• Login
  • Register
Jumat, 11 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Buku Fiqh Perempuan: Kekerasan Terhadap Perempuan itu Tidak Islami

KH. Husein Muhammad menyampaikan, bahwa Islam sama sekali tidak membenarkan umatnya melakukan kekerasan kepada siapa pun dan dengan alasan apapun.

Miranti Miranti
31/10/2023
in Buku
0
Husein Muhammad

Husein Muhammad

745
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Judul buku : Fiqih Perempuan
Penulis : KH. Husein Muhammad
Penerbit : IRCiSoD
Cetakan lV : Desember 2021

Mubadalah.id – Pertama kali membaca buku Fiqh Perempuan karya KH. Husein Muhammad saya langsung tertarik dengan daftar isi tema tentang mengapa perempuan.

Setelah saya buka, di bagian ini ternyata beliau membongkar bagaimana sebetulnya kekerasan terhadap perempuan itu terjadi, apakah memang dari ajaran Islam atau bukan.

Setelah membaca dengan penuh khidmat, saya berpendapat bahwa sebetulnya Islam sama sekali tidak pernah mengajarkan kekerasan. Justru sebaliknya, kekerasan, penganiayaan, penghinaan, pelecehan dan jenisnya sama sekali tidak dibenarkan oleh Islam. Baik dilakukan oleh laki-laki pada perempuan, atau pun sebaliknya.

Di sisi lain, segala jenis kekerasan yang di atas merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Bahkan Allah dalam firmannya telah menyatakan dengan tegas bahwa menghina sesama manusia itu merupakan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini Allah sampaikan dalam QS. al-Hujurat ayat 11 yang berbunyi:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

Baca Juga:

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

Hingga Saat Ini Perempuan Masih Dipandang sebagai Fitnah

Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

Artinya: “Hai orang-orang beriman, janganlah suatu kaum menghina kaum yang lain, karena boleh jadi mereka yang dihina justeru lebih baik dari mereka yang menghina. Dan janganlah kaum perempuan menghina kaum perempuan yang lain, karena boleh jadi kaum perempuan yang dihina justeru lebbib baik dari kaum perempuan yang menghina.” (QS. al-Hujurat: 11).

Jika dimaknai secara Mubadalah, ayat ini sebenarnya merupakan perintah Allah pada laki-laki dan perempuan untuk tidak saling menghina satu sama lain. Selain itu, teks di atas bisa juga kita maknai sebagai pengingat bahwa menghina saja sudah dilarang oleh Allah, apalagi sampai melakukan kekerasan, menyakiti, memukul dan yang lainnya.

Bukan Ajaran Islam

Dengan begitu kekerasan terhadap perempuan itu sama sekali tidak islami. Sekalipun pelakunya menggunakan legitimasi agama. Sebab sudah jelas KH. Husein Muhammad menyampaikan, bahwa Islam sama sekali tidak membenarkan umatnya melakukan kekerasan kepada siapa pun dan dengan alasan apapun.

Mengapa Kekerasan Tetap Terjadi?

Setelah menyelami bagian pembuka tersebut, saya jadi berpikir lalu mengapa kekerasan terhadap perempuan sampai saat ini masih terus terjadi?

Bahkan Komnas Perempuan dalam Catatan Tahun 2022 menyebutkan bahwa ada sekitar 299.911 kasus kekerasan yang terjadi perempuan. Baik kekerasan berbasis gender online, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual, perkosaan dan yang lainnya.

Saya yakin data di atas hanya sebagian kecil saja, sebab ada banyak perempuan korban kekerasan yang justru takut untuk melapor sehingga kasusnya tidak tercatat dan tertangani. Di sisi lain, stigma dan sikap menyudutkan korban juga seringkali menjadi penghambat korban untuk mau speak up.

Dalam merespon realitas seperti ini KH. Husein Muhammad dalam buku Fiqh Perempuan mengajak kita untuk berefleksi tentang mengapa semua itu masih menjadi PR besar bagi kita semua.

Dalam pemaparannya KH. Husein Muhammad menyebutkan bahwa kekerasan terus muncul dan terjadi pada perempuan karena adanya kekuasaan yang tidak bermoral. Pada kekuasaan jenis ini, kekerasan seringkali dimanifestasikan dan seakan-akan boleh.

Sehingga dalam bentuk kekerasan terhadap perempuan, kita bisa melihat bahwa kekuasaan laki-laki terhadap perempuan yang bukan berdasarkan atas prinsip moral dan hak asasi manusia, akan sangat mungkin menggunakan kekerasan.

Minimnya Pengetahuan Masyarakat

Di sisi lain, di Indonesia, khususnya wilayah-wilayah yang sulit kita jangkau, masih banyak masyarakat yang belum paham soal makna kesetaraan. Hal ini karena budaya yang sudah mengakar kuat dan sulitnya akses pendidikan. Jika pun ada, sistem pendidikan tersebut seringkali masih bias gender.

Sehingga mitos dan pengetahuan tentang kesetaraan sangat sulit mereka pahami dan praktikkan. Alhasil, laki-laki akan terus mereka anggap sebagai manusia yang memiliki kuasa, sedangkan perempuan selamanya akan mereka anggap sebagai manusia lemah dan tidak berdaya.

Oleh karena itu, seperti yang KH. Husein Muhammad sampaikan bahwa kita harus sama-sama bekerja keras dalam melakukan perubahan pada sistem budaya yang bias gender tersebut. Hal ini harus semua pihak lakukan, baik masyarakat umum, pemimpin agama dan pemerintah.

Jangan sampai kita mengaku beragama tapi membiarkan perempuan mendapatkan kekerasan, jangan sampai kita ngaku bernegara. Tapi tidak berbuat apa-apa ketika ada korban kekerasan dan jangan sampai kita mengaku bersaudara sebagai manusia. Tapi kita abai pada hak-hak sesama manusia. []

Tags: bukufiqh perempuanislamikekerasanperempuan
Miranti

Miranti

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Perempuan Lebih Religius

Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

9 Juli 2025
Ancaman Intoleransi

Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

5 Juli 2025
Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

4 Juli 2025
Fiqh Al-Usrah

Fiqh Al-Usrah Menjembatani Teks Keislaman Klasik dan Realitas Kehidupan

28 Juni 2025
Novel Cantik itu Luka

Novel Cantik itu Luka; Luka yang Diwariskan dan Doa yang Tak Sempat Dibisikkan

27 Juni 2025
Fiqhul Usrah

Fiqhul Usrah: Menanamkan Akhlak Mulia untuk Membangun Keluarga Samawa

25 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kopi yang Terlambat

    Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sudahkah Etis Jokes atau Humor Kepada Difabel? Sebuah Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kuasa Suami atas Tubuh Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji
  • Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah
  • Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan
  • Berkeluarga adalah Sarana Menjaga Martabat dan Kehormatan Manusia
  • Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID