Mubadalah.id – Siapa yang tidak kenal dengan Putri Ariani ? Namanya kini menjadi perbincangan hangat di media sosial. Hampir seluruh media sosial kini memposting foto ataupun video tentangnya saat mengikuti audisi America’s Got Talent.
Kini seluruh mata dunia tertuju dan terkesima atas bakat menyanyinya yang sangat indah kita dengar. Dengan keterbatasan yang ia miliki, siapa sangka kini dia menjadi orang yang mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Kini ia pantas mendapatkan pujian, bahkan banyak apresiasi yang kini ia dapatkan atas semua usaha dan perjalanan yang telah dia lalui selama ini.
Putri Ariani merupakan peserta America’s Got Talent (AGT) ke-18 yang memperoleh golden buzzer dari Simon Cowell. Putri Ariani berhasil memukau para juri berkat suara indahnya di atas panggung AGT. Meski seorang disabilitas netra, keterbatasan yang ada tidak menyurutkan semangat Putri untuk meraih mimpi.
Penampilan Putri di AGT itu memukau juri Simon Cowell, Heidi Klum, Howie Mandel dan Sofia Vergara, Selain itu penampilannya tersebut mendapat standing ovation. Kemudian, Simon Cowell meminta Putri Ariani membawakan lagu kedua.
Putri lalu membawakan lagu kedua berjudul Sorry Seems to Be the Hardest Word karya Elton John. Usai membawakan dua lagu, Putri mendapat golden buzzer dan lolos semifinal AGT. Sebelum tampil di AGT, Putri pernah menjuarai Indonesia’s Got Talent 2014.
Menjadi Sosok Kebanggaan Indonesia
Selain tampilan yang memukau yang membuat seluruh juri meloloskannya ke tahap selanjutnya, Presiden Jokowi juga turut bangga atas prestasinya. Presiden memberikan selamat kepada Putri, bahkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim memberikan Beasiswa Indonesia Maju (BIM) kepada Putri Ariani. Karena putri dinilai bisa menjadi visioner bagi teman teman disabilitas lainnya untuk terus meraih mimpi.
Putri berasal dari Jogja dan bukan lahir dari keluarga yang kaya raya. Perjalanna karirnya dari 0 patut kita acungi jempol, seluruh keterbatasan yang ia miliki mampu ia lampaui. Putri Ariani adalah siswi SMK Negeri 2 Kasihan Bantul atau yang terkenal sebagai Sekolah Menengah Musik (SMM). Selama mengikuti AGT di Amerika, Putri tetap mengikuti pelajaran secara normal.
Putri juga aktif berkomunikasi dengan wali kelas agar tak ketinggalan pelajaran maupun dalam mengerjakan tugas. Inilah yang juga membuat putri menjadi peringkat pertama di kelasnya. Putri selalu mencari cara agar tetap bisa mengikuti materi walaupun dengan keterbatasannya.
Bahkan menurut guru-gurunya putri sama sekali tidak ingin mendapat perlakuan istimewa. Dia tidak ingin menyusahkan orang lain, dan dia selalu berusaha untuk mengikuti setiap kegiatan sekolah baik akademik, maupun kegiatan luar sekolah lainnya. Usahanya ini lah yang kemudian memberanikan tekadnya untuk mencoba berbagai audisi menggapai mimpi.
Memiliki Bakat Menyanyi Sejak Belia
Putri sudah mengikuti audisi Indonesia Got Talent 2014. Saat itu, putri yang menjadi pemenangnya. Bakat menyanyi putri sudah terlihat di usia dua tahun. Waktu itu ia berhasil meniru suara yang dia dengar. Ia dianugerahi Baiduri Award sebagai penyanyi cilik berprestasi nasional.
Selain itu, ia juga Menjadi finalis The Voice Kids Indonesia musim kedua. Tidak hanya berhenti sampai di sana, Saat indonesia terpilih menjadi tuan rumah Asian Para Games 2018, Putri diberikan kesempatan untuk tampil bernyanyi di Opening Ceremony Asian Disability Sports Event. Seperti biasanya, Putri tampil memukau usai membawakan lagu berjudul Song Of Victory. Dan banyak pencapaian lainnya yang sudah Putri raih.
Putri adalah sisi lain dari masyarakat Indonesia yang juga bisa berprestasi bukan hanya mencari sensasi. Hal seperti inilah yang harusnya pemerintah dukung, ataupun media sebagai cara untuk menginspirasi orang orang disabiitas lainnya.
Artinya, bahwa mimpi tidak hanya milik mereka yang hidupnya nampak sempurna. Tapi mimpi adalah milik orang-orang yang mau berusaha seperti Putri. Meskipun akan banyak tantangan yang harus dihadapi.
Karena seorang Putri Ariani saja yang sudah memiliki bakat menyanyi yang indah dari kecil harus merasakan perundungan. D mana hal itu terjadi pada Putri Ariani saat masih kecil. Sebagai penyanyi tunanetra, dia kerap mendapat diskriminasi dan dipandang sebelah mata, baik oleh juri maupun peserta lain.
Pernah Menjadi Korban Bullying
Putri Ariani sering diledek karena matanya yang berbeda. Putri Ariani mengatakan, saat kecil, banyak anak-anak yang menyebut matanya beda dari manusia asli. Namun, Putri Ariani selalu menanggapi dengan santai. Tidak hanya dibully karena kekurangannya itu, Putri Ariani bahkan tidak memiliki banyak teman.
Sebagai perempuan, orang tua putri mendidiknya agar menjadi perempuan tangguh yang tidak lemah dan tidak mudah menyerah. Apalagi dengan hidup yang sudah ia alami yang menurutnya cukup keras. Putri kini tumbuh menjadi perempuan yang kuat, dan tidak mudah patah.
Kini Putri Ariani bisa kita sebut sudah melampaui batasnya. Yakni dengan tekad yang kuat ia bisa menjadi penyanyi Internasional. Walaupun ia tidak dapat melihat dunia, tapi kini seluruh dunia dapat melihat penaapilan dia atas karya dan pencapaian yang sudah ia lakukan.
Untuk sampai di titik ini memang ada banyak hal yang harus ia lewati. Di mana sebagai perempuan memang akan banyak halangan yang akan ia hadapi dalam menggapai mimpi. Tapi dari putri kita bisa banyak belajar, bahwa keterbatasan bukanlah salah satu hal yang membuat mimpi tidak bisa kita kejar.
Akan tetapi keterbatasan adalah sesuatu tantangan yang harus kita hadapi, agar kita bisa tumbuh menjadi perempuan, atau pribadi yang kuat untuk mencapai mimpi-mimpi kita. []