Mubadalah.id – Budaya Indonesia yang tidak diasumsikan sebagai budaya Islam memiliki kearifan yang sangat islami. Misalnya, sikap menghargai perempuan. Budaya Indonesia memungkinkan laki-laki dan perempuan saling bekerja sama, baik di rumah maupun di tempat kerja.
Demikian halnya budaya Indonesia yang tidak diasumsikan modern pun memiliki nilai yang sejalan dengan modernitas. Misalnya, tradisi musyawarah yang menjadi hal penting dalam konsep demokrasi modern.
Sampai di sini kita dapat menyimpulkan bahwa budaya Arab tidak selalu mempresentasikan Islam, sebagaimana budaya Barat tidak selalu merepresentasikan kemodernan. Sebaliknya, budaya Indonesia bisa merepresentasikan budaya Islam dan budaya modern.
Budaya Islam dan budaya modern sesungguhnya dapat dipahami sebagai budaya yang membangun sikap memanusiakan setiap manusia dengan segala keunikannya.
Dalam QS. al-Hujurat, Allah Swt. menyuruh umat manusia untuk menghormati perbedaan jenis kelamin, suku, dan bangsa dengan cara saling mengenal.
Ayat ini juga menegaskan bahwa Allah Swt tidak mau mengistimewakan jenis kelamin, suku, dan bangsa apa pun, karena semuanya sama di hadapan Allah Swt. dan yang membedakan mereka hanyalah ketakwaan.
Ayat di atas menjadi dasar bahwa jati diri seorang Muslim adalah ketakwaan, yakni sikap konsisten untuk beriman kepada Allah Swt. dan berbuat kebaikan pada makhluk-Nya. Perempuan Muslim modern tidak perlu kearab-araban maupun kebarat-baratan.
Mereka bisa tetap 100% Indonesia lahir batin sepanjang memelihara ketakwaannya. Indikasinya adalah menggunakan kemampuan pancaindra, hati, dan akal secara bertanggung jawab. Sehingga mampu memelihara hubungan dengan Allah Swt sebagai hamba yang baik, juga mampu memelihara hubungan dengan makhluk-Nya sebagai khalifah fil ardh dengan baik. []