• Login
  • Register
Kamis, 3 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Pandangan Al-Ghazali kepada Orang yang Gemar Menyesatkan dan Mengkafirkan

Orang yang berpandangan bahwa kafir adalah orang yang menolak atau bahkan menentang doktrin mazhab Asyari, Mu'tazilah, Hanbali atau mazhab yang lain, hal itu merupakan suatu kebodohan yang nyata

Redaksi Redaksi
25/04/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
al-Ghazali

al-Ghazali

38
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam buku ini al-Ghazali, mengatakan bahwa mereka yang gemar menyesatkan dan mengkafirkan orang lain atau golongan lain adalah orang-orang yang terbelenggu dalam sistem berpikir “taqlid” (mengekor) kepada kelompoknya atau pandangan mazhabnya secara buta.

Mereka gemar sekali mengklaim kebenaran pandangannya sendiri atau pandangan guru dan mazhabnya sebagai paling benar dan paling islami. Sementara pandangan atau kelompok lain dianggap salah, sesat atau kafir.

Hal ini adalah cara pandang fanatik buta. Sikap ini kerap membuat seseorang menutup mata dari pandangan, pendapat atau pikiran orang lain. Hingga yang bersangkutan tak lagi mau mempelajari atau mempertimbangkan pandangan pihak lain berikut seluruh argumentasinya.

Dalam kondisi tertentu seseorang yang terjangkiti fanatisme akan memperbolehkan diri dan kelompoknya untuk mengeluarkan pandangan dalam persoalan tersebut.

Imam Al-Ghazali kemudian menghimbau mereka agar melepaskan diri dari belenggu yang menjerat itu. Dia mengatakan:

Baca Juga:

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

Aurat Menurut Pandangan Ahli Fiqh

Makna Hijab Menurut Pandangan Ahli Fiqh

Urgensi Fikih Haji Perempuan dalam Pandangan Nyai Badriyah Fayumi

“Orang yang berpandangan bahwa kafir adalah orang yang menolak atau bahkan menentang doktrin mazhab Asyari, Mu’tazilah, Hanbali atau mazhab yang lain, hal itu merupakan suatu kebodohan yang nyata dan kebutaan pikiran yang akut.”

Di halaman lain al-Ghazali mengkritik sejumlah teolog (mutakallimin) yang mengkafirkan masyarakat umum (‘awim) hanya karena mereka tidak memahami ilmu kalam (teologi) atau hanya karena mereka tidak mengetahui dalil-dalil agama secara detail (tafshiliy) sebagaimana pengetahuan para teolog (ahli ilmu kalam).

Menurut al-Ghazali, mereka adalah orang-orang yang telah membatasi rahmat Tuhan yang sungguh-sungguh maha luas dan dianugerahkan untuk semua makhluk-Nya. Keimanan seseorang tidak harus tergantung pada pengetahuan ilmu kalam.

Bahkan, menurutnya banyak cara dan jalan yang bisa dan sah dilakukan orang untuk bisa meyakini adanya Tuhan. Surga tidak bisa diklaim hanya sebagai milik kaum teolog.

Semua orang, menurut al-Ghazali, berhak mendapatkannya. Seorang penggembala unta yang bodoh dan muallaf (baru masuk Islam). Sekalipun, dia tahu bahwa Tuhan ada, dan karena itu dia berhak mendapat kasih Tuhan. []

Tags: Al GhazaligemarMengkafirkanMenyesatkanorangpandangan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Boys Don’t Cry

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

2 Juli 2025
Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID