Mubadalah.id – Menyikapi hidup yang semakin tak bisa diprediksi, ada baiknya kita kembali meneladani gaya hidup dan kebiasaan para filsuf ditengah kegilaan zaman yang konon serba prkatis ini. Banyak orang mendambakan hiburan dan liburan ke tempat terkenal dan indah penuh kedamaian. Namun sejatinya masuk dan berlibur ke dalam diri sendiri adalah perjalanan paling mewah dan tak ada duanya.
Banyak sekali aliran filsafat yang bisa kita gunakan sebagai jalan untuk menapaki kehidupan (way of life) salah satunya adalah Filsafat Stoa atau yang kerap kali dikenal dengan Stoicisme. Soal Stoicisme mari belajar Meditations terlebih dahulu dari Marcus Aurelius. Dalam Bahasa Yunani, Filsafat Stoa berarti ataraxis yang asal katanya adalah ataraktus. a (tidak) taraxic/tarassein (to trouble) dengan demikian ataraxic berarti no trouble (untrouble).
Para kaum Stoa menggambarkan hal ini sebagai ‘situasi negatif’ yakni ‘tidak adaa gangguan’. Bahagia adalah saat kita tidak terganggu (kedamaian dan ketenangan jiwa). Dalam istilah lain, juga dikatakan sebagai apatheia, a (tidak) dan patheia/pathos (derita). Sehingga apatheia berarti bebas atau terbebas dari emosi, penderitaan dan nafsu-nafsu. Ketiga hal tersebut jika terus dibiarkan akan berubah menjadi kemarahan, kecewa, dengki dan iri hati.
Singkatnya, Filsafat Stoa mengajarkan kita untuk hidup selaras dengan alam dan emosi-emosi negatif yang terkontrol. Para filsuf setia juga punya kebiasaan baik yakni merenungi setiap kejadian yang terjadi dan menulis dalam perenungan tersebut.
Dewasa ini, ditengah bejuliwet dan keruwetan hidup ada baiknya kita meniru kebiasaan salah satu public figure yang juga mempraktikkan stoicisme dalam kesehariannya, tak lain adalah penulis sekaligus editor Geotimes: Cania Citta Irlanie. Perempuan lulusan Ilmu Politik UI ini memang terkenal sering menyuarakan opini dimedia sosial terkait isu-isu hangat yang terjadi, mulai dari isu-isu perempuan dan feminis, kekerasan seksual, pelecehan, politik, hukum, ekonomi bahkan yang paling menarik perhatian adalah soal pro-kontra LGBT.
Sejak masih sekolah, Vania mengaku memang sering ikut olimpiade dan lomba-lomba debat. Maka tak heran jika beropini merupakan ciri khas dan makanan sehari-harinya. Meski demikian, ada banyak hal yang patut kita tiru terkait sikapnya yang selalu santai dan enjoy ketika menerima banyak bullian di media sosial. Perkataannya yang lugas dan berani memang tak menutup kemungkinan mengundang emosi para netizen yang tak sepaham dengannya, ancaman sekaligus komentar bernada intimidasi kerap kali ia terima saat ia bersuara. Namun ia tetap santai dan chill saja meresponnya, tanpa larut dalam komentar-komentar bulian tersebut.
Sesungguhnya apasih rahasia Cania bisa tetap enjoy ditengah kehidupan yang ‘menghadeuhkan’ ini… Yu intip kiat-kiatnya…
Terbiasa Menulis dan Membaca Sejak Dulu
Sama seperti para Stoik kebanyakan, perenungan memang menjadi fashion. Cania Citta Irlanie yang terkenal cerdas tentu mendapat banyak pengetahuan bukan tanpa alasan. Tak lain ialah karena ia sangat gemar membaca dan menulis, mengakrabi pengetahuan jadi hobinya sehari-hari. Tak hanya itu, kita tahu bahwa membaca dan menulis punya efek positif selain secara fisik juga psikologis. Membaca membuat pikiran kita jadi terbuka dan menulis adalah proses penyebarluasan ide juga terhindar dari resiko stres karena pikiran-pikiran yang mengendap bisa terluapkan. Selain memang menjadi kegemarannya, menulis dan membaca juga kini menjadi pekerjaannya.
Fokus Pada Penyelesaian Masalah Bukan Mengeluh dan Pasrah
Cania Citta Irlanie mengaku bahwa sejak kecil ia diharuskan hidup mandiri, perceraian kedua orangtuanya menjadikan ia hidup dengan penuh kemandirian. Ibunya sering mengatakan “saat kamu ditimpa masalah, apakah dengan kamu mengeluh dan pasrah akan mampu menyelesaikan masalah? Cari cara agar masalah kamu cepat selesai” perihal ini, Vania juga sering menanamkan 10% masalah dalam hidup adalah masalah itu sendiri dan 90% nya adalah bagaimana kita merespon masalah tersebut.
Dirinya mengaku pernah di bully oleh teman sekolah, ia sering dicegat di pintu gerbang dan sebagai solusinya ia seringkali keluar sekolah melalui pagar samping guna menghindari bully-an tersebut. Menggelitik ya!
Open Minded dan Keluar Dari Zona Nyaman
Saat sebelum kuliah ia mengaku bahwa dirinya ‘anak sains banget’ karena sangat terbiasa bergelut didunia eksak. Ia memutuskan kuliah di jurusan Ilmu Politik karena sadar bahwa kehidupan ini begitu kompleks, awalnya memang tidak nyaman, perasaan aneh dan penyesuaian diri kembali ia rasakan …”Dalam Sains kan kebenaran hanya satu, kecuali jika teori lama terpatahkan oleh teori baru maka kebenarannya jadi geser sedang dalam ilmu sosial kebenaran bisa kompleks dan banyak, hal ini yang kemudian jadi bahan sekaligus pertimbangan saya menilai realita dalam kehidupan.”
Meski demikian ia terus berusaha dan meng-upgrade diri bahwa melakukan hal di luar kebiasaan lama punya tantangan dan keasyikan tersendiri. Pemahamannya soal filsafat stoa ini juga ia dapat dari diskusi tentang filsafat yang tak hanya memberi sumbangsih terhadap pengetahuan (kognitif) tapi juga secara emosional.
Mempersiapkan Diri Untuk Kemungkinan Terburuk
Sering menerima perkataan kasar, bahasa penuh ancaman dan ejekan-ejekan di media sosial tak membuat Cania Citta Irlanie gentar, ia sadar bahwa hidup harus siap dengan segala jenis resiko yang mungkin terjadi. Bermedia sosial bukan tanpa masalah punya, ia juga sepaket dengan resiko-resiko diatas. Artinya mempersiapkan diri untuk tetap kuat dan santai adalah pilihan.
Pada beberapa kesempatan ia mengaku sering mengamati komentar yang diarahkan pada para public figure lain, setelah itu ia baca dan resapi kalimat dan komentar bully-an tersebut sampai ia terbiasa dan menganggap bahwa ancaman tersebut bukan apa apa dan tidak berpengaruh. “Lagi pula apa pentingnya mengaminkan dan memberi kuasa atas perkataan orang, ia malah membuat kita tersiksa” dari sini kita melihat bahwa Cania memang individu merdeka.
Pesan Untuk Anak Muda
Kurangi melihat media sosial orang-orang yang pamer kemewahan. Karena postingan medsos tak melulu sesuai dengan kenyataan hidup, anak muda itu perlu buku, filosofi dan spirituallity. Baca buku dan pelajari filosofi yang menginspirasi bukan terus mengkhayal dan membandingkan hidup dengan kemewahan selebriti. []