Mubadalah.id. –Sandwich generation tidak boleh asal-asalan dalam menjalani hidup, termasuk dalam hal finansial sampai pada memilih pasangan hidup.
Istilah Sandwich generation sendiri memiliki pengertian, para orang dewasa yang harus menanggup hidup dirinya sendiri, orang tua dan anaknya di kemudian hari. Beban berat yang ada di ini mengharuskan, bahkan mewajibkan mereka untuk ketat mengatur pengeluaran. Termasuk juga selektif dalam memilih pasangan.
Sandwich Generation sudah tidak lagi mudah teriming-iming dengan tayangan penuh romansa seperti postingan lamaran artis atau selebgram, atau juga tayangan pernikahan para artis yang hanya menampilkan ke-uwu-an di televisi.
Dalam benak Sandwich generation ini haruslah lebih matang dalam mengambil keputusan, termasuk pula untuk tidak mudah memutuskan menikah tanpa adanya kesiapan psikologis dan finansial.
Kegagalan dalam pernikahan tentu hal yang harus dihindari. Apalagi terbukti dengan data bahwa banyaknya kasus perceraian terjadi karena masalah financial yang melatar belakangi.
Bagi generasi Sandwich masalah finansial dalam rumahtangga bisa saja terjadi karena salah dalam memilih pasangan di awal. Lantas bagaimana agar para generasi Sandwich terhindar dari kegagalan-kegagalan yang mungkin terjadi?
Memilih Pasangan yang Setara
Menyimpulkan dari podcast pada channel Youtube The Overpost pada 25 Mei 2024 kemarin, Penulis memahami bahwa dalam rumahtangga yang sehat harus bermodal dengan memilih pasangan yang setara. Kesetaraan ini bukanlah omong kosong belaka, karena Islam juga menganjurkan agar memilih pasangan yang sekufu (setara). Mengapa demikian?
Dalam podcast yang menampilkan pasangan suami istri tersebut memberikan pertanyaan kepada Claudya. Sebagai seorang istri, Claudya mendapat pertanyaan mengapa dia mau memilih Samuel menjadi suaminya?.
Claudya menjawab “bahwa di awal ia telah membicarakannya dengan suami (Samuel), jika saat itu ia sedang membiayai sekolah kedua adiknya dan juga harus menjadi tulang punggung keluarga, karena ayahnya yang pailit dengan kondisi sertifikat rumah yang sudah tergadaikan.”
Selain menjelaskan kondisinya di awal, Claudya juga menyampaikan “bahwa ia akan tetap bekerja meskipun sudah menikah, sehingga ketika memutuskan untuk menikaah dengan Samuel, ia tidak pernah punya bayangan ingin menjadi istri orang kaya, namun ia berharap bisa berproses bersama suami untuk sama-sama mencapai goals-nya.”
Ya, Claudya adalah salah satu Sandwich generation yang harus mensupport orang tua dan adik-adiknya. Sebelum pada akhirnya juga harus men-support keluarga kecilnya sendiri bersama suami setelah menikah.
Cerita tadi menggambarkan bagaimana perjalanan Sandwich generation menjalani kehidupan rumah tangga. Sejak awal antara satu sama lain saling terbuka agar perjalanan rumahtangga nantinya akan lebih bisa terarah, karena satu sama lain sudah saling memahami.
Semua itu berlandaskan asas kesalingan, sebagaimana dalam konsep mubadalah yang mengajarkan pentingnya relasi kesalingan agar mencapai kebahagiaan.
Tips Financial Freeddom Ala Sandwich Generation
Keterbukaan di awal sangatlah penting. Apalagi ketika nantinya keadaan ekonomi sedang tidak stabil, maka problem yang muncul akan lebih bisa tertangani dengan baik. Hal tersebut hanya akan bisa tercapai jika pasangan kita adalah sosok pasangan yang setara.
Setara bukan melulu harus sama kaya. Namun juga setara dalam hal cara pandang, dan bagaimana sikapnya terhadap realitas kehidupan yang tentu hanya ada pada orang yang memiliki value yang setara. Tidak membuat kita mendongak karena merasa di bawahnya, dan juga tidak mengerdilkannya karena pasangan kita berada di bawah kita.
Ketika masing-masing sudah saling terbuka, maka tidak akan ada dinding penghalang yang seringkali menimbulkan kesalah pahaman karena masih ada yang ditutup-tutupi. Puncaknya setiap pasangan bisa mencapai financial freedom atau kebebasan finansial bersama meskipun di usia yang muda.
Financial freedom bisa diraih apabila tiap pasangan bekerjasama untuk mencapainya. Kembali lagi bahwa kesalingan atau mubadalah lah kuncinya.
Usaha yang bisa dilakukan bisa dengan bekerja, berhemat dan berinvestasi secara bersama-sama. Satu sama lain memahami keinginan pasangan dan cukup untuk saling membahagiakan pasangan tanpa perlu dan memperdulikan apakah orang lain terkesan. []