Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, kita semua milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Duka mendalam mendengar kabar aktivis perempuan yang dimiliki NU Jawa Tengah telah wafat, Ibu Hj. Jauharotul Farida.
Pengajar di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang itu sudah hampir satu tahun tidak aktif mengajar dan berkegiatan lainnya, beliau menghabiskan waktu dari satu rumah sakit ke rumah sakit yang lain untuk berikhtiyar sembuh dari penyakit kanker yang dideritanya. Hari ini, Kamis 30 Mei 2019 pukul 16.15 WIB, menjelang Ramadlan berakhir Allah memanggilnya.
Ada banyak kenangan bersamanya, tak bisa dihitung pula pelajaran yang saya dapatkan. Di setiap forum yang dihadiri oleh rata-rata laki-laki, beliau kerap mengangkat jari sebagai penanda meminta waktu untuk berbicara.
Setelah diberi kesempatan, beliau akan berbicara dengan lantang dan memberikan kritik terhadap sistem yang menurutnya hanya berpihak kepada laki-laki serta menyampaikan gagasan serta beberapa masukan.
“Saya bisa lho jadi ketua panitia, kenapa harus bagian konsumsi?” tanyanya dalam salah satu rapat persiapan acara yang diselenggarakan PWNU Jawa Tengah.
Pertanyaan serupa kerap disampaikan dalam berbagai forum kepanitiaan yang kebetulan beliau diberi amanat untuk bertanggungjawab mengurus perihal makanan dan minuman.
Pernah suatu ketika pertanyaan itu dijawab, kalau tidak salah, oleh KH. Mohamad Arja Imroni, sambil becanda, “justru karena perempuan itulah harus memegang bagian terpenting, menyediakan makanan, karena makan-makan ini yang terinti dalam acara.”
“Gerrr…” sontak jawaban itu mengundang gelak tawa hadlirin.
Perspektif adil gender seakan sudah menyatu ke dalam pembuluh darah Ketua PW LKKNU Jawa Tengah 2013-2018 dan Ketua IKA PMII UIN Walisongo itu. Di setiap perbincangan, aktivitas keseharian hingga di dalam keluarga beliau selalu menerapkan apa yang disebut dengan “kesetaraan gender”.
***
Semoga khusnul khatimah Bu, kami sangat kehilangan, tapi saya yakin ibu bahagia. Selamat Jalan…
وَلَدَتْكَ أُمُّكَ يَابْنَ آدَمَ بَاكِياً # وَالنَّاسُ حَوْلَكَ يَضْحَكُوْنَ سُرُوْرًا
فَاجْهَدْ لِنَفْسِكَ أَنْ تَكُوْنَ إِذَا بَكَواْ # فِيْ يَوْمِ مَوْتِكَ ضَاحِكاً مَسْرُوْراً
Ketika ibumu melahirkanmu, engkau menangis, sementara orang-orang di sekitarmu menyambutmu dengan gembira.
Berjuanglah, hingga saat hari wafatmu tiba, mereka manangis, sementara engkau tertawa gembira.