• Login
  • Register
Senin, 9 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Yu Mas: Mubadalah Adalah Metode Kesalingan Untuk Laki-laki dan Perempuan

Fachrul Misbahudin Fachrul Misbahudin
20/05/2019
in Aktual
0
metode kesalingan untuk laki-laki dan perempuan

metode kesalingan untuk laki-laki dan perempuan

14
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubaadalah.id – Ulama perempuan Cirebon, Ny. Hj. Masriyah Amva menyatakan, mubadalah adalah metode kesalingan untuk laki-laki dan perempuan agar memiliki kesalingan. Baik saling menyayangi, saling menghormati, saling menjunjung, saling menghargai dan saling membahagiakan.

“Saya berharap mubadalah ini ilmu yang abadi dan bermanfaat bagi dunia Islam, khusunya bagi perempuan. Dengan mubadalah ini semoga kita mengerti untuk semakin beriman kepada Allah, semakin mencintai Rasulullah dengan segala keindahan yang di bawanya,” kata Yu Mas panggilan akrabnya, belum lama ini.

Oleh sebab itu, Yu Mas mengingatkan, jika sampai saat ini masih ada yang mempunyai pandangan bahwa dalam Islam, bahwa perempuan tidak boleh sekolah tinggi-tinggi, perempuan tidak boleh menjadi pemimpin, perempuan sebagai makhuk nomer dua, perempuan selalu di salahkan,dan selalu di jadikan manusia yang dirugikan. Maka orang tersebut belum mengerti hakikat tentang ajaran Islam.

“Saya kira itu pandangan dari tradisi sebuah negara yang belum atau kurang menghargai perempuan sebagai manusia yang utuh. Kemudian tradisi itu dibawa kepada negara kita dan tentu ini tidak nyambung karena namanya Islam adalah agama yang indah dan agama yang akan membawa manusia menuju kebahagiaan dan membahagiakan seluruh orang,” jelasnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Kebon Jambu al-Islamy Cirebon itu mengatakan, mubadalah sudah bisa diterima di masyakat Indonesia yang menetap di Belanda, Jerman bahkan di negara-negara lainnya.

Baca Juga:

KDRT Kejahatan yang Menodai Harkat dan Martabat Kemanusiaan

Menolak Lupa, Tragedi Sejarah Kekerasan terhadap Perempuan

Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?

Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

“Tempo hari saya datang ke Belanda dan di sana salah satu penyelenggaranya bercerita kepada saya. Bagaimana di sana mubadalah telah membuat semua orang menjadi bahagia. Bahkan teman saya menyampaikan bahwa materi tentang mubadalah disampaikan sampai dua kali,” ungkapnya.

Ketika di Belanda, di Jerman dan negara lain, lanjut kata dia, minta Kiai Faqih tidak boleh pulang ke Indonesia karena Kiai Faqih bisa membuat semua orang bahagia dengan bermubadalah.

“Teman-teman yang ada di Jerman dan negera lainya melihat teman-teman di Belanda ini bahagia dan memabahagiakan. Akhirnya ikut juga pengen dihadiri oleh yang memberi keberkahan di alam dan di dunia ini oleh Kiai Faqih,” tutupnya. (RUL)

Fachrul Misbahudin

Fachrul Misbahudin

Lebih banyak mendengar, menulis dan membaca.

Terkait Posts

Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

18 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Bersama Ulama dan Guru Perempuan, Bangkitlah Bangsa!

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Iduladha

    Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KDRT Kejahatan yang Menodai Harkat dan Martabat Kemanusiaan
  • Menolak Lupa, Tragedi Sejarah Kekerasan terhadap Perempuan
  • Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?
  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID