• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

2 Cara Menyikapi Perbedaan

Perbedaan dipandang secara positif dan sinergis sebagai modal sosial untuk maju bersama

Redaksi Redaksi
01/01/2025
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Menyikapi Perbedaan

Menyikapi Perbedaan

22
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Menyikapi perbedaan juga penting. Allah Swt meminta manusia untuk saling mengenali (ta’aruf) terutama pada perbedaan yang dimiliki oleh sesama manusia.

Mubadalah.id – Perbedaan itu sunnatullah, baik perbedaan antarmanusia, maupun manusia dengan makhluk lainnya. Perbedaan itu selalu ada di setiap manusia. Mengingat persamaan di antara yang berbeda itu penting. Misalnya berbeda tapi sama-sama Muslim, sama-sama bangsa Indonesia, dan sama-sama manusia.

Bahkan sama-sama makhluk Allah Swt. Mengingat persamaan ini membantu kita untuk bersaudara karena agama, negara, atau karena kedirian yang sama.

Namun, menyikapi perbedaan juga penting. Allah Swt meminta manusia untuk saling mengenali (ta’aruf) terutama pada perbedaan yang dimiliki oleh sesama manusia.

Misalnya perbedaan jenis kelamin, bangsa, dan suku. Kita diminta untuk mengenali perbedaan. Mengapa? Barangkali ini jawabnya: Tak kenal, maka tak sayang. Tak sayang tentu bisa berkembang menjadi benci dan bisa melahirkan pertikaian. Setidaknya ada dua cara dalam menyikapi perbedaan:

Baca Juga:

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

Mengenal Perbedaan Laki-laki dan Perempuan secara Kodrati

Tafsir dan Ta’wil dalam Menyikapi Isu Gender

Perbedaan Laki-laki dan Perempuan harus Diapresiasi

Pertama, perbedaan dipandang secara negatif dan dikotomi sebagai sumber konflik, sehingga sebisa mungkin dilupakan. Kita diajak fokus pada persamaan, Sikap ini lama-lama berkembang menjadi penyeragaman, Kelompok sosial terkuat menjadi standar.

Kelompok sosial lainnya mesti menyesuaikan diri alias penyeragaman. Tidak jarang proses penyeragaman ini sampai tahap pemaksaan. Lahirlah ketidakadilan, perlawanan, dan konflik. Jadi, bukan perbedaan tapi cara menyikapi perbedaanlah yang menjadi sumber konflik.

Kedua, perbedaan dipandang secara positif dan sinergis sebagai modal sosial untuk maju bersama. Perintah Allah Swt untuk ta’aruf antarmanusia dapat kita terapkan dengan ikhtiar mengenali persamaan sekaligus perbedaan satu kelompok dengan kelompok lainnya.

Ikhtiar mengenali perbedaan ini kita lakukan bukan dalam semangat mendiskriminasi. Melainkan semangat untuk saling menguatkan.

Karena perbedaan sosial menjadi modal sosial untuk maju bersama. Bahkan setiap kelompok sosial sama-sama kita dorong untuk aktif mewujudkan kemaslahatan bersama melalui modal sosial masing-masing.

Sebaliknya, mereka tidak boleh menggunakan modal sosial masing-masing yang berakibat mafsadah bagi lainnya, meskipun maslahat bagi kelompoknya. []

Tags: CaraMenyikapiperbedaan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Kritik Asma Barlas

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Batas Aurat

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Masyarakat Adat

    Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID