• Login
  • Register
Selasa, 8 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

3 Wasiat Sayyidah Khadijah kepada Nabi Muhammmad Saw

Aku pesan, “Perhatikan Fatimah. Kelak, sepeninggalku ia jadi anak yatim. Maka, tak boleh ada seorang pun yang menyakiti hatinya. Tak boleh ada orang memukulnya, dan tak boleh ada orang mengecewakan hatinya.”

Redaksi Redaksi
19/10/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Sayyidah

Sayyidah

584
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Nabi Muhammad Saw berumah tangga dengan Sayyidah Khadijah selama 25 tahun. Selama itu pula, beliau dikaruniai enam anak, yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah.

Selama membangun rumah tangga dengan Khadijah, beliau tidak mengambil istri lagi. Kehidupan rumah tangga mereka diliputi kebahagiaan dan kedamaian. Atau dalam bahasa yang populer: sakinah, mawaddah, dan rahmah.

Sayyidah Khadijah menghembuskan napas terakhirnya di pangkuan Rasulullah Saw., tepatnya pada hari ke-11 Ramadhan tahun ke-10 kenabian. Yaitu, tiga tahun sebelum Rasulullah Saw. hijrah ke Yatsrib atau Madinah.

Kematian Sayyidah Khadijah merupakan hari duka-cita mendalam bagi Nabi Saw. Publik menyebut tahun itu sebagai “Am al-Huzn”.

Orang yang paling dicintai dan pendukung paling utama perjuangan Nabi Saw. telah meninggalkannya. Saat itu, Sayyidah Khadijah berusia 65 tahun, sementara Nabi Saw. sekitar 50 tahun.

Baca Juga:

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Asma’ binti Abu Bakar Ra : Perempuan Tangguh di Balik Kesuksesan Hijrah Nabi Muhammad SAW

Saat Menyelesaikan Masalah dengan Sang Istri, Nabi Muhammad Saw Memilih Negosiasi

Adil Memaknai Ingsun Titip Tajug lan Fakir Miskin

Ada informasi yang disampaikan orang tentang wasiat Sayyidah Khadijah kepada Nabi Saw. menjelang wafatnya, meski validitasnya diperdebatkan. Inilah isi wasiat Sayyidah Khadijah:

Pertama, selama aku bersamamu, mungkin aku sering lalai melaksanakan kewajibanku kepadamu. Maafkanlah aku. Nabi menjawab,

“Aku tidak pernah melihatmu lalai menjalankan kewajiban. Engkau telah sungguh-sungguh melaksanakannya dengan baik, bahkan sering lelah. Engkau juga telah mengorbankan hartamu untuk kepentingan sosial kemanusiaan.”

Kedua, aku pesan, “Perhatikan Fatimah. Kelak, sepeninggalku ia jadi anak yatim. Maka, tak boleh ada seorang pun yang menyakiti hatinya. Tak boleh ada orang memukulnya, dan tak boleh ada orang mengecewakan hatinya.”

Ketiga, aku sejatinya takut di kuburan. Aku berharap kain yang engkau pakai saat menerima wahyu pertama menjadi kain kafan yang membungkus tubuhku.

Nabi Saw. berdiri mengambil kain tersebut dan menyerahkannya kepada istrinya itu. Ia tampak sangat berbahagia. Manakala Sayyidah Khadijah kemudian wafat, Nabi Saw. memandikannya, dan mengenakan kain kafan kepada jenazahnya. []

Tags: Nabi Muhammad SAWSayyidah KhadijahWasiat
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Kemanusiaan sebagai

Kemanusiaan sebagai Fondasi dalam Relasi Sosial Antar Manusia

8 Juli 2025
Kodrat Perempuan

Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan

8 Juli 2025
relasi laki-laki dan perempuan yang

Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis

8 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Sejarah Ulama Perempuan yang Membisu dalam Bayang-bayang Kolonialisme Ekonomi

8 Juli 2025
IBu

Kasih Sayang Seorang Ibu

7 Juli 2025
Kasih Sayang Orang Tua

Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak

7 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nikah Massal

    Menimbang Kebijakan Nikah Massal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Ulama Perempuan yang Membisu dalam Bayang-bayang Kolonialisme Ekonomi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional
  • Kemanusiaan sebagai Fondasi dalam Relasi Sosial Antar Manusia
  • Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak
  • Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan
  • Menimbang Kebijakan Nikah Massal

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID