Mubadalah.id – Belum lama ini, saya mengikuti pelatihan soft skill mengenai hypnoparenting sekaligus urgensinya bagi tumbuh kembang anak. Bersama Ibu Dra. Maolidah, M. Psi, seorang pakar yang memang bergelut dalam bidang tersebut.
Sebelum terlalu jauh, Ibu Maolidah mengawali diskusi dengan penegasan bahwa hypnoparenting tidak sama dengan gendam. Namun, persepsi masyarakat kadung negatiif jika mendengar kata hpynosis.
Mungkin karena televisi kita sering menayangkan praktik hypnosis dengan sedemikian rupa hingga membuat seseorang benar-benar tidak sadar. Bahkan, realitas sosial menunjukkan adanya pencurian, perampokan, dan tindakan negatif lainnya yang terjadi melalui gendam (kejahatan hipnotis).
Mengenal hypnoparenting
Melansir dari beberapa artikel jurnal, hypnoparenting merupakan media dalam merawat dan mendidik anak (parenting). Pendapat lain menyebut hypnoparenting sebagai usaha orang tua untuk membawa anak menuju alam bawah sadar. Tujuannya agar orang tua dapat mempengaruhi atau mengarahkan pola pikir anak menjadi positif atau negatif.
Secara tidak sadar, banyak orang tua yang sudah menerapkan hypnoparenting. Misalnya, orang tua sering menyebut anaknya dengan kata-kata negatif seperti anak nakal, nangisan, cerewet, dan lainnya. Bahkan, tidak sedikit orang tua yang menakut-nakuti anaknya dengan suatu hal agar anak menjadi nurut.
Misalnya, anak tidak boleh keluar rumah malam hari karena ada hantu, anak tidak mau makan nanti digigit kucing, dan ketakutan lainnya. Padahal, anak belum mengerti wujud dari hal yang ditakuti tersebut. Tapi karena sugesti tersebut sering diberikan maka akan tertanam di alam bawah sadar anak bahwa hal tersebut memang menakutkan.
Selaras dengan definisi akhlak menurut Imam Al-Ghazali yaitu tingkah laku yang melekat pada diri seseorang yang dapat memicu perbuatan baik tanpa memikirkan pertimbangan terlebih dahulu. Artinya, terjadi automatisasi perilaku karena sudah tertanam di bawah alam sadar seseorang. Maka, hypnoparenting bertujuan agar anak memiliki akhlak yang terpuji melalui sugesti/nasihat baik secara verbal maupun non verbal.
Fase tumbuh kembang anak
Tidak hanya orang dewasa, anak juga memiliki primitive instinc. Primitif adalah kehidupan sebelum peradaban. Saat itu hanya mengenal hukum rimba, siapa yang kuat ialah yang akan menang dan bertahan. Akibatnya akan muncul perilaku negatif. Sedangkan insting merupakan sifat mutlak atau fitrahnya binatang yaitu melakukan sesuatu tanpa melalui akal dan budi pekerti.
Maka tidak heran, jika anak-anak sering mengalami tantrum (ledakan kemarahan yang tidak terkendali).
Sebuah penelitian tentang psikologi anak menemukan bahwa komposisi otak anak terdiri menjadi dua alam yaitu sadar dan bawah sadar. Akumulasi otak sadar anak adalah 5% yang berisi tentang sikap melawan (primitive instinc).
Sedangkan otak bawah sadarnya sebesar 95% dan itu mudah diarahkan oleh orang lain. Otak bawah sadar ini meliputi otak perasaan (emosi) yang bersifat long term memory. Artinya, anak dapat mengingat memori tersebut hingga dewasa. Sugesti orang tua atau lingkungan sekitar dapat masuk ke otak bawah sadar anak sebesar 95% tanpa filterisasi, sehingga primitive instinc yang muncul dapat dijinakkan oleh hypnoparenting.
Cara kerja hypnoparenting bagi tumbuh kembang anak
Hypnoparenting menggunakan prinsip kerja hypnosis. Namun, hypnoparenting tidak perlu membuat anak tertidur untuk diberi sugesti. Orang tua hanya perlu mengantarkan anak pada gelombang otak alpha dan tetha.
Sebagai pengantar singkat mengenai gelombang otak yang terdiri dari empat frekuensi (Melansir dari beberapa jurnal penelitian). Pertama, gelombang beta berisi unsur kognitif, analitis, konsentrasi, logika, prasangka, aktif, cemas, was-was, khawatir, stres, dan panik. Kondisi tersebut terjadi dalam keadaan sadar.
Dalam satu kegiatan, anak bisa memikirkan tiga hal misalnya saat sedang belajar di kelas, pikiran anak bisa beralih pada bermain game, membeli jajanan, dan keadaan hewan peliharaannya. Kondisi seperti ini bukan saat yang tepat untuk memberi nasihat kepada anak karena pikiran anak dalam kondisi yang crowded (sumpek).
Kedua, gelombang alpha meliputi relaksasi, nyaman, puas, tenang, santai, segar, dan bahagia. Pada kondisi ini keadaan sudah mulai rileks sehingga orang tua mulai bisa memberi nasihat karena critical areanya mulai menipis. Ketiga, tetha yaitu khusyu’, ikhlas, visualisasi, pikiran bawah sadar, dan imajinatif.
Pada kondisi ini anak sudah sangat rileks dan mudah sekali menerima nasihat positif karena pikiran sudah berada di bawah sadar dan hanya memiliki satu pikiran. Saat menasihati hindari kata negatif seperti jangan atau tidak. Karena pikiran bawah sadar sulit menerjemahkan kata “jangan” dan “tidak” sehingga sugesti akan bersifat sia-sia bahkan bisa berakibat buruk.
Terakhir, gelombang delta yaitu saat tertidur lelap, tidak ada pikiran dan perasaan aktif. Sehingga kondisi delta tdak bisa merespon aktivitas di sekitarnya. Hypnoparenting sangat tepat untuk mengarahkan tumbuh kembang anak menjadi positif. Berbeda dengan gendam, hypnoparenting memberikan sugesti positf yang bersifat alami baik secara verbal maupun non verbal. []