Mubadalah.id – Perhatian dunia saat ini sedang tertuju pada masalah perubahan iklim. Suhu bumi naik hingga dua derajat celsius. Beberapa belahan dunia mengalami dampak perubahan iklim yang sangat tinggi. Suhu ekstrem, kebakaran hutan, melelehnya gletser, bencana kelaparan, kelangkaan bahan pangan, dan kerusakan alam lainnya. Hal ini tentu berdampak ke seluruh makhluk hidup yang ada di bumi tanpa terkecuali.
Rupanya, dampak perubahan iklim benar-benar mempersulit kehidupan manusia terutama perempuan. Perempuan lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim karena ia menjadi “kunci” dalam kehidupan sosial, seperti melaksanakan aktivitas rumah tangga hingga aktivitas mengolah sumber daya alam. Selain itu, ruang gerak perempuan yang terkadang masih terbatas, memersulit perempuan keluar dari dampak perubahan iklim.
Aktivitas perempuan yang berperan dalam kehidupan rumah tangga sangat merasakan bagaimana harga bahan makanan bisa begitu naik dengan harga yang tinggi. Beberapa bahan makanan langka dan tidak mudah untuk kita dapat. Perempuan harus memutar otak bagaimana caranya agar seluruh keluarga tetap bisa terpenuhi kebutuhannya di tengah harga-harga bahan makanan yang jauh melambung tinggi.
Dampak Perubahan Iklim bagi Perempuan dan Anak
Tak jarang, perempuan kerap mengalami kekerasan dalam rumah tangga karena dianggap tidak pandai mengurusi keluarga, tidak pandai mengatur keuangan, dan menjadi pelampiasan anggota keluarga lain saat kebutuhan dasar tidak dapat terpenuhi.
Di benua Afrika, bencana kelaparan membuat para anak mengalami busung lapar, kekerdilan, hingga malnutrisi. Perempuan di sana juga mengalami kesulitan dalam mencari bahan makanan karena tanah begitu kering dan air yang mulai menyusut. Banyak laki-laki yang menyiksa istri dan anak-anak mereka karena kesulitan dan kemiskinan hidup. Bahkan, perempuan dan anak-anak menjadi korban utama dalam perdagangan manusia yang terjadi di sana.
Aktivitas perempuan yang berperan dalam mengolah sumber daya alam juga merasakan bagaimana ruginya mereka ketika terjadi gagal panen karena perubahan iklim yang begitu mempengaruhi hasil panen. Apabila harga hasil panen tidak ada kenaikan harga, maka perempuan-perempuan mengalami kerugian. Begitu pula sebaliknya, apabila harga panen naik, maka akan mempengaruhi hasil panen komoditas lain dan membuat jumlah penjualan menurun, sehingga menyebabkan harga hasil panen anjlok.
Perempuan-perempuan di ladang dan sawah disibukkan dengan mencari sumber air untuk pengolahan pertanian mereka selagi para suami atau bapak mereka mengolah ladang. Mereka bertanggung jawab penuh dalam memelihara tanaman-tanaman pertanian yang ada. Apabila air mulai mengering, maka tanggung jawab mereka semakin berat untuk merawat tanaman.
Perempuan-perempuan yang menggantungkan aktivitasnya pada alam mengalami hal serupa. Sekarang, alam tidak akan lagi memberikan apa yang manusia butuhkan karena alam sendiri telah berubah. Waktu mencari sumberdaya alam akan terus bertambah seiring dengan minimnya sumber daya alam. Perempuan tidak dapat beraktivitas dalam bidang lain karena kesibukan mencari sumber daya alam.
Terkadang, anak-anak juga turut mencari sumber daya alam yang mengakibatkan waktu untuk belajar menjadi kurang. Pencarian energi dan sumber daya alam yang sangat jauh, juga akan merugikan perempuan serta anak-anak. Dalam hal ini mereka rentan terhadap bahaya yang mengintai, cedera, dan ancaman penyerangan dari hewan liar. Apabila dampak perubahan iklim terus terjadi, maka korban utama yang paling banyak adalah perempuan dan anak-anak.
Ciptakan Lingkungan yang Ramah Perempuan dan Anak
Begitu banyak dampak negatif yang menyerang perempuan karena persoalan perubahan iklim yang tidak kunjung berakhir. Apalagi hukum yang berlaku di masyarakat tidak benar-benar melindungi kaum perempuan dan anak. Perempuan yang perannya begitu banyak dalam kehidupan sosial menjadi terancam dan kerap kali disalahkan.
Sudah saatnya kita menciptakan ruang yang aman bagi para perempuan dan anak-anak. Perempuan begitu banyak mengorbankan apa yang dia punya untuk kelangsungan hidup, baik dalam kehidupan di keluarga maupun di kehidupan sosial. Peran perempuan turut andil dan semua pihak merasakannya. Apabila peran perempuan terbatasi dan terhambat karena dampak perubahan iklim menjadikan kekosongan peran dalam masyarakat.
Perubahan iklim harus segera kita atasi. Sebisa mungkin kita menciptakan lingkungan yang ramah perempuan dan anak-anak. Tanpa mereka, kehidupan sosial pasti akan mengalami ketidakseimbangan. Mari melakukan perubahan-perubahan kecil agar kualitas lingkungan membaik sehingga perubahan iklim pun dapat berakhir. []