Mubadalah.id – Pada 18 Agustus 2023, rumah produksi film dan serial Netflix kembali menayangkan serial drama Korea terbaru mereka dengan judul Mask Girl. Serial ini terbilang unik karena untuk satu karakter film saja, memerlukan tiga aktor perempuan yang berbeda untuk memerankannya. Netflix sengaja melakukan hal tersebut untuk memberikan gambaran yang mendalam terkait fase kehidupan karakter tersebut.
Sinopsis Mask Girl
Mask Girl menceritakan seorang wanita kantoran bernama Kim Mo-mi yang sedari kecil memiliki cita-cita menjadi idol. Akan tetapi, cita-cita tersebut tidak terwujud karena kondisi wajahnya yang “tidak mendukung.”
Alhasil, dia hanya menjadi pekerja kantoran biasa yang kehidupannya sangat monoton. Di samping menjadi pekerja kantoran biasa, tidak ia sangka Kim Mo-mi memiliki pekerjaan sampingan menjadi streamer platform online.
Saat menjadi streamer, seketika ia berubah menjadi wanita seksi yang mengenakan topeng untuk menutup mukanya. Ia memilih pekerjaan sampingan ini karena merasa walau wajahnya tidak cantik, namun tetap terberkati tubuh yang seksi.
Masalah timbul saat ia tidak sengaja melakukan siaran langsung yang memperlihatkan tubuhnya tanpa sehelai kain karena mabuk. Akibat perbuatannya ini, akun siaran langsungnya dicekal.
Merasa bosan, Mo-mi kemudian menghubungi salah satu penonton setianya –seorang laki-laki, dan mengajaknya untuk bertemu. Hari mereka bertemu tiba. Pada awalnya mereka menikmati waktu bersama, namun Mo-mi merasa tidak nyaman ketika penonton mengajaknya ke sebuah motel dengan dalih supaya mereka bisa mengobrol lebih nyaman.
Mo-mi akhirnya mengetahui bahwa ia hanya dimanfaatkan dan hendak dilecehkan. Merasa harus mempertahankan kehormatannya, Mo-mi melawan laki-laki tersebut dan tidak sengaja membuatnya terluka parah. Panik, tiba-tiba ponselnya berdering.
Rupanya yang menelpon Mo-mi adalah teman kantornya yang bernama Joo Oh-nam. Rekannya tersebut segera menghampirinya dan membantu “membersihkan” tempat kejadian. Mo-mi disuruh pulang tanpa banyak bertanya.
Dalam serial Mask Girl ini, bercerita juga bahwa Joo Oh-nam memiliki perasaan terpendam kepada Kim Mo-mi serta menjadi penonton setia siaran Mo-mi. Joo Oh-nam memiliki kepribadian yang tertutup, sangat menggemari anime bermuatan pornografi, dan berpenampilan fisik tidak menarik. Sehingga membuatnya terkucilkan dan memiliki kelainan seksual yang tidak wajar. Seringkali Joo Oh-nam membayangkan Kim Mo-mi berhubungan seksual dengannya.
Fenomena Lookism dan Beauty Privilege
Serial ini sungguh menyindir kondisi masyarakat saat ini yang sangat menuntut seseorang, baik laki-laki maupun perempuan untuk berparas menarik. Kita pastinya juga sudah sangat sering mendengar perkataan jika seseorang good looking, maka sudah menyelesaikan setengah dari masalah hidupnya.
Dalam ilmu psikologi, fenomena ini kita sebut sebagai lookism. Melansir dari Kumparan, fenomena lookism merujuk pada tindakan diskriminatif yang berdasarkan pada penampilan fisik seseorang.
Fenomena lookism dan beauty privilege merupakan dua hal yang mampu menggerogoti martabat manusia. Dalam konteks apapun seperti asmara, pekerjaan, dan bermasyarakat, seseorang yang kita anggap good looking akan lebih mudah beradaptasi di ketiga hal tersebut.
Sebagai contoh dalam hal melamar pekerjaan, kita banyak menemui kriteria utamanya ialah yang berpenampilan menarik. Atau saat bermain dating apps, pasti hal pertama yang terlihat ialah fisik. Relasi ini sangat tidak seimbang karena tidak hanya mendiskriminasi perempuan, namun laki-laki juga dapat terkena imbasnya. Selain itu berpotensi menimbulkan perlakuan kekerasan atau bullying hanya karena seseorang tersebut “tidak cantik atau tidak ganteng”.
Kedua fenomena ini jika tidak tertangani dengan baik, akan menjadi bom waktu sendiri dalam diri seseorang. Ini terlihat pada saat Kim Mo-mi kecil yang sering mendapatkan komentar tidak mirip dengan ibunya yang berparas cantik dan suka diperlakukan tidak adil di kantornya.
Hal yang serupa juga Joo Oh-nam alami yang semasa sekolah selalu di-bully karena fisiknya yang gemuk. Luka dan trauma masa kecil ini kemudian tidak terkelola dengan benar, membuat kedua karakter ini memiliki sisi lain yang tidak dunia ketahui. Kim Mo-mi yang menjadi streamer seksi dan rela melakukan apapun demi disukai banyak orang. Joo Oh-nam yang memiliki fantasi seksual yang tidak wajar karena dia sangat kesepian.
Objektifikasi Tubuh Perempuan
Serial ini juga menyoroti banyaknya fenomena masyarakat yang mengobjektifikasi tubuh perempuan sebagai objek seksual. Hal ini terlihat pada scene Kim Mo-mi yang diajak ke motel oleh salah satu penontonnya. Dalam serial ini menceritakan salah satu penontonnya tersebut merasa tertipu karena mengira Kim Mo-mi memiliki paras yang cantik.
Sebagai bentuk balas dendamnya, penonton tersebut hendak memperkosa Kim Mo-mi karena memiliki pemikiran “setidaknya aku telah mencicipi tubuhnya walau wajahnya tidak menarik”. Scene lainnya yang berhubungan juga dengan hal ini ialah saat Joo Oh-nam melakukan pemerkosaan terhadap Kim Mo-mi. Ini berlandaskan pada fantasi seksualnya yang tidak wajar.
Cara pandang ini sungguh merugikan perempuan, serta menempatkan perempuan pada kelompok yang rentan. Mengutip dari Girls Beyond, fenomena objektifikasi tubuh perempuan beresiko melahirkan pola pikir masyarakat yang memandang, menilai, bahkan memakai sesuka hati tanpa perlu memikirkan pendapat si pemilik tubuh.
Kemudian lahirlah narasi bahwa perempuan diperkosa karena tubuhnya mengundang. Ini tidak masuk akal karena tidak akan terjadi ruda paksa jika sedari awal tidak memikirkan hal tersebut. Perlu kita ingat juga bahwa tindak pemerkosaan tidak mengenal gender korbannya dan pakaian yang ia gunakan.
Dengan demikian, hubungan yang kompleks antara fenomena lookism, beauty privilege, dan objektifikasi tubuh perempuan perlu kita gali dan basmi hingga ke akar-akarnya jika ingin menghentikan struktur masyarakat yang merugikan kepada sesama. []