Mubadalah.id – Bumi ini milik Allah. Dialah yang menciptakannya dan Dia pula yang mengaturnya. Realitas kehidupan di bumi memperlihatkan wajah manusia dan alam yang beragam. Semua adalah ‘iyalullah, keluarga Allah. Mereka diciptakan dengan serba keterbatasan dan serba relatif. Hanya Tuhan Yang Maha Absolut. Maka kepada-Nya saja semua menghambakan dan menuhankan diri (beribadah).
Realitas bumi manusia juga menunjukkan selera yang berbeda-beda, memilih pekerjaan dan jalan hidup yang berbeda-beda, serta cara mengabdi kepada Tuhan yang berbeda-beda. Akan tetapi, mereka sepakat menginginkan hidup yang aman, damai, dan nikmat sampai selesai menjalani hidupnya.
Kehidupan yang beragam dan warna-warni tersebut merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri oleh siapa pun, sebagaimana sudah disebut sebelumnya di muka. Nabi Muhammad Saw adalah orang yang sangat dan paling memahami realitas ini.
Karena itu, ketika di Madinah, beliau mengajarkan prinsip-prinsip kehidupan bersama. Prinsip-prinsip itu kemudian tertuang dalam “Piagam Madinah”, yang berisi kontrak sosial antara anggota masyarakatnya yang plural.
Salah satu butir isinya menyatakan: “Orang Islam, Yahudi, dan warga Madinah yang lain, bebas memeluk agama dan keyakinan mereka masing-masing. Mereka dijamin kebebasannya dalam menjalankan ibadah. Tidak seorang pun dibenarkan mencampuri urusan agama orang lain”
“Orang Yahudi yang menandatangani (menyetujui) piagam ini berhak memperoleh pertolongan dan perlindungan serta tidak boleh berbuat zhalim. Orang Yahudi bagi orang Yahudi dan orang Islam bagi orang Islam.”
“Jika di antara mereka berbuat zhalim, itu akan menyengsarakan diri dan keluarganya. Tidak boleh melakukan penindasan. Mereka sama-sama wajib mempertahankan negerinya dari serangan musuh.”
Begitulah, maka ketika kemudian Nabi Saw dan para sahabatnya berangkat menuju Makkah, orang-orang yang bukan Islam juga ikut serta bersamanya. Dan Nabi Saw bersama para sahabatnya berhasil memasuki kota Makkah dengan damai dan tanpa setetes darah pun.
Mereka yang dulu menyakiti dan bersekongkol ingin membunuhnya Nabi biarkan hidup. Bahkan Nabi Saw memproklamasikan kebebasan dan keamanan: “Idzhabu fa antum thulaqa” (Pergilah kalian. Kalian orang-orang yang bebas). []