Mubadalah.Id– Berikut ini akan membahas terkait menikah bukan obat segala masalah. Hal ini penting untuk dijawab. Pasalnya, kampanye nikah muda, bahkan anjuran segera menikah mengaung keras di media sosial.
Suatu hari sahabatku mengirimkan gambar meme dengan tulisan “Saat wanita lelah bekerja, maka ia hanya ingin dinikahi”. Lalu disusul dengan komentar dia di bawahnya, “sekarang kok banyak gambar meme yang menyebalkan ya?
Ini semakin menguatkan anggapan jika menjadi perempuan di Indonesia itu berat. Takut zina dan terjerumus pergaulan bebas lalu disuruh menikah. Tidak kawin-kawin dianjurkan menerima poligami, capek bekerja juga solusinya sama saja dengan menikah. ”
Saya sampaikan padanya, melihat berat itu tergantung dari mana kita menilainya. Tetapi saya sependapat dengan sahabatku. Menikah bukanlah solusi untuk menyelesaikan masalah. Menikah seolah seperti paracetamol (obat penurun panas). Apapun penyakitnya, itu yang diminum. Masih banyak kok hal yang bisa dilakukan oleh perempuan selain hanya menikah.
Baca juga: Menikah Bukan Permainan Bongkar Pasang
Pertama, ketika takut zina atau tergoda pergaulan bebas. Dalam hidup apakah seks satu-satunya kesenangan hasrat yang bisa kita nikmati? Atau mungkin kita bisa bertanya pada orang yang sudah menikah, berapa kali mereka melakukan hubungan seksual dalam satu minggu?
Aktivitas seks masih bisa dihitung dengan jari. Di antara jedanya, kegiatan kita diisi dengan bekerja, beribadah, makan, dan tidur atau kegiatan yang bersifat hobi serta kesukaan lainnya. Seperti yang seringkali saya lakukan juga, yakni membaca atau menulis.
Menghindari zina atau pergaulan bebas tidak hanya dengan menikah, tetapi mengisi seluruh kehidupan kita dengan pikiran dan kegiatan yang positif. Mengalihkan perhatian kita dari hasrat seksual, dengan jalan lain, seperti puasa sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam hadits no. 5066 dalam Kitab An-nikah.
Baca juga: Menikahlah Bukan Karena Paksaan
Kedua, tak kawin-kawin dianjurkan untuk menerima poligami. Lantas ketika sudah menikah meskipun hanya menjadi perempuan ke sekian apakah bisa menjamin kita hidup bahagia? atau justru semakin menambah masalah?
Keputusan untuk menerima pilihan mau dinomerduakan harus dipertimbangkan secara matang dan jangka panjang bagi perempuan. Sebab tidak hanya berkisar pada nasibnya semata, tetapi juga ada kehadiran perempuan lain, dan anak-anak lain, serta anak-anak yang kelak akan dilahirkan sendiri.
Ketiga, perempuan yang kelelahan karena bekerja lalu disuruh menikah. Hello… kalian yang bikin meme, yakinkah jika menikah akan mengusaikan kelelahan perempuan akibat bekerja?
Karena bagi sebagian perempuan, ketika letih bekerja hinggap datang, ia tak segera ingin pulang. Karena akan dihadapkan pada urusan domestik yang tak pernah lekang.
Baca juga: Nabi Mengapresiasi Perempuan Bekerja untuk Keluarga
Perempuan yang lelah bekerja, dia memilih sunyi bersama sendiri. Menikmati perawatan di sudut-sudut salon atau pijatan lembut sekujur tubuh dari sang ahli pijat. Kala lain, mendatangi lampu temaram gedung film, dan menatap nyaman suguhan setiap detail dan adegan layar lebar. Atau melarikan diri dalam senyap buku yang dibaca sambil mendengarkan musik kesukaan.
Dan senyatanya dalam setiap ritme perempuan bekerja, yang belum atau sudah menikah, ada kegembiraan karena mampu mengaktualisasikan seluruh potensi diri, hingga hidup terasa lebih bermakna bagi orang lain.
Setiap manusia mungkin akan termotivasi dan terdorong untuk menikah dan memperbaiki pernikahannya. Tetapi dalam realitas kehidupan bisa saja yang terjadi adalah yang sebaliknya. Menikah juga bisa mendatangkan kenistaan dan kekerasan.
Demikian yang diungkapkan Dr. Faqihuddin Abdul Qodir dalam tulisannya “Sunnah Menikah”. Menurutnya, menikah bisa menjadi haram, karena dalam Islam ada yang lebih prinsip dari sekedar menikah atau tidak menikah, yaitu keadilan, anti kezaliman dan kekerasan.
Baca juga: Visi Revolusioner Nabi Mengangkat Derajat Perempuan
Jika suatu perbuatan akan mengakibatkan kemudharatan, maka dapat dipastikan bahwa sesuatu itu secara prinsip dilarang dalam Islam. Karena itu setiap perkawinan yang akan mengakibatkan kenistaan pada salah satu pihak, perempuan atau laki-laki, atau keduanya maka harus dicegah dan diharamkan.
Jadi bagi perempuan, tak usah resah dengan gambar meme yang bertebaran di linimasa media sosial. Kita tinggal buktikan, bila perempuan bisa bahagia dengan apapun pilihan hidupnya, tanpa harus terdistorsi pada makna pernikahan.
Karena solusi hidup bermasalah bukan hanya dengan menikah, tetapi bagaimana kita selalu tersenyum serta riang gembira menjalani aktivitas kapan saja dan di mana saja.
Demikian penjelasan terkait menikah bukan obat segala masalah. Semoga bermanfaat. [Baca juga: Memboikot Gerakan Nikah Muda ]