• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kisah saat Nabi Saw Menolak Ajakan Menzhalimi Non-Muslim

Persekongkolan jahat untuk menzhalimi manusia, sekalipun bukan beragama Islam, adalah bertentangan ajaran dasar Islam yang rahmatan lil 'alamin dan akhlak mulia Nabi Muhammad Saw

Redaksi Redaksi
23/05/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
399
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Banyak orang Islam yang menganggap bahwa ketika seorang non-Muslim, terutama jika dianggap berada pada pihak musuh, boleh saja berbuat buruk dan zhalim kepadanya.

Anggapan ini juga terjadi pada masa Nabi Muhammad Saw, Bahkan, mereka meminta dukungan nabi terhadap sikap tersebut. Tetapi, nabi menolak dengan tegas dan memberi keteladanan dengan tegas pula untuk tetap bersikap baik dalam relasi sosial dengan yang berbeda agama.

Ada kisah yang tercatat dalam berbagai kitab hadits, terutama dua kitab yang paling otoritatif, Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim. Kisah tentang beberapa orang Islam, karena anggota keluarga mereka terbunuh, menuduh orang-orang Yahudi yang membunuhnya.

Orang Yahudi tidak terima dengan tuduhan itu. Nabi Muhammad Saw. diajak untuk ikut mendukung. Namun, nabi menolak dan memilih untuk membayarkan diat (uang tebusan) seseorang yang terbunuh itu untuk keluarga mereka dari pada harus menjatuhkan hukuman kepada orang-orang Yahudi yang tidak terbukti melakukan pidana tersebut.

Kisah ini diriwayatkan oleh Sahl bin Abu Hatsmah Ra tentang keluarga buyutnya yang hidup pada masa Rasulullah Saw yaitu:

Baca Juga:

Luka di Balik Panggung: Kisah Tragis Para Pemain Sirkus OCI Jadi Korban Eksploitasi

Ragam Bentuk Relasi Nabi Saw bersama Non-Muslim

Nyai Badriyah Fayumi: Nabi Saw Melarang Kekerasan dalam Rumah Tangga

Nabi Saw Mendengar Persoalan Haid, Nifas dan Istihadlah Para Perempuan

Abdullah bin Sahl Ra dan Mahisah bin Sahl Ra yang suatu saat pada masa Nabi Muhammad Sawpergi ke daerah Khaibar yang dihuni oleh orang-orang Yahudi.

Mereka berjalan terpisah, dan tiba-tiba mendapati saudaranya, Abdullah bin Sahl Ra terbunuh. Mahisah bin Sahl Ra terkejut dan langsung menemui dan menuduh orang-orang Yahudi yang tinggal di Khaibar sebagai pelakunya.

“Kalian, pasti, yang membunuh Abdullah,” kata Mahisah bin Sahl Ra menuduh mereka.

“Demi Allah, kami tidak membunuhnya,” jawab orang-orang Yahudi.

Mereka tidak terima dengan tuduhan yang Mahisah bin Sahl Ra lontarkan kepada mereka. Namun, Mahisah bin Sahl Ra. bersikukuh dan pulang ke kabilahnya, menceritakan kejadian tersebut, dan keyakinannya bahwa yang membunuh adalah orang-orang Yahudi Khaibar.

Saat Orang Yahudi Menemui Nabi

Keluarga Mahisah bin Sahl Ra datang menemui Nabi Muhammad Saw meminta dukungan agar nabi menekan orang-orang Yahudi Khaibar.

Awalnya, nabi percaya, dan menyatakan, “Mereka orang Yahudi harus menebus (uang diat) atas kematian anggota keluarga kalian, atau mereka harus siap berperang dengan kami (karena melanggar perjanjian damai untuk tidak membunuh).” Ini nabi ungkapkan kepada keluarga Mahisah bin Sahl Ra. ketika datang menghadap beliau.

Lalu, Nabi Muhammad Saw mengirimkan surat kepada orang-orang Yahudi di Khaibar dengan memberi dua pilihan tersebut bayar tebusan atau berperang. Orang-orang Yahudi membalas surat nabi dengan menyatakan: “Demi Allah, kami tidak membunuhnya.”

Membaca surat berisi sumpah orang-orang Yahudi itu, Nabi Muhammad Saw bersabda kepada keluarga Mahisah bin Sahl Ra yang menuntut darah Abdullah bin Sahl Ra “Apakah kalian bersedia bersumpah 50 kali bahwa kalian yakin yang membunuh Abdullah bin Sahl adalah orang-orang Yahudi Khaibar, agar kalian berhak menuntut balas darahnya?”

“Tidak bersedia, wahai Rasul,” jawab mereka.

“Kalau begitu, aku akan meminta orang-orang Yahudi untuk bersumpah 50 kali bahwa mereka tidak membunuhnya sehingga mereka akan terbebas dari tebusan dan hukuman yang menjadi tuntutan kalian,” sabda Nabi Muhammad Saw.

“Tetapi, mereka bukan Muslim. Tidakkah sumpah mereka bisa kita terima? ” tanya keluarga Mahisah bin Sahl Ra.

“Ya, sumpah mereka saya terima, dan mereka terbebas dari tuntutan kalian,” jawab nabi.

Nabi Muhammad Saw kemudian memilih untuk membayar sendiri uang tebusan darah (diat) Abdullah bin Sahl Ra yang terbunuh itu, bukan dengan membebankan kepada orang-orang Yahudi yang tidak bersalah tersebut.

Hal ini tidak lain agar tidak terjadi kezhaliman kepada orang-orang non-Muslim. Sekalipun dan tidak terjadi perang antara umat Islam dan orang Yahudi karena alasan yang tidak jelas.

Rujukan Kisah

Kisah ini bisa kita temukan kitab-kitab hadits utama umat Islam, seperti Shahih al-Bukhari (hadits nomor 7279), Shahih Muslim (hadits nomor 4438 dan 4441), dan Sunan Abu Dawud (hadits nomor 4523).

Kemudian, Sunan an-Nasa’i (hadits nomor 4727, 4728, 4733, dan 4735), Sunan Ibnu Majah, (hadits nomor 2779), dan Al-Muwatta’ (hadits nomor 1599 dan 1600).

Demikianlah, kisah orang-orang Yahudi, yang sering kita sebut sebagai orang-orang yang paling kasar kepada umat Islam.

Namun demikian, Nabi Muhammad Saw tidak bersedia bersekongkol secara jahat untuk menzhalimi mereka.

Persekongkolan jahat untuk menzhalimi manusia. Sekalipun bukan beragama Islam, adalah bertentangan ajaran dasar Islam yang rahmatan lil ‘alamin dan akhlak mulia Nabi Muhammad Saw. []

Tags: ajakankisahmenolakMenzhalimiNabi Sawnon muslim
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Azl dilarang

Pengertian dan Hadits Larangan Melakukan Azl

21 Mei 2025
Dalam Hadits

KB dalam Hadits

21 Mei 2025
Menyusui Anak

Menyusui Anak dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan
  • Pengertian dan Hadits Larangan Melakukan Azl
  • Rahasia Tetap Berpikir Positif Setiap Hari, Meski Dunia Tak Bersahabat
  • KB dalam Hadits
  • Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version