Mubadalah.id – Islam sudah sempurna melalui al-Qur’an dan hadits. Tetapi, kerja-kerja penyempurnaan, atau mengembalikan kepada yang sempurna, masih belum selesai.
Hal itu akan terus berkesinambungan tanpa henti, termasuk saat sekarang, karena manusia memiliki kehidupan yang dinamis dan bercampur dengan berbagai kepentingan, kebutuhan, dan keinginan.
Sayangnya, seringkali yang lebih banyak diakomodasi adalah kebutuhan, kepentingan, dan keinginan laki-laki. (Baca juga: Prinsip Mu’asyarah Bil Ma’ruf Dalam Perspektif Mubadalah)
Sehingga, Islam yang sudah sempurna yang rahmatnya menyeluruh untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, lalu terekspos sedemikian rupa, seakan rahmat Islam itu hanya untuk laki-laki.
Di sinilah pentingnya kerja-kerja dakwah penyempurnaan saat ini, atau dakwah mengembalikan kepada Islam yang sempurna, yang rahmatnya benar-benar perempuan rasakan, sebagaimana laki-laki. (Baca juga: Mengembalikan Posisi Perempuan Minangkabau sebagai Bundo Kanduang)
Kesempurnaan Islam sudah al-Qur’an tegaskan dalam surat al-Ma’idah ayat 3. Sementara, dakwah penyempurnaan adalah misi utama Nabi Muhammad Saw. (Baca juga: Suami Istri Perlu Saling Merawat Tujuan Kemaslahatan Pernikahan)
Sebagaimana tertulis dalam sebuah hadits bahwa Nabi Muhammad Saw, Allah Swt utus untuk menyempurnakan akhlak (Musnad Ahmad, no. 9074, Muwaththa’ Malik, no. 1643, dan Sunan Baihaqi, no. 20782).
Akhlak di sini bisa bermakna moralitas, hukum, kebijakan, dan perilaku sehari-hari. (Baca juga: Forum Masyarakat Sipil Cirebon Dorong Rehabilitasi dan Reintegrasi Mantan Pelaku Kasus Terorisme).*
*Sumber: tulisan Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku Qiraah Mubadalah.