• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Queen Charlotte: A Bridgen Story, Kisah Perempuan Sukses Diukur dari Banyak Anak

Kisah ini mencoba menelisik bagaimana kehidupan seorang ratu, yang merupakan tokoh terbaik dalam sebuah pemerintahan monarki

Muallifah Muallifah
23/07/2023
in Film
0
Queen Charlotee

Queen Charlotee

725
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Queen Charlotte: A Bridgen Story, merupakan sinema Inggris yang bertema tentang kerajaan. Kisah ini mencoba menelisik bagaimana kehidupan seorang ratu yang menurut saya, merupakan tokoh terbaik dalam sebuah pemerintahan monarki. Tidak bisa kita pungkiri bahwa, sistem pemerintahan monarki menjadi salah satu sistem yang tidak banyak diterapkan oleh negara.

Hal ini karena, salah satu permasalahan besar yang akan internal pemerintahan hadapi adalah perebutan kekuasaan antar keluarga, serta potret seorang raja yang terkadang, tidak menginginkan sebuah tahta. Namun karena tanggung jawabnya sebagai pewaris, mau tidak mau harus berperan sebaik mungkin menjadi raja.

Fenomena ini tergambarkan dalam kisah Queen charlotte: A Bridgen Story. King George, adalah pewaris tahta yang menjadi pemegang penting atas kebijakan negara yang ia pimpin. Keberadaannya tidak semata-semata menduduki tahta tertinggi dalam sistem pemerintahan.

Akan tetapi ada sosok ibu yang berperan penting dalam kehidupan King George untuk melakukan segala aktivitas dan perilakunya sebagai seorang raja. Kisah ini bermula ketika King George yang harus menikahi perempuan yang bernama Charlotte, seorang bangsawan dari Jerman yang memiliki kulit hitam.

Gadis yang Memiliki Kepekaan

Serial ini menceritakan kisah dua kehidupan Ratu Charlotte pada saat muda dan tua. Charlotte muda adalah sosok yang cerdas, mandiri dan kritis. Ia tampil sebagai seorang gadis yang memiliki kepekaan dan keingintahuan yang tinggi terhadap masalah-masalah sosial.

Kisah cinta yang cukup unik, tergambarkan oleh Charlotte pada saat muda dan tua, menjadi salah satu potret berharga untuk penonton dalam memaknai sebuah cinta.

Baca Juga:

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Membantah Ijma’ yang Melarang Perempuan Jadi Pemimpin

Tafsir Hadits Perempuan Tidak Boleh Jadi Pemimpin Negara

Namun, bagi penulis, serial yang belatar belakang ala dongeng bangsawan klasik ini, tidak hanya meretas eksistensi seorang ratu dan raja. Namun, ada banyak fenomena sosial yang sosok Charlotte hadapi ketika menjadi seorang ratu.

Pasca menikah, ia menanggung beban begitu banyak. Termasuk kewajibannya dalam memerankan sebagai sosok ratu pertama, yang dinikahi oleh raja Inggris. Di mana ia sendiri berasal dari kalangan kulit hitam.

Kisah yang terpotret dalam serial ini juga menunjukkan bagaimana kekuataan kekuasaan yang ras kulit putih miliki. Di mana pernikahan Charlotte dengan King George, yang sang ibu rencanakan, merupakan eksperiman besar dari pernikahan kaum kulit putih dan kulit hitam.

Pada faktanya, ini bukan hanya soal eksperimen besar. Akan tetapi juga, potret perjuangan yang dilakukan oleh Ratu Charlotte dalam menjalankan sekaligus mempertahankan sistem monarki yang sudah berjalan selama berabad-abad lamanya.

Kewajiban Perempuan: Menikah dan Wajib Melahirkan

Kisah cinta keduanya, baik ketika muda hingga tua, mengorbankan banyak hal, termasuk mempertahankan nama baik keluarga. Salah satu gambaran budaya patriarki yang sangat kuat adalah eksistensi sosok perempuan. Ratu Charlotte muda, pasca menikah ia dituntut segera memiliki anak agar bisa memiliki penerus tahta kerajaan.

Bagi sistem pemeritahan monarki, keberadaan anak raja merupakan sebuah pencapaian besar dalam sebuah pemerintahan. Karena sudah ada penerus untuk melakukan melanjutkan urusan bangsa. Atas dasar itu, tugas utama seorang istri adalah memiliki anak sebanyak mungkin.

Tugas reproduksi ini sebenarnya, secara tidak sadar dilanggengkan oleh sosok perempuan sendiri. Sehingga perempuan sebagai pelaku yang melanggengkan objektifikasi perempuan. Lebih jauh, perempuan mereka anggap sempurna apabila menikah dan memiliki anak. Dan ini tidak hanya berlaku bagi keluarga raja.

Bahkan perempuan biasa sekalipun, harus mampu memproduksi anak sebanyak mungkin supaya menunjukkan kesuburan seorang perempuan. Selain itu, hal serupa juga ditunjukkan dalam kisah Charlotte tua, yang tidak segan mengancam anak-anak perempuannya, agar segera menikah dan memiliki anak sehingga bisa menghasilkan keturunan yang mampu menjadi pewaris tahta kerajaan.

Charlotte tua selalu menuntut anak perempuannya untuk segera menikah. Para gadis perempuannnya, selalu ia bandingkan dengan eksistensi dia sebagai seorang ratu yang berhasil memiliki 13 anak. Artinya, kesuksesan perempuan terukur dari banyaknya anak yang dihasilkan dalam sebuah pernikahan.

Gagal Sebagai Ibu, Tapi Berhasil Menjadi Istri dan Ratu yang Baik

Jika peran sebagai ibu kita ukur dari keberhasilan dalam merawat anak dan memberikan ruang bagi anak-anaknya tumbuh dengan baik, peran tersebut tidak Charlotte miliki.

Buktinya, dari 13 anak yang ia miliki, satupun tidak memiliki sikap dan kepribadian yang tangguh, peka sosial, dan mandiri seperti dia. Anak-anaknya tumbuh sebagai sosok yang anti sosial, eksklusif dan tidak memiliki pemikiran untuk melanjutkan kekuasaan serta mengurus rakyat.

Namun, sebagai seorang istri dan seorang ratu, ia adalah sosok terbaik. Mengapa demikian? King George adalah sosok manusia yang memiliki gangguan kesehatan mental.

Charlotte adalah sosok istri yang setia menemani suaminya dalam proses penyembuhan penyakit mental sekaligus berperan dalam tugas pemerintahan sebagai seorang raja. Peran Charlotte memiliki dampak yang begitu besar dalam sistem pemerintahan monarki yang sudah berjalan selama berabad-abad lamanya. []

 

 

Tags: Film Netflixperan ibuperempuanQueen CharloteeReview Film
Muallifah

Muallifah

Penulis asal Sampang, sedang menyelesaikan studi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tinggal di Yogyakarta

Terkait Posts

Film Pendek Memanusiakan Difabel

Film Pendek Memanusiakan Difabel: Sudahkah Inklusif?

7 Mei 2025
Film Aku Jati Aku Asperger

Komunikasi Empati dalam Film Aku Jati Aku Asperger

5 Mei 2025
Film Pengepungan di Bukit Duri

Film Pengepungan di Bukit Duri: Bagaimana Sistem Pendidikan Kita?

3 Mei 2025
Otoritas Agama

Penyalahgunaan Otoritas Agama dalam Film dan Drama

25 April 2025
Film Indonesia

Film Indonesia Menjadi Potret Wajah Bangsa dalam Menjaga Tradisi Lokal

17 April 2025
Film Bida'ah

Film Bida’ah: Ketika Perempuan Terjebak Dalam Dogmatisme Agama

14 April 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version