Mubadalah.id – Ketua Majelis Musyawarah Keagamaan KUPI, Nyai Badriyah Fayumi mengajak seluruh ulama perempuan untuk menyuarakan ikrar Jepara, hasil musyawarah keagamaan dan rekomendasi dari hasil KUPI II.
Lebih lanjut, Nyai Badriyah, meminta para ulama perempuan untuk menyuarakan tiga hal tersebut dalam ruang khidmah di daerahnya masing-masing.
Nyai Badriyah juga mengingatkan agar seluruh ulama perempuan agar tetap saling berjejaring satu dengan yang lain.
“Yang penting setelah pulang menjadi penyuara Ikrar Jepara, hasil Musyawarah Keagamaan, dan rekomendasi di ruang khidmah masing-masing. Baik secara mandiri maupun bersama-sama, yang penting tetap saling berjejaring,” kata Nyai Badriyah, dalam unggahan Facebooknya, belum lama ini.
Sementara itu, Nyai Badriyah mengungkapkan bahwa KUPI II menjadi ruang perjumpaan bagi seluruh ulama perempuan, akademisi, dan aktivis untuk menyuarakan pendapat, ide, dan gagasan untuk menjawab lima isu yang menjadi fokus KUPI II.
“Di KUPI setiap orang bersemangat mendengar dan leluasa berbicara, terutama di diskusi paralel, musyawarah Keagamaan dan refleksi gerakan,” jelasnya.
Terlebih, di KUPI II ini, kata Nyai Badriyah, semua orang kami anggap setara dan istimewa.
Bahkan bagi setiap orang yang hadir boleh berkontribusi dan mengambil manfaat dari cita-cita bersama KUPI, yaitu membangun peradaban berkeadilan.
“Setiap orang setara dan istimewa. Setiap orang bisa berkontribusi dan boleh mengambil manfaat selama menjadi bagian dari cita-cita bersama,” paparnya.
Selain itu, Nyai Badriyah juga memberikan apresiasi kepada seluruh kerja panitia dan peserta yang hadir, akhirnya KUPI II bisa berjalan dengan maksimal dan hasil yang memuaskan.
“Lega rasanya amanah besar tertunaikan atas berkat rahmat Allah, kekompakan panitia, antusiasme dan keswadayaan peserta. Serta dukungan sangat banyak pihak yang luar biasa,” tukasnya.