Mubadalah.id – Manusia diciptakan dengan keunggulan yang luar biasa dibandingkan makhluk lainnya. Namun, di balik keunggulan itu, ada tanggung jawab besar yang seringkali dilupakan, yaitu sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Untuk tugas ini, manusia telah Tuhan berikan berbagai potensi di antaranya kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, hingga potensi kemampuan fisik. Semakin besar kemampuan yang dapat manusia kembangkan, maka semakin besar pula tanggung jawab yang harus ia tunaikan.
Tidak ada makhluk yang mendapat bekal potensi selengkap ini. Sehingga hanya manusia menjadi satu-satunya makhluk yang Tuhan beri tugas menjadi khalifah. Mandat menjadi khalifah di muka bumi ini Allah tegaskan, bukan tanpa tantangan.
Karena Malaikat pun mempertanyakan kesanggupan manusia yang memiliki kecenderungan serakah dan mudah berkonflik hingga menumpahkan darah. Sebagaimana tersurat dalam surat al-Baqarah: 30:
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةًۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ ٣٠
Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. al-Baqarah ayat 30)
Dari pertanyaan malaikat tentang kesanggupan manusia mengemban tugas tersurat pada ayat tersebut, secara tidak langsung. Tetapi sangat jelas menunjukkan potensi kelemahan manusia dapat menggagalkan tanggung jawab besar yang harus ia tunaikan.
Hal ini menjadi peringatan bahwa selain potensi unggul yang manusia miliki. Ia juga harus mewaspadai kelemahannya yang berbahaya, yaitu potensi bersikap rakus sehingga dapat berbuat kerusakan.
Lebih dari itu, manusia juga memiliki potensi nafsu angkara murka yang dapat menyulut konflik hingga pertumpahan darah. []











































