Mubadalah.id – Pemikiran keislaman di Malaysia tidak sesubur di Indonesia karena standarisasi sudah dibuat oleh negara. Namun sya melihat geliat yang begitu semangat dari para pegiat dan aktifis kemanusiaan ini.
~
Sebutlah beberpa pemuda mereka yang memiliki privilage keilmuan bisa saja tinggal di bilik nyaman dalam berdakwah. Tapi mereka tahu ada ketidak adilan maka dia berani keluar dengan misinya.
~
Mendirikan berbagai komunitas dan gerakan di berbagai bidang. Imagine Malaysia yang diketuai Imran Rasyid mereka berfokus pada bincang sejarah yang selama ini ditutup. Menghadirkan sejarah melalui berbagai sumber yang mereka curahkan melaui Jurnal dan buku.
~
Lain lagi Rabiah dan Muziru seorang penulis muda berbakat mendirikan portal Jurnal Sang Pemula menulis berbagai isu termasuk islam dan gender.
~
Kemudian ada Ain Nasihah mendirikan Institute Wanita Berdaya di kampusnya University Terbuka Malaysia yang menggiatkan kajian tentang perempuan.
~
Para penulis cum pendakwah muda cukup menggeliat seperti Syafik, Hazman, Mirjan. Mereka semua sangat antusias menggikuti pembelajaran metode mubadalah yang disampaikan oleh Dr. Faqihuddin dan Dr. Nur Rofiah.
~
Selain para penggerak akar rumput. Kami juga berdialog dengan para politisi muda baik dari partai koalisi dan oposisi pemerintah.
~
Diantara politisi muda yang tergabung dengan pemerintah Pekatan Harapan seperti dari Partai Keadilan Rakyat Na’im Brundage, Yb Lim Yi Wei Adun Kampung Tunku, Yb Jamaliah Jamaluddin Adun Bandar Utama, dan Nik Razak Ketua Pemuda Amanah Wilayah Persekutuan. Begitupun dari oposisi Syarir dari partai UMNO.
~
Yang menjadi perosolan bangsanya adalah perkauman atau isu politik identitas yang menguat. Ada yang menarik mereka berusaha untuk sepakat meskipun berbeda lalu jalan sendiri dengan prinsipnya. Yang penting aman. Pemerataan ekonomi menjadi kunci.
~
Perempuan dalam politik terutama anak muda cukup progresif. Mereka menyiarkan isu sosial, ekonomi, politik dan kepemudaan.mereka saat ini masih menjadi pengurus partai. Adapun di parlemen baru 3 perempuan yang duduk di sana.
~
Isu perempuan belum menjadi prioritas. Sehingga diskursus keadilan jender dan hak perempuan sangat tipis suaranya. Itupun hanya diwakili oleh para aktifis.
~
Terlepas dari itu semua kami senang dapat berjumpa dengan pemimpin muda seperti mereka. Bisa duduk dan berbincang soal isu sensitif di negeri ini saja sudah hal yang luar biasa.
~
Mereka segar dan berenerji, ada harapan suatu hari nanti mereka bisa menjadi pemimpin yang memperhatikan isu kesetaraan gender, islam yang moderat dan lebih dari politik yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Kerjasama kita terus berlanjut.[]