merendahkan perempuan.
Kata persetan dalam lirik lagu Iwan Fals ini menggambarkan bias gender. Jika dapat kita artikan bahwa ketika perempuan berbicara tidak pernah menghiraukan logika. Begitulah, perempuan terlampau sering dibubuhi stereotip mengedepankan perasaan daripada logika. Dengan dalih ini, banyak yang menganggap perempuan adalah makhluk lemah.
Dalam konsep kesetaraan gender, memandang semua orang berhak menerima perlakukan yang setara serta berhak untuk tehindar dari diskriminasi apalagi hanya berdasarkan gender. Rasa dan logika adalah hak mutlak manusia. Dalam kodratnya, manusia telah dibekali akal dan hati oleh Allah SWT. Dalam akal, tumbuh logika. Begitupula pada hati, terdapat perasaan yang mengedepankan nurani.
Dalam lirik lagu Aku Sayang Kamu karya Iwan Fals ini, menormalisasi bias gender. Munculnya pemikiran dan gerakan kesetaraan gender adalah salah satu bukti bahwa perempuan tidak dapat terpisahkan dengan logika seperti lirik lagu Iwan fals.
Jika kita menilik kondisi saat ini, banyak perempuan yang mampu mengelola logikanya hingga dapat bersanding dengan laki-laki dalam berbagai bidang. Saat ini sudah banyak tokoh perempuan yang terjun dalam politik, bisnis, dan pendidikan.
Lirik yang Menyiratkan Pelecehan Seksual
Selain lagu Aku Sayang Kamu yang viral itu, ada pula lagu Iwan Fals yang seksis dan menyiratkan pelecehan seksual terhadap perempuan. Yaitu lagu Mata Indah Bola Pingpong.
Jangan marah kalau kugoda
Sebab pantas kau digoda
Salah sendiri kau manis
Punya wajah teramat manis
Wajar saja kalau kuganggu
Sampai kapan pun kurindu
Lepaskan tawamu, Nona
Agar tak murung dunia
Bait di atas menyuguhkan normalisasi cat calling dan tindak pelecehan seksual. Subjek dalam lagu ini tentunya perempuan. Perempuan dilarang untuk marah bila digoda oleh laki-laki. Lirik salah sendiri kau manis, punya wajah teramat manis adalah metafora dari perbuatan yang cenderung menyalahkan penampilan perempuan.
Padahal dalam kenyataannya, kasus pelecehan dan kekerasan seksual tidak hanya perempuan alami dengan penampilan menarik atau pakaian mini. Bahkan yang bercadar dan tidak terlihat wajahnya pun bisa menjadi korban. Masih saja yang disalahkan adalah perempuan.
Lirik berikutnya, wajar saja kalau kuganggu menyiratkan bahwa laki-laki punya kekuasaan atau leluasa untuk merenggut daya perempuan. Hal tersebut kita wajarkan, dan kita lenggangkan.
Mata indah bola pingpong
Masihkah kau kosong?
Bolehkah aku membelai
Hidungmu yang aduhai?
Penyebutan bagian tubuh tertentu dan deskripsi yang kurang etis dapat memberikan kesan bahwa lagu ini meremehkan martabat perempuan.
Lagu-lagu yang mencapai popularitas sering kali memiliki dampak besar terhadap pandangan masyarakat. Boleh jadi, yang mendengarkan lagu ini menganggap pelecehan seksual adalah bahan lelucon dan normal-normal saja jika terjadi.
Kesenjangan antara citra Iwan Fals sebagai penyanyi sosial, dan pesan lirik dalam lagu ini menunjukkan pentingnya kritisisme terhadap karya seni. Karena bisa saja secara tidak sadar kita mendukung atau merendahkan kelompok tertentu lewat karya seni.
Bagaimana menurutmu? []