Mubadalah.id – Pernahkah kamu merasa bahwa hidup sedang tidak baik-baik saja? Bahkan dengan beribadah pun hati masih terasa sesak dan penuh. Terlebih, jika masalah yang sedang terjadi datang bertubi-tubi. Entah itu masalah ekonomi, psikologis, percintaan, maupun keluarga. Sering kali kita menjadi termotivasi untuk mengakhiri hidup dan menebar fenomena copycat suicide tanpa kita sadari.
Apa itu Copycat Suicide?
Copycat suicide ialah peniruan bunuh diri, yaitu sebuah peristiwa bunuh diri yang beralih ingin meniru kasus bunuh diri sebelumnya. Bunuh diri ini menjalar di antara kelompok pertemanan dan juga perilaku bunuh diri yang menyebar lewat berbagai bentuk media.
Biasanya copycat suicide tersebar akibat kasus selebritas yang bunuh diri, sehingga para penggemar fanatik yang merasakan kehilangan ikut mengakhiri hidup juga. Namun kini, perilaku peniruan bunuh diri dapat menyebar oleh siapa pun, terlebih penggunaan sosial media yang begitu masif. Sehingga efek negatif yang terjadi adalah munculnya fenomena copycat suicide yang merajalela.
Lemahnya Iman Menjadi Faktor Bunuh Diri?
Dalam kasus bunuh diri, ada banyak faktor yang dapat menjadi sebab terjadinya hal yang tidak kita inginkan. Termasuk lemahnya iman seseorang. Untuk itu di dalam ajaran Islam, apabila pikiran sedang semrawut dan hati sedang gelisah. Ataupun jiwa sedang bergelut dalam amarah. Hendaknya kita segera mengingat Allah Swt. dan beribadah guna menenangkan hati dan pikiran, serta menjauhkan pikiran-pikiran negatif khususnya menghilangkan pikiran mengakhiri hidup secara dini.
Bunuh diri adalah salah satu perbuatan yang paling dibenci Allah Swt. dan merupakan perbuatan zalim yang mengakibatkan dosa besar. Tertera dalam QS. An-Nisa’ ayat 29:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْ ۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا
Yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”
Bahkan Rasulullah Saw. pernah bersabda bahwasanya perbuatan bunuh diri merupakan dosa besar yang tidak akan diterima surga dan menjadi salah satu penyebab masuk neraka.
“Di antara orang-orang sebelum kalian ada seorang laki-laki yang terluka. Lalu, ia merasa putus asa. Kemudian, dia mengambil sebilah pisau untuk mengiris urat nadi tangannya dengan pisau tersebut. Tentu saja darah tidak berhenti keluar dari tubuhnya sampai akhirnya ia meninggal dunia. Kemudian, Allah Swt. berfirman: ‘Hamba-Ku telah mendahului Aku untuk mengakhiri masa hidupnya, maka Aku mengharamkan surga atas orang tersebut’.”
Penyebaran Media Juga Berperan dalam Fenomena Copycat Suicide
Saat ini media berperan penting dalam menyampaikan berbagai informasi. Saat teknologi sudah berkembang, hampir setiap orang memiliki smartphone yang bisa digunakan sebagai media perantara informasi. Termasuk pemberitaan bunuh diri yang tersebar secara leluasa.
Meski banyak media yang menggunakan kata-kata trigger warning terlebih dahulu sebagai pengingat. Namun, banyak juga masyarakat yang penuh dengan rasa penasaran sampai lupa bahwa dirinya sangatlah sensitif dengan hal demikian, sehingga tanpa sadar, pikiran-pikiran buruk terus terlintas setelah mengetahui berita bunuh diri tersebut.
Fenomena copycat suicide ini sudah banyak terjadi saat ini. Sehingga ada baiknya kita membentengi diri kita dengan iman dan takwa, serta mewadahi diri dengan kegiatan yang positif. Meski mengakhiri hidup tampak adalah jalan keluar yang paling mudah. Namun ingat, bahwa hal tersebut adalah dosa besar dan merupakan perbuatan zalim, baik zalim terhadap diri sendiri maupun kepada keluarga dan kerabat yang kita tinggalkan.
Jika saat ini salingers sedang dalam masalah yang sekiranya dalam tahapan pikiran manusia sudah sangat sulit untuk menemukan jalan keluar. Maka ingatlah apa yang Allah Swt. katakan dalam QS. Al-Baqarah ayat 286: La Yukallifullahu Nafsan Illa Wus’aha Allah Swt. tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. []