Mubadalah.id – Cherbon Feminist bersama Himpunan Mahasiswa Majalengka (HIMAKA) menggelar Sekolah Gender Dasar (SGD) yang diikuti puluhan mahasiswa di Rumah Joglo, Majasem-Karyamulya, Sabtu, 13 April 2019.
Salah satu penggagas SGD, Deri Pramestio mengatakan, kegiatan ini untuk menumbuhkan kesadaran gender kepada para mahasiswa. Karena selama ini, sebagian orang masih menganggap perempuan di posisi atau kelas dua, sedangkan laki-laki kelas pertama.
“(Ini) menjadi perhatian untuk kita di kalangan mahasiswa. Karena kegiatan sekolah gender itu semakin ke sini, semakin masif,” kata Deri panggilan akrabnya, saat ditemui Mubadalahnews.com usai kegiatan.
Ia menilai, perempuan dan laki-laki merupakan makhluk ciptaan Allah yang sama, hanya ketaqwaan saja yang membedakanya. Untuk itu, Deri berharap kedepan perempuan-perempuan di organisasi itu bisa sadar akan peranan dan fungsinya.
“Ketika mereka sudah tahu, sudah paham untuk ranah geraknya. Mereka akan mengeksplore sendiri, menganalisis sendiri. Bagaimana pun peran perempuan itu sangat penting,” ujarnya.
SGD bertajuk memaksimalkan peran perempuan tanpa bias gender itu menghadirkan Founder Cherbon Feminist Nurul Bahrul Ulum S.Sos.
Sementara itu, pengurus Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) IAIN Sykeh Nurjati Cirebon, Thesa Falahiyah Endang mengatakan, SGD telah memberikan pemahaman bahwa peran laki-laki dan perempuan itu sama.
“Saya bisa memahami gender itu seperti apa. Seks itu seperti apa, dan juga memberikan penyadaran peran laki-laki dan perempuan itu bisa sama,” kata Thesa, sapaan akrabnya.
Ia menyatakan, gender itu tidak perlu diributkan ketika adanya keadilan. Menurutnya, gender itu lebih kepada konteks sosial, karena gender itu bisa dirubah ketika sudah memahami kontruksinya.
“Jadi setelah mengetahui materi tadi. Saya sendiri tidak mau diperbudak oleh kontruksi patriakhi. Semoga (saya) bisa menerapkan dalam kehidupan, baik dalam keluarga maupun untuk kedepannya agar bisa lebih baik lagi,” tukasnya. (RUL)