Mubadalah.id – Disabilitas merupakan salah satu kelompok rentan dalam bencana alam. Mitigasi yang ada masih mengungkap kurangnya inklusivitas terhadap penyandang disabilitas. Inilah saatnya jurnalisme empati mengambil peran.
Bencana Alam
Perubahan iklim membawa dampak besar bagi keseimbangan alam. Cuaca ekstrim, banjir bandang, longsor, dan bencana lain yang terjadi di berbagai daerah Indonesia dan belahan dunia merupakan pesan bahwa bumi tidak baik-baik saja.
Melebihi itu, bencana merupakan implikasi dari eksploitasi alam yang berlebihan oleh manusia. Alam dieksploitasi untuk banyak kepentingan industri dan seringkali di tempat di mana penduduk asli justru tidak menikmatinya. Akibatnya, penduduk asli tersebut lah yang paling terdampak bencana alam.
Dan dalam setiap bencana, ada kelompok rentan yang selalu menjadi korban utamanya; anak kecil, lansia, perempuan, dan penyandang disabilitas.
Disabilitas memiliki tantangan berlapis dalam menghadapi bencana. Kondisi khusus dalam diri disabilitas terkadang menjadikan mereka tidak dapat mengevakuasi diri sendiri. Informasi darurat yang tidak aksesibel juga menjadikan mereka tidak dapat bersiap lebih awal.
Lisala Folau adalah penyandang disabilitas di Tonga yang selamat dari tsunami. Ia terseret ke laut dan bertahan hanya dengan mengandalkan tangannya karena ia seorang tuna daksa. Selama 27 jam, ia terombang-ambing di laut.
Tsunami Aceh adalah bencana lain yang menyebabkan Teman Tuli terlambat menyelamatkan diri karena mereka tidak dapat mendengar sirine peringatan darurat dan juga disabilitas netra yang tidak selamat karena jalur evakuasi yang tidak aksesibel.
Ini hanyalah beberapa contoh betapa rentannya disabilitas ketika bencana alam terjadi. CEO New Disable South, Dom Kelly, menyatakan bahwa berdasarkan penelitian, penyandang disabilitas empat kali lebih mungkin untuk mati dalam bencana alam. Bagaimana peran jurnalisme dapat membantu mereka?
Jurnalisme Empati
Dalam beberapa catatan, disabilitas disebut sebagai orang-orang yang terlupakan dalam bencana. Disabilitas terdampak bencana masih minim peliputan.
Anita Dhewi – Direktur Khusus Konde.co – dalam konsolidasi penulis Akademi Mubadalah (27/11/2025) menyatakan bahwa peliputan isu disabilitas adalah hal penting sebagai representasi kelompok marginal.
Peliputan disabilitas tidak hanya berhenti pada persoalan representasi semata. Tetapi ia harus bersamaan dengan penggunaan bahasa inklusif dalam pemilihan diksi serta informasi aksesibel dalam penerbitannya.
Dalam proses peliputan tersebut, Anita juga menekankan pentingnya empati. Jurnalisme empati, menurutnya, merupakan upaya mendengar dan memahami sudut pandang agar terbentuk berita yang subyektif tentang disabilitas.
Anita mengutip Lauern Kessler dalam menjelaskan jurnalisme empati tersebut:
“Kita mengerjakan penelitian setelah riset yang tekun, tetapi kita tidak mendekati subjek kita seolah-olah kita adalah ahlinya. Merekalah ahlinya. Pengakuan itu merupakan bagian dari praktik empati.”
Pada tahapan selanjutnya, jurnalisme empati perlu menyalurkan suara disabilitas kepada khalayak umum dengan tujuan mengedukasi, membuka kesadaran, dan juga mengadvokasi agar hak-hak disabilitas dalam mitigasi bencana terpenuhi.
Dari jurnalisme empati inilah kemudian akan terbentuk jurnalisme yang inklusif. Karena media beralih dari pemberitaan yang menyebutkan angka saja menjadi media yang merangkul setiap suara, termasuk suara kelompok marginal.
Jurnalisme empati ini sudah saatnya kita terapkan dalam aktivitasi digital kita – di mana kita semua dapat memberitakan apa pun secara bebas dan tanpa batas. Kebebasan ini membawa konsekuensi tersendiri, salah satunya, betapa mudahnya kita beropini tanpa filter di media sosial.
Pendekatan empati ini menuntut kehati-hatian, kepekaan, dan kemauan untuk melihat orang lain dengan setara – apa pun latar belakangnya.
Sementara itu, dalam bencana, kelompok paling rentan sudah semestinya menjadi yang paling didengarkan. Oleh karenanya, jurnalisme empati bukan sekadar pilihan, tetapi kebutuhan etis untuk menuju jurnalisme inklusif dan berkeadilan. []












































