• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Pentingnya Menjadikan Pengalaman Perempuan sebagai Basis

Ini adalah salah satu bentuk pemaknaan ayat al-Qur'an dengan berbasis pada pengalaman perempuan, atau tepatnya tuntutan perempuan sebagai subjek dalam hal poligami.

Redaksi Redaksi
26/07/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Pengalaman Perempuan

Pengalaman Perempuan

534
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Menempatkan pengalaman perempuan sebagai subjek dalam poligami adalah penting, untuk memenuhi tuntutan prinsip keadilan yang diamanatkan al-Qur’an. Karena yang menerima akibat langsung dari poligami adalah perempuan.

Sehingga, pilihan monogami atau poligami dalam memaknai anjuran ayat 3 dari sura an-Nisa harus dengan menempatkan perempuan sebagai subjek.

Atau tepatnya, pengalaman dan pertimbangan para perempuan adalah subjek utama dalam penentuan keputusan pilihan poligami.

Ini adalah salah satu bentuk pemaknaan ayat al-Qur’an dengan berbasis pada pengalaman perempuan, atau tepatnya tuntutan perempuan sebagai subjek dalam hal poligami.

Menempatkan pengalaman perempuan sebagai basis pemaknaan ayat al-Qur’an pernah dilakukan Nabi Muhammad Saw. Pada ayat 34 dari surat an-Nisa, disebutkan bahwa suami dianjurkan memukul istri yang tidak taat, ketika sudah tidak bisa lagi dengan cara nasihat, maupun dengan cara pisah ranjang.

Baca Juga:

Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

Nabi pun memperkenankan pemukulan ini. Tetapi kemudian beberapa perempuan bertandang ke Nabi dan mengadukan perilaku pemukulan para suami mereka.

Anehnya, kemudian para suami juga menahan Nabi untuk tidak mencabut izin pemukulan istri tersebut. Tetapi Nabi pada akhirnya bersikeras untuk memihak kepada para perempuan dan mencap para laki-laki yang memukul perempuan, sebagai lak-laki yang tidak baik.

Lengkapnya, seperti dalam riwayat Iyas bin Abdillah bin Abi Dzubab ra berkata:

“Bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Janganlah kalian memukul para perempuan!” Lalu datang Umar Ra kepada Rasulullah Saw dan berkata:

“Para istri itu nanti berani (melawan) suami mereka, berikan kami izin untuk tetap memukul mereka”.

Tetapi kemudian banyak sekali perempuan yang mendatangi keluarga Rasulullah Saw, mengadukan perilaku suami mereka. Maka Rasulullah Saw pun bersabda:

“Sesungguhnya banyak perempuan mendatangi keluarga Muhammad sambil mengadukan perilaku suami mereka. Mereka (para suami yang memukul istri) itu bukanlah orang-orang yang baik”. (Riwayat Abu Dawud). []

Tags: BasisPengalamanperempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Kursi Lipat

Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

8 Juni 2025
Anda Korban KDRT

7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT

7 Juni 2025
KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Kritik Asma Barlas

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah
  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT
  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID