Mubadalah.id – Salah satu peran lingkungan sosial yang dapat mewarnai kepribadian anak adalah perilaku sosial di lingkungannya yang akan membentuk karakter dasar yang dimilikinya kelak. Anak yang terbiasa bersosialisasi dengan lingkungan sosialnya, biasanya akan lebih mudah beradaptasi dalam pergaulannya.
Namun, faktor ini juga dapat menanamkan nilai-nilai destruktif kepada anak yang dapat memengaruhi perkembangan jiwa dan mentalnya.
Nilai-nilai destruktif ini masuk karena anak menyerap mentah-mentah setiap nilai yang masuk ke dalam hidupnya. Karena belum mampu melakukan pemilahan-pemilahan mana yang positif dan negatif untuk dikendalikan dalam dirinya.
Proses perkembangan psikologis anak yang tidak mendapatkan bimbingan dari orang tua atau guru dapat menjadikan anak kelak tumbuh menjadi sosok destruktif. Contoh paling konkret adalah bagaimana anak bergaul dengan teman-temannya, karena teman merupakan referensi yang kuat bagi perkembangan anak.
Banyak kerentanan sosial pada anak karena mereka tidak mendapatkan bimbingan di dalam rumah. Sehingga ia mencari keluar melalui teman-temannya, seperti mencoba hal-hal yang dilarang di rumah, misalnya, merokok.
Atau justru anak terjerumus pada hal yang lebih berbahaya yaitu narkoba dan pornografi. Di sinilah perkembangan konstruksi sosial anak harus mendapatkan perhatian dengan porsi yang serius dari kedua orangtua atau keluarganya.
Besinergi
Oleh sebab itu, faktor tersebut merupakan kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, harus terpadu dan bersinergi dalam menanamkan nilai-nilai terhadap pembentukan fondasi karakter anak. Artinya, proses pematangan kedewasaan anak harus berjalan seimbang antara orang tua, lingkungan alam, dan sosial.
Ketika salah satu menjadi dominan, risiko yang akan muncul adalah kepribadian anak cenderung mengabaikan salah satu dari faktor-faktor penting tersebut. Misalnya, kemungkinan besar jika anak tidak orang tua perkenalkan dengan alam sekitarnya sejak dini, kepeduliannya terhadap lingkungan sangat minim.
Hal lain yang penting untuk di garis bawahi adalah melindungi hak-hak anak. Pemenuhan hak-hak anak harus menyesuaikan dengan tahap tumbuh kembang anak. Artinya, orang tua sebaiknya mengerti perkembangan psikologis maupun fisik anak.
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi orang tua, khususnya yang baru memiliki anak, sangat penting sebagai bekal dalam memperlakukan anak dengan baik dan ramah. []