Mubadalah.id – Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits, Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA menjelaskan bahwa sakinah, mawaddah dan rahmah atau biasa disingkat samara bukanlah konsep yang statis.
Akan tetapi konsep samara, menurut Nyai Badriyah, suami istri harus terus menerus direaktualisasikan sesuai dinamika zaman dan konteks yang melingkupi.
Realitas kehidupan saat ini, kata dia adalah batu pijak reaktualisasi samara.
Selain itu, Nyai Badriyah juga mengungkapkan, keluarga muslim Indonesia masa kini mengalami realitas kehidupan yang berbeda dengan masa lalu.
Kompetisi hidup yang kian ketat, kemajuan di bidang-bidang yang dulu biasanya hanya laki-laki lakukan, teknologi informasi yang demikian cepat berkembang, merupakan realitas kehidupan yang melahirkan sangat banyak perubahan sosial dan gaya hidup.
Televisi dan teknologi informasi menjadikan anak-anak dan remaja Indonesia dengan cepat menjadi fans penyanyi mancanegara, mulai barat hingga Korea.
Anak seusia TK sudah terampil menggunakan berbagai gadget dengan beragam fitur yang ada. Orang tua yang merupakan produk masa lalu sering merasa terkaget-kaget olehnya.
Maka relasi suami istri kini, Nyai Badriyah mengungkapkan, sebagaimana relasi yang lain, berada di dua dunia. Dunia nyata dan maya.
Pasutri yang berjauhan bisa terhubung setiap saat melalui dunia maya. Sebaliknya, pasutri yang sedang bersama di kamar bisa jadi hidup di dunianya masing-masing dan berhubungan dengan koleganya masing-masing.
Oleh sebab itu, samara adalah anugerah Allah yang mesti terus dijaga diupayakan. Allah-lah yang menciptakan rasa tenang, damai, cinta dan kasih sayang dihati suami istri. (Rul)