Mubadalah.id – Berangkat dari apa yang saya dapati di lingkungan sosial, ternyata masih banyak perempuan yang menganggap tabu menstruasi perempuan haid. Mereka risih ketika harus menyampaikan bahwa mereka sedang haid atau menstruasi secara terang-terangan. Seperti yang terjadi di salah satu kegiatan organisasi mahasiswa yang saya ikuti. Masih banyak perempuan yang melakukan tindakan bisik-bisik kepada panitia untuk meminta izin mengganti pembalut.
Hal ini karena adanya sebagian orang yang menganggap bahwa itu adalah sebuah hal yang memalukan yang tidak semestinya tersampaikan secara terang-terangan di depan umum. Alhasil ketika perempuan menyampaikan kondisi haid mereka secara terang-terangan mereka sering kali akan mendapat label sebagai perempuan yang kurang sopan, malu-maluin. Bahkan terkena marah, dan jadi bahan tertawaan ketika mengungkapkan bagian dari kondisi biologis yang mereka alami.
Di beberapa Negara, bahkan beberapa suku di Indonesia masih ada yang melakukan pengasingan kepada perempuan-perempuan yang mengalami haid atau menstruasi mereka menempatkannya di rumah-rumah kecil. Atau gubuk sampai masa menstruasi mereka berhenti. Hal ini disebabkan karena aturan adat mereka menganggap bahwa perempuan haid adalah perempuan yang tercemari. Darah menstruasi mereka kotor, dan akan membawa petaka jika berada di dalam kelompok masyarakat.
Stigma Perempuan Haid
Darah perempuan haid juga di anggap punya kekuatan destruktif. Merusak atau menghancurkan. Sebab menetes di atas tanah, memberi makan belatung yang akan membunuh tanaman dan tercium oleh hewan pemangsa. Lebih dari itu, mereka juga melarang perempuan menstruasi untuk berpergian. Tidak boleh masuk rumah, dan tidak boleh menyentuh apapun. Karena mereka dalam keadaan kotor, bahkan ada beberapa adat yang melarang perempuan menstruasi untuk mandi atau membersihkan tubuhnya. Perempuan pun teralienasi dan terpenjara oleh kondisi biologisnya hanya karena ia terlahir sebagai perempuan.
Islam hadir di tengah-tengah masyarakat Arab, di mana saat itu perempuan di anggap sebagai musibah. Alhasil ketika seorang ibu melahirkan seorang bayi perempuan maka bayinya akan terkubur hidup-hidup. Belum lagi perempuan masih dianggap sebagai benda yang bisa dperjual belikan. Menjadi jaminan utang, dan dihadiahkan kepada seseorang. hal itu terjadinkarena kondisi menstruasinya mereka anggap sebagai kutukan.
Kemudian, Islam menegaskan bahwa ; pertama, perempuan adalah manusia. Kedua, setiap manusia hanyalah hamba Allah SWT. Ketiga,setiap manusia adalah khalifah fil ardh yang punya kewajiban mewujudkan kemaslahatan seluasnya di muka bumi. Artinya, laki-laki dan perempuan hanya hamba Allah SWT. Perempuan bukan hamba laki-laki, bukan hamba masyarakat atau pun adat. Keduanya mesti aktif berkerjasama mewujudkan kemaslahatan seluasnya di muka bumi.
Islam Memanusiakan Perempuan
Ajaran Islam bawa memanusiakan perempuan, dan posisinya setara dengan laki-laki tanpa pengecualian. Maka semestinya kita bisa terapkan secara utuh untuk memperlakukan perempuan secara adil dan beradab. Baik dalam rumah tangga, adat, maupun di ruang publik sebagai manusia dengan segenap pengalaman perempuan yang ia miliki.
Bagaimana mungkin orang kita perlakukan seseorang secara tidak manusiawi karena ia menjadi perempuan. Padahal ia tidak ikut menentukannya? Bagaimana mungkin perempuan kita perlakukan tidak manusiawi karena mengalami menstruasi. Sedangkan ia tidak diminta memilih? Manusia mesti kita perlakukan secara manusiawi,
Setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan punya kondisi biologis yang berbeda. Di mana ini adalah bentuk penciptaan mereka dari Tuhan yang tidak bisa kita pungkiri. Haid atau menstruasi adalah fitrah perempuan yang Tuhan berikan bagi sebaik-baiknya ciptaanNya. Tidak ada lagi perempuan yang teralienasi dari tubuhnya hanya karena ia menstruasi.
Tidak ada lagi perempuan yang terpenjara dari tubuhnya, keluarganya, dan lingkungannya hanya karena ia menstruasi, Maka jangan jadikan menstruasi sebagai dasar inferioritas perempuan. Dan, jangan berikan mereka beban berkali-kali atas kondisi dan pengalaman biologis yang sedang mereka alami. Menstruasi adalah fitrah penciptaan perempuan dari Tuhan yang harus kita terima dengan rasa welas asih. []