• Login
  • Register
Selasa, 28 November 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Pendidikan Berkeadilan Tanpa Diskriminasi

Mubadalah Mubadalah
13/07/2021
in Kolom
0
pendidikan berkeadilan

pendidikan berkeadilan

30
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pendidikan merupakan sebuah konsep pembentukan watak dan perilaku manusia, yang merupakan proses panjang semenjak kelahiran manusia (bahkan sebelumnya) hingga kembalinya keharibaan Tuhan. Oleh karena itu, dalam melalui proses pendidikan ini, Allah swt. telah mengaruniakan kepada manusia fitrah hanif, yaitu kecenderungan pada kebenaran, kebaikan, dan keindahan. Karenanya hakikat manusia adalah fitrah itu sendiri. Konstruksi sosial lah yang akan menentukan warna berikutnya. Konstruksi sosial itu bisa berupa pandangan orang tua atau lingkungan keagamaan berikut penafsirannya. Sabda Nabi yang artinya: “Setiap bayi yang dilahirkan itu berada pada kondisi fitrah, suci, maka kedua orang tuanyalah yang membentuknya menjadi seorang Yahudi, Nasrani, atau Majusi” (HR. Muslim). Bagaimanakah maksud pendidikan berkeadilan yang tanpa diskriminasi?

Ada beberapa pandangan Islam yang menyatakan bahwa di dalam proses sosialisasi nilai itu, seorang perempuan (ibu) memiliki posisi yang dominan dalam membentuk kepribadian seseorang. Seorang ibu dipandang sebagai sekolah pertama dan utama, al-ummahatu madrasatun kubra. Selain memiliki peran sangat signifikan dalam proses sosialisasi nilai, seorang perempuan juga dipandang sebagai aktor penting dalam pengasuhan anak. Konsekuensinya, seorang ibu berhak untuk mendapatkan reward sebagai orang pertama yang layak untuk dihormati. Namun ironisnya, semangat penghargaan seperti itu justru menjadi bumerang ketika terjadi di lapangan. Alquran dan Hadis yang memiliki nuansa respectful (penghargaan tinggi) terhadap kaum perempuan, justru seolah melegitimasi praktik-praktik bernuansa ketidakadilan yang muncul dalam ranah keluarga. Lelaki dipandang bertanggungjawab untuk menafkahi keluarga, dan perempuan bertanggungjawab untuk mengatur segala urusan rumah tangga, yang juga meliputi pendidikan anak di rumah, dan hal-hal yang terkait dengan reproduksi dan pengasuhan anak dianggap menjadi tanggung jawab ibu semata. Sehingga bila kesemuanya ini dibebankan pada perempuan, akan membuatnya bekerja hampir tanpa istirahat.

Bicara tentang materi ajar yang disampaikan kepada anak, maka tak akan jauh-jauh dari apa yang dialami orang tuanya. Perempuan akan mereproduksi pengetahuan dan pengalamannya dan mentransformasikannya kepada generasi berikutnya. Bila yang diketahui dan dialaminya adalah berbagai hal yang mengandung nuansa ketidakadilan, secara potensial perempuan juga akan menularkan ketidakadilan itu pada generasi sesudahnya. Perempuan yang menjadi agen pendidikan, yang menanamkan informasi yang kurang tepat mengenai kedudukan laki-laki dan perempuan sangat potensial untuk menanamkan nilai-nilai yang kurang menghargai perempuan. Fenomena ini pernah dikemukakan oleh RA. Kartini dalam suatu suratnya kepada Ny. RM. Abendanon Mandri. Ia menyatakan:

“Bukankah Ni sering, sering sekali mendengar ibunya, bibi-bibinya, kenalan-kenalannya dengan nada mengejek, menghina, mengatakan: “anak-perempuan, ia cuma anak perempuan”. Jadi perempuan sendirilah yang mengajar laki-laki memandang rendah terhadap perempuan. Darah Ni mendidih apabila mendengar orang berbicara tentang anak perempuan dengan nada mengejek dan menghina.”

Dengan demikian, baik lelaki dan perempuan sering kali sama-sama turut andil dalam membangun iklim ketimpangan relasi lelaki dan perempuan, menanamkan pola pendidikan yang diskriminatif antara anak lelaki dan perempuan, akan mengakibatkan mereka mengalami kegagalan dalam mengembangkan potensi kemanusiaannya dan gagal belajar menghargai sesamanya sebagai makhluk Allah swt. yang mulia. Sementara Alquran sendiri mengajarkan kita untuk membangun sikap yang egaliter (setara) antara lelaki dan perempuan dan selalu berorientasi pada achievement (prestasi terbaiknya sebagai manusia) untuk mendapatkan predikat mulia di sisi-Nya (takwa). Ini bisa dibaca di QS. Al-Hujurat: 13.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Mengenal Polusi Budaya di Dunia Pendidikan: Perlunya Penguatan Pendidikan Karakter Sejak Dini
  • Pendidikan dan Diskriminasi Perempuan Disabilitas
  • Siti Rahmani Rauf: Literasi Berbudi Luhur
  • Kiprah Keulamaan Perempuan Nyai Sholichah Wahid

Baca Juga:

Mengenal Polusi Budaya di Dunia Pendidikan: Perlunya Penguatan Pendidikan Karakter Sejak Dini

Pendidikan dan Diskriminasi Perempuan Disabilitas

Siti Rahmani Rauf: Literasi Berbudi Luhur

Kiprah Keulamaan Perempuan Nyai Sholichah Wahid

Pendidikan merupakan hak yang harus diterima oleh setiap muslim. Hakikat penciptaan manusia, juga menjadi sumber inspirasi bagi urgensi pendidikan. Disebutkan dalam Surah Al-‘Alaq: “Iqra’ bismi rabbika alladzi khalaq”, (Bacalah atas nama Tuhanmu Yang Menciptakan). Oleh karena itu tak salah bila Rasulullah saw. bersabda: “Ajarilah anak-anakmu berkuda, berenang, dan memanah”. (HR. Ad-Dailamy). Hadis di atas juga mencerminkan perlunya pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk menghadapi realitas kehidupannya, sehingga perlu diberikan kepada anak lelaki dan perempuan. Bukankah Nabi juga menyampaikan hadis: “Thalabu al-‘ilmi farishatun ‘ala kulli muslimin wa muslimatin”, mencari ilmu itu fardhu (perlu) bagi setiap muslim, laki-laki atau perempuan. (HR. Ibn Majah).

Sumber: Keluarga Sakinah Kesetaraan Relasi Suami Istri (Rahima, 2008).

Tags: pendidikan anakPendidikan berkeadilanPendidikan Karakterpendidikan tanpa diskriminasi
Mubadalah

Mubadalah

Portal Informasi Popular tentang relasi antara perempuan dan laki-laki yang mengarah pada kebahagiaan dan kesalingan dalam perspektif Islam.

Terkait Posts

Kekerasan Seksual

Orang Tua Memiliki Peran Penting dalam Memutus Kekerasan Seksual di Keluarga

28 November 2023
Kekerasan

Bagi Para Korban Kekerasan Seksual, Mari Speak Up dan Jangan Takut untuk Melapor

28 November 2023
Kasus Kekerasan

Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan, Apa yang Harus Kita Lakukan?

28 November 2023
Bojo Jangkrik

Dongeng tentang Bojo Jangkrik

28 November 2023
Menghormati

Nabi Muhammad Saw Pun Menghormati Orang yang Beda Agama

28 November 2023
16 HAKTP

16 HAKTP: Melihat Dampak Kekerasan Terhadap Perempuan

27 November 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mental Healty

    Pentingnya Mental Healty bagi Gen Z di Era Society 5.0

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sering Insecure? Mari Memahami Makna QS At-Tin Ayat 4 Dengan Cermat!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan, Apa yang Harus Kita Lakukan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tadarus Subuh: Rasulullah SAW sebagai al Rahmah al Muhdah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asma Al-Murabit: Perempuan Ulama yang Menuntut Pembebasan Kaum Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Orang Tua Memiliki Peran Penting dalam Memutus Kekerasan Seksual di Keluarga
  • Buku Memori Tubuh Kami: Buramnya Liputan Kekerasan dan Diskriminasi
  • Bagi Para Korban Kekerasan Seksual, Mari Speak Up dan Jangan Takut untuk Melapor
  • Kiprah Komnas Perempuan Selama 25 Tahun Didirikan
  • Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist