Mubadalah.id – Dalam al-Qur’an surat an-Nisa’ ayat 21, Allah menegaskan bahwa pernikahan adalah mitsaqan ghalidzan (perjanjian suci).
Sehingga ketika laki-laki dan perempuan sudah memantapkan hatinya untuk menikah, maka perjanjian tersebut harus keduanya jaga dengan baik. Karena jangan sampai perjanjian pernikahan itu ia sepelekan dengan sering gonta-ganti pasangan.
وكيف تاْ خدونه وقد اْفضى بعضكم الى بعض واْخدْن منكم ميثا قا غليظا
Artinya: Dan bagaimana kamu hendak mengambil (mahar) padahal sebagian dari kamu telah menggauli sebagian yang lain dan mereka (para istri) telah mendapatkan dari kamu perjanjian yang sangat tebal (kuat). (QS. an-Nisa’ ayat 21)
Dalam ayat tersebut jelas bahwa semangat al-Qur’an bukan menggampangkan gonta-ganti pasangan seperti gonta-ganti pakaian, meskipun dalam keadaan tertentu perceraian dan berganti pasangan dipandang sebagai sebab solusi.
Merenungi ayat ini dengan hati yang runduk akan membawa kita menemukan makna yang dalam tentang arti pasangan kita dalam perkawinan.
Pasangan adalah Pakaian Kita
Dalam al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 187 Allah berfirman:
هن لبا س لكم واْنثم لبا س هن
Artinya: Mereka (istri kalian) adalah pakain bagi kalian (para suami), dan kalian (para suami) adalah pakaian bagi mereka (istri kalian). (QS. al-Baqarah ayat 187)
Penggalan ayat di atas adalah kiasan yang sangat indah dari al-Qur’an mengenai suami istri. Suami ibarat pakaian bagi istri. Sebaliknya, istri juga ibarat pakaian bagi suami. Keduanya memiliki fungsi yang sama, yakni menjadi pakaian bagi pasangannya.
Ada yang berseloroh, kalau istri atau suami kita ibarat pakaian, enak dong, bisa gonta ganti setiap saat. Bahkan ada yang menganggap ayat ini merupakan legitimasi dari kawin cerai. Masya Allah! Ini sungguh pemahaman yang ngeres plus ngawur karena melihat sesuatu hanya dari sisi kecenderungan nafsu hewaniah manusia.
Padahal kita tahu, meski sama-sama punya nafsu seks, manusia bukanlah binatang. Dan Al-Qur’an pasti tidak mengkehendaki perkawinan manusia seperti binatang yang bisa gonta-ganti pasangan setiap saat asalkan sama-sama mau.
Jika demikian, sangat tidak tepat dan bahkan berlawanan dengan prinsip Islam jika ayat ini dipahami sebagai dalil bolehnya berganti-ganti pasangan seperti berganti-ganti pakaian.
Maka dari itu, jelas sudah bahwa suami istri adalah pakaian bagi pasangannya. Seperti pakaian, suami dan istri adalah penutup aurat pasangannya; penjaga kesehatan; penjaga kehormatan dan pembuat indah penampilannya. []