• Login
  • Register
Sabtu, 4 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Kekerasan Seksual ; Santri Bersuara

Zahra Amin Zahra Amin
03/03/2020
in Aktual
0
(gambar diambil dari Geotimes)

(gambar diambil dari Geotimes)

35
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Sebuah video yang berjudul “Santri Bersuara Menuntut Keadilan”, melintas di laman media sosial saya. Seorang santri perempuan berkata dengan suara lirih dan bergetar yang membuat bulu kuduk saya meremang, dan hati meradang. “Saya berharap, tidak akan terulang, dimanapun mengotori lembaga pendidikan. Apalagi ini pesantren. Masya Allah, Naudzubillah Min Dzalik. Di manapun tempat tidak terulang. Saya minta hormatilah wanita”.

Lalu di bawah video tersebut, dalam laman berita CNN Indonesia edisi Minggu 1 Maret 2020 tertulis, Kepolisian Resor Jombang mengeluarkan dimulainya penyidikan (SPDP) dengan tersangka MSA putra seorang Kiai di salah satu pondok pesantren besar di Kecamatan Ploso Jombang pada 2019 lalu.

Tapi dalam perjalanan penanganan kasusnya, kepolisian mendapat protes dari kalangan aktivis anti kekerasan terhadap perempuan. Mereka mengecam kinerja polisi yang terkesan lamban. Di sisi lain, ratusan pendukung tersangka MSA menuding laporan korban adalah kriminalisasi.

Kasus kekerasan seksual yang kerap terjadi, terutama di lingkungan pendidikan, seringkali sulit terungkap, karena dengan alasan menjaga nama baik dan marwah lembaga lebih diutamakan. Sehingga butuh keberanian ektsra untuk bisa membawa kasus ke ranah hukum, memberi perlindungan dan keadilan terhadap korban.

Bahkan Fatwa Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), sebagaimana saya lansir dari dokumen resmi proses dan hasil KUPI halaman 86-87, secara tegas mengatakan jika hukum kekerasan seksual dalam segala bentuknya, adalah haram. Baik itu dilakukan di luar maupun di dalam perkawinan, karena bertentangan dengan ajaran Islam.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik
  • Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker
  • Kisah Saat Para Perempuan Menjadi Saksi Kelahiran Nabi Muhammad Saw
  • Lima Pilar Penyangga Dalam Kehidupan Rumah Tangga

Baca Juga:

Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik

Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker

Kisah Saat Para Perempuan Menjadi Saksi Kelahiran Nabi Muhammad Saw

Lima Pilar Penyangga Dalam Kehidupan Rumah Tangga

Pertama, penegasan Allah SWT bahwa manusia adalah makhluk yang dimuliakan oleh Allah SWT. Oleh karenanya, mesti bersikap mulia dengan saling menjaga kehormatan dan martabat kemanusiannya.

Kedua, prinsip dasar ajaran Islam untuk melindungi kemuliaan, kemerdekaan, keadilan, persaudaraan, tolong menolong dan kesetaraan manusia, serta larangan Islam untuk merusak kehormatan dan martabat kemanusiaan, baik muslim maupun non muslim, baik dalam kondisi damai maupun perang, baik pada teman maupun pada musuh.

Ketiga, penegasan Allah SWT bahwa laki-laki dan perempuan adalah auliyaa’ (pelindung) satu sama lain, sehingga keduanya harus melindungi dan menjaga kedaulatan diri serta menjaga kedaulatan pihak lain atas dirinya.

Keempat, perintah Allah SWT secara khusus, kepada pasangan suami istri untuk saling memperlakukan secara baik (mu’asyaroh bil-ma’ruf). Salah satu dari sikap baik atau ma’ruf adalah tidak bersifat egoistis dalam hal urusan seksualitas dan tidak memaksakan kehendak seksualitas pada pasangan.

Kelima, penegakan hak asasi manusia, termasuk hak asasi perempuan, yang dijamin Islam yaitu, satu, hak kemerdekaan untuk hidup (haqq wa hurriyatun nafsi wal hayyah). Dua, hak dan kemerdekaan melakukan reproduksi dan membangun keluarga (haqq wa hurriyatun nasl wattanaasul, wa nasb wal usrah). Tiga, hak dan kemerdekaan atas kehormatan dan kemuliaan (haqq wa hurriyatul ‘iradl wal karaamah al-insaaniyyah).

Apa yang Harus dilakukan untuk Melawan Kekerasan terhadap Perempuan?

Saya mencatatkan kembali, apa yang harus dilakukan untuk melawan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan, dari Buku Ensiklopedia Muslimah Reformis yang ditulis Prof. Musdah Mulia. Pertama, semua orang khususnya para pengambil kebijakan dii negara ini, harus sepakat bahwa kekerasan terhadap perempuan (KTP) adalah kejahatan kemanusiaan, dan harus dihilangkan dari kehidupan manusia.

Kedua, semua orang harus berupaya untuk tidak membiarkan KTP terjadi, sehingga perlu ada upaya-upaya preventif yang konkret dan sistemik. Termasuk dalam pendidikan, baik formal maupun non formal.

Ketiga, jika telah terjadi kekerasan terhadap perempuan, maka hal utama yang harus dilakukan adalah menolong korban secepat mungkin agar terhindar dari segala kemungkinan yang membuat kondisinya lebih parah. Terutama secara psikologis, dan tekanan mental.

Keempat, perlu membangun fasilitas pelayanan untuk penguatan hak dan kesehatan reproduksi korban. Sebab, biasanya korban mengalami gangguan terkait organ-organ reproduksinya, terutama jika masih di bawah umur.

Kelima, melakukan upaya reintrepretasi ajaran agama sehingga nilai-nilai agama yang memihak dan ramah terhadap perempuan dapat tersosialisasi dengan luas di masyarakat. Sehingga, ketika kesadaran akan kesetaraan dan keadilan gender menjadi isu sentral, maka niscaya untuk mempertimbangkan dan mendengarkan suara perempuan dalam interpretasi keagamaan.

Melalui catatan ini, penulis berharap kasus kekerasan seksual yang menimpa sejumlah santri perempuan di Jombang menemukan titik terang, dengan memberi hukuman yang seadil-adilnya terhadap pelaku, dan memberikan pemenuhan rasa keadilan dan perlindungan terhadap korban.

Sebagaimana pernyataan korban, agar kasus yang sama tidak terulang, dan tidak ada lagi suara-suara perempuan yang lirih bergetar menuntut keadilan, atas nama jiwa yang terampas, dan masa depan yang telah terhempas. []

Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

keluarga berencana

Relasi Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah

31 Januari 2023
perspektif mubadalah

5 Pilar Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah

28 Januari 2023
Ninik Rahayu Dewan Pers

Dr. Ninik Rahayu Terpilih sebagai Ketua Dewan Pers 2022-2025

15 Januari 2023
Terorisme

Forum Masyarakat Sipil Cirebon Dorong Rehabilitasi dan Reintegrasi Mantan Pelaku Kasus Terorisme

14 Januari 2023
Nabi Perintahkan Kita Lindungi Warga dari Kekerasan Seksual

Nabi Perintahkan Kita Lindungi Warga dari Kekerasan Seksual

31 Desember 2022
Mahasiswa Sebagai Social Control Untuk Wujudkan Bebas dari Korupsi

Mahasiswa Sebagai Social Control Untuk Wujudkan Bebas dari Korupsi

30 Desember 2022
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nabi Saw Menghormati Anak Perempuan

    Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Ibn Hazm aẓ-Ẓahiri Terhadap Ulama yang Membolehkan Pernikahan Tanpa Wali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik
  • Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker
  • Kisah Saat Para Perempuan Menjadi Saksi Kelahiran Nabi Muhammad Saw
  • Lima Pilar Penyangga Dalam Kehidupan Rumah Tangga
  • Makna Hijab Menurut Para Ahli

Komentar Terbaru

  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama pada Relasi Mubadalah: Muslim dengan Umat Berbeda Agama Part I
  • Urgensi Pencegahan Ekstrimisme Budaya Momshaming - Mubadalah pada RAN PE dan Penanggulangan Ekstrimisme di Masa Pandemi
  • Antara Ungkapan Perancis La Femme Fatale dan Mubadalah - Mubadalah pada Dialog Filsafat: Al-Makmun dan Aristoteles
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist