Mubadalah.id – Keluarga dalam konsep KMaN (Keluarga Maslahah An-Nahdliyyah) mesti dikelola sejalan dengan kemaslahatan umum (inklusif), baik secara internal meliputi kemaslahatan seluruh anggota keluarga sendiri tanpa kecuali. Dan secara eksternal meliputi kemaslahatan keluarga-keluarga lain seluasnya, atas dasar iman pada Allah sebagai satu-satunya Tuhan.
Ikhtiar ini adalah sebuah proses panjang seiring dengan proses menjadi muslim/muslimah secara menyeluruh (kaffah) yang juga berlangsung seumur hidup.
Posisi tertinggi atau ujung proses menjadi seorang muslim/muslimah adalah takwa pada Allah yang salah satu syaratnya adalah bersikap adil pada sesama makhluk Allah Swt. Sebagaimana dalam QS. al-Hujurat ayat 13 :
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian terdiri dari laki-laki dan seorang perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Mahatahu lagi Mahateliti. (QS. al-Hujurat ayat 13)
Ayat
Dalam ayat lain Allah Swt menegaskan:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penegak (kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil. Janganlah kebencian kalian terhadap suatu kaum mendorong kalian untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kalian kerjakan. (QS. al-Maidah ayat 8)
Dua ayat di atas menunjukkan bahwa takwa pada Allah mensyaratkan bersikap adil pada sesama hamba Allah. Khususnya hamba Allah yang lemah (duafa) maupun dilemahkan (mustad’afin).
Bahkan QS. al-Maidah ayat 8 di atas mengisyaratkan bahwa salah satu ujian ketakwaan yang berat adalah kemampuan tetap bersikap adil pada orang-orang yang kita benci.
Hamba Allah yang lemah maupun dilemahkan adalah mereka yang rentan mengalami stigma (cap buruk) karena kebencian pihak kuat. Kemampuan bersikap adil, khususnya pada pihak-pihak lemah maupun dilemahkan dalam keluarga adalah juga menjadi ciri keluarga yang bertakwa atau keluarga Islam atau KMaN. []