• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Benarkah Perempuan Haid itu Kotor dan Najis?

Segala ijtihad, tafsir, pemaknaan atu perilaku yang mengarah pada diskriminasi dan penistaan pada tubuh perempuan akibat menstruasi harus kita hentikan karena bertentangan dengan misi Islam.

Tuti Mutiah Alawiah Tuti Mutiah Alawiah
24/09/2023
in Personal
0
Perempuan Haid

Perempuan Haid

954
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Stigma negatif bagi perempuan haid dianggap perempuan kotor itu hingga saat ini masih saya rasakan. Karena belum lama ini, ada salah satu teman laki-laki saya, yang mengatakan “kamu kan lagi haid jangan masuk-masuk ke masjid. Nanti najis lho.”

Ucapan itu masih saya ingat betul dan akibat perkatannya itu, saya agak gedek dan sedikit sakit hati. Tapi memangnya senajis ini ya perempuan haid itu?. Sampai ke masjid pun mereka larang. Padahal saya kan sudah pakai pembalut, dan nggak mungkin darah haid ini menetes.

Selain itu, waktu haid aku yang sedang sakit-sakitnya, ada teman laki-laki yang mengatakan, “alah kamu lebay banget sih, haid gitu aja sampai aduh-aduhan kayak gitu.”

Karena tidak sabar dengan perkataannya itu, saya marah dan ngomong ke dia, “heeehhhh enak saja, ngomong lebay-lebay. Kamu jangan anggap sepele perempuan yang sedang haid. Ini sakit banget wooyy.”

Saya marah betul ketika banyak laki-laki yang menganggap sepele saat perempuan benar-benar merasakan sakitnya haid. Mereka belum tahu, sakitnya itu kayak perut kita diremas-remas.

Baca Juga:

Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Kayaknya, laki-laki ini sama sekali tidak memiliki empati kepada para perempuan yang sedang haid. Bukannya ia bantu, justru ini mereka katakan seperti itu.

Maka dari itu, hal inilah yang menjadi dasar bagi saya tertarik untuk menulis, terkait beberapa persoalan di atas.

Dalam persoalan perempuan haid yang mereka anggap sebagai manusia kotor, saya tertarik untuk mengutip pandangan Dr. Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku Perempuan bukan Sumber Fitnah.

Perempuan adalah Manusia Suci

Dalam buku tersebut, Kiai Faqih menjelaskan bahwa tubuh perempuan adalah suci sebagai manusia, sebagai mana tubuh laki-laki. Jika darah haid dapat dipastikan tidak mengotori masjid, perempuan dibolehkan memasuki masjid.

Hal ini persis pernah Nabi Saw sampaikan kepada Aisyah r.a., “Darah haidmu itu tidak berada di tanganmu. “Pernyataan ini disampaikan ketika Aisyah r.a diminta mengambil pakaian dari dalam masjid, lalu menjawab: “Aku sedang haid.”

Dari Aisyah r. a., berkata: Rasulullah Saw. bersabda: “Ambilkan pakaianku dari dalam masjid.” Aku menjawab: “Aku sedang haid.” Lalu Nabi menimpali: “Haidmu itu di tanganmu.” (Shahih al-Bukhari, Kitab al-haidh, no. 715).

Dari hadis tersebut, masih mengutip pendapat Kiai Faqih bahwa hal inilah pernyataan yang revolusioner dari Nabi Saw untuk mengikis segala mitos najis tubuh perempuan akibat menstruasi. Dengan bukti ini, ajaran Islam sama sekali tidak menistakan tubuh perempuan yang sedang menstruasi.

Sebuah Keringanan

Pengecualian yang dilakukan Islam terkait kondisi tubuh perempuan pada masa menstruasi harus dimaknai sebagai penghargaan dan keringanan, atau apresiasi dan dispensasi (min bab al-tarkish). Bukan diskriminasi apalagi penistaan. Sehingga segala ijtihad ulama seyogianya kita arahkan ke dispensasi daripada diskriminasi, terutama pada hal-hal sosial.

Oleh sebab itu, maka, lanjut kata Kiai Faqih, segala ijtihad, tafsir, pemaknaan atu perilaku yang mengarah pada diskriminasi dan penistaan pada tubuh perempuan akibat menstruasi harus kita hentikan karena bertentangan dengan misi Islam.

Bahkan dalam hal ini, perlu saya tegaskan bahwa darah menstruasi itu hanya keluar dari vagina perempuan. Dan karena itu, yang Islam larang hanyalah berhubungan seks (penetrasi) untuk menjaga kesehatan tubuh, baik untuk kesehatan laki-laki dan terutama perempuan.

Maka dengan demikian, saya kira sangat jelas bahwa tubuh perempuan yang sedang haid adalah kotor itu mitos. Bahkan tidak sejalan dengan ajaran agama Islam yang justru melindungi para perempuan haid.

Dengan demikian, hal inilah yang perlu para laki-laki catat dan ketahui. Ketika perempuan sedang haid, tugas kamu adalah dengan memberikan empati kepada mereka. []

Tags: BenarkahHaidkotorNajisperempuan
Tuti Mutiah Alawiah

Tuti Mutiah Alawiah

Terkait Posts

Narasi Hajar

Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

6 Juni 2025
Berkurban

Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang

6 Juni 2025
Kekerasan Seksual

Perspektif Heterarki: Solusi Konseptual Problem Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Agama  

5 Juni 2025
Kesehatan Akal

Dari Brain Rot ke Brain Refresh, Pentingnya Menjaga Kesehatan Akal

4 Juni 2025
Tubuh yang Terlupakan

Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

3 Juni 2025
Kurban

Kurban Sapi atau Kambing? Tahun Ini Masih Kurban Perasaan! Refleksi atas Perjalanan Spiritual Hari Raya Iduladha

2 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah
  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT
  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID