• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Peserta Dibekali Tips Menulis Populer dalam Tunas Gusdurian 2022

Poin ini bukan hanya sekedar tips, tapi harus kita biasakan. Penulis terkenal sekalipun tidak langsung punya tulisan bagus tanpa proses yang panjang

Aida Nafisah Aida Nafisah
16/10/2022
in Pernak-pernik
3
Menulis Populer

Menulis Populer

430
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Temu Nasional (Tunas) Gusdurian 2022 merupakan forum di mana mempertemukan para penggerak se-Nusantara. Dalam forum ini peserta juga mendapat bekal beberapa kapasitas untuk menyebarkan pemikiran-pemikiran Gusdur, salah satunya adalah tips untuk memulai menulis populer.

Tips menulis populer ini dibagikan oleh redaktur Alif.id Muhammad Autad An Nasher atau yang akrab disapa peserta tunas dengan sebutan Mas Autad. Dalam forum ini Mas Autad mengharapkan peserta bisa memulai menulis untuk menyebarluaskan pemikiran-pemikiran Gusdur. Berikut adalah beberapa tips yang beliau bagikan:

Perbanyak Membaca

Perbanyak membaca adalah tips paling ampuh untuk memulai menulis populer, dengan membaca kita bisa mengahsilkan banyak kata-kata baru yang bisa dikombinasikan dalam sebuah tulisan, dengan membaca kita juga otomatis mendapat banyak ilmu dan wawasan.

Selain menjadi “bank kata”, perbanyak baca membuat tulisan kita mungkin lebih bisa dijadikan rujukan karena kita mempunya sumber yang kuat melalui buku dan jurnal.

Catat Semua Ide Sebelum Hilang

Ide bisa datang di manapun dan kapanpun, ide juga terkadang singgah ke pikiran kita dengan sangat cepat. Oleh karena itu pastikan sebelum ide ini hilang, kita harus sigap mencatat. Karena ide bagaikan kesempatan, ia tidak datang dua kali.

Perluas Sudut Pandang

Selain membaca, kita bisa memperluas sudut pandang kita dalam melihat sebuah fenomena dengan berdiskusi bersama teman, nonton film, atau melihat tayangan-tayangan di internet mengenai suatu fenomena. Dari sana, kita bisa memperkaya sudut pandang kita untuk menjawab keresahan yang akan kita tuangkan dalam sebuah tulisan.

Baca Juga:

Joglo Baca SUPI: Oase di Tengah Krisis Literasi

Tidak Ada Cinta Bagi Ali

Falsafah Hidup Penyandang Disabilitas dalam “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati”

Tantangan Difabel Tuli Dalam Mengakses Literasi Agama

Jangan lupa juga untuk membumbui tulisan kita dengan perspektif. Sebuah tulisan, akan lebih relevan jika kita melihat suatu hal dengan sebuah perspektif yang kita yakini. Misal, kita bisa mulai menulis pemikiran Gus Dur dengan menggunakan perspektif mubadalah.

Tentukan Tema dari Setiap Tulisan Kita

Tema ini bisa disebut juga sebagai branding diri. Misalnya, ada beberapa orang lebih suka menulis isu lingkungan, ada juga yang lebih suka menulis isu toleransi, atau isu gender. Maka sebaiknya kita fokus akan tema-tema ini agar tulisan kita lebih berkarakter.

Hal ini juga penting jika kita ingin memperluas karir. Beberapa media terkadang akan merekomendasikan penulis yang berkarakter ini untuk menjadi pembicara dalam acara-acara yang relevan dengan tema yang kita tulis.

Cari Partner yang Bisa Mendukung Kita dalam Kepenulisan

Partner yang saya maksud adalah orang yang bisa menjadi pembaca dan yang bisa menjadi role model dalam menunjang kepenulisan kita. Dalam menentukan pembaca, kita bisa meminta bantuan teman untuk membaca tulisan kita terlebih dahulu sebelum kita kirim ke media. Kita bisa mita pendapatnya mengenai tulisan kita apakah terlalu sulit terbaca atau sebaliknya.

Selain itu, penting untuk mempunyai role model, kita bisa memilih influencer penulis manapun yang bisa kita jadikan ATM (amati, tiru, modifikasi) gaya kepenuulisannya. Ingat ATM tidak sama dengan plagiasi ya.

Kejar Kuantitas, Kualitas Belakangan

Poin ini bukan hanya sekedar tips, tapi harus kita biasakan. Penulis terkenal sekalipun tidak langsung punya tulisan bagus tanpa proses yang panjang. Nikmati setiap proses dengan terus berlatih, khususnya berlatih EYD.

Untuk mulai menulis, sangat tidak apa-apa jika tulisan kita terasa tidak baik, atau belum sesuai konteks. Mas Autad berpesan bahwa untuk memulai menulis, posisikan diri kita sebagai penulis bukan sebagai editor. Jadi Tulislah!

Sekian tips menulis popular yang terbagikan, oleh salah satu redaktur alif.id Muhammad Autad An Nasher. Tulisan ini bukan hanya menjadi catatan untuk teman-teman salingers, tetapi juga untuk aku pribadi yang masih nanti-nanti dalam menulis.

Sebelum menutup kegiatan sharing menulis populer, Mas Autad mengingatkan bahwa “tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai.” Jadi, yuk bisa yuk kita selesaikan tulisan kita yang masih tersimpan dalam draft.

Tags: Jaringan GusdurianliterasiMenulis PopulerPenulisTunas GUSDURian 2022
Aida Nafisah

Aida Nafisah

Sedang belajar menjadi seorang ibu

Terkait Posts

KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Batas Aurat

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Fikih Ramah Difabel

Menggali Fikih Ramah Difabel: Warisan Ulama Klasik yang Terlupakan

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Masyarakat Adat

    Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID