Mubadalah.id – Kesetaraan dalam memilih pasangan hidup sangat penting, baik dalam agama, pendidikan, maupun status sosial. Pasangan yang memiliki pendidikan yang sama tingginya, umumnya lebih bertanggung jawab terhadap pendidikan dan masa depan anak-anaknya.
Bagi yang beragama Islam minimal calon ayah atau ibu mengerti tentang pokok-pokok ajaran Islam. Termasuk di sini adalah kemampuan menulis dan membaca al-Qur’an, supaya kelak mereka dapat mengenalkan dan mengajarkan agama kepada anak-anaknya sejak dini.
Diriwayatkan bagaimana Rasulullah Saw menegaskan pentingnya memilih pasangan hidup yang setara. Sebagaimana bisa kita lihat dari kisah Jabir bin Abdullah yang menikahi seorang janda berikut ini:
Rasulullah Saw bertanya, “Kamu menikah dengan gadis atau janda?” Jawabnya, “Dengan janda, ya Rasulullah.” “Kenapa tidak dengan seorang gadis, sehingga kalian bisa saling bercanda?” tanya Rasulullah.
“Ya Rasulullah, ayah saya telah meninggal dunia, saya memiliki adik-adik perempuan yang banyak. Saya enggan menikah dengan wanita yang sebaya dengan mereka. Karena saya membutuhkan seseorang yang dapat mendidik dan menjaga mereka. Sebab itulah saya memilih menikah dengan janda.”
Pendidikan yang baik ditunjang dengan pemahaman agama yang cukup adalah modal utama yang dapat mengantar masa depan anak menjadi anak saleh atau salehah.
Tanggung Jawab Bersama
Pendidikan anak juga menjadi tanggung jawab bersama antara suami dan istri. Selain berkewajiban mengurus dan merawat anak-anaknya, mereka adalah guru bagi anak-anaknya.
Pendidikan terhadap anak-anak harus dimulai sejak dini, termasuk di dalamnya pengenalan terhadap agama, lingkungan, sopan santun, dan yang lainnya. Hal ini agar anak mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk dilakukan.
Mereka juga harus diberikan contoh berupa perilaku orangtuanya untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik, seperti menghargai orang lain, menjadi orang yang pemaaf, dan mengetahui cara berterima kasih kepada orang lain, agar kelak anak-anak mereka memiliki budi pekerti yang baik (al-akhlak al-karimah).
Pendidikan agama sejak dini memiliki dampak yang sangat positif bagi pertumbuhan kesadaran spiritual anak. Karena ia kelak menjadi bekal hidupnya, baik pada masa remaja maupun setelah dewasa.
Anak-anak harus dibimbing mengucapkan kalimat-kalimat yang baik (kalimah thayyibah), diberikan bimbingan dan latihan baca tulis al-Qur’an, cara shalat lima waktu, dan sebagainya.
Setelah anak tumbuh dewasa, kita baru bisa membuktikan bahwa anak-anak yang hidup dengan dukungan pendidikan agama sejak dini dengan mereka yang tumbuh tanpa bimbingan agama, akan memiliki pola hidup berbeda.
Begitu juga anak yang tumbuh dengan bimbingan orang tuanya yang penuh kasih sayang berbeda dengan anak yang ia besarkan dengan kekerasan, caci maki, dan tanpa dukungan kasih sayang dari orang tuanya. []