• Login
  • Register
Senin, 2 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kerja Metode Mubadalah dalam Khitan

Bahkan, banyak sekali praktik khitan perempuan justru berdampak besar pada kerusakan saraf alat kelamin, sehingga menimbulkan kesakitan, dan tidak sedikit yang berakibat kematian.

Redaksi Redaksi
16/12/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Khitan Metode Mubadalah

Khitan Metode Mubadalah

710
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Metode mubadalah memfokuskan pada makna yang terkandung dalam hukum khitan. Dalam berbagai tulisan. Termasuk dalam fikih, khitan laki-laki itu dengan memotong kulit yang menutupi ujung penis. Kulit ini menutupi kepala penis, sehingga mengumpulkan sisa-sisa air kencing atau kotoran yang lain.

Kulit ini, karena menutupi ujung penis, juga membuat laki-laki terhambat menikmati rangsangan seksual. Karena itu, khitan akan membuat laki-laki menjadi lebih bersih, dan lebih bisa menikmati rangsangan saat berhubungan seks.

Pertanyaannya, apakah perempuan memiliki anggota tubuh yang menutupi, mengumpulkan kotoran, dan membuatnya lebih sulit terangsang, sehingga perlu khitan? Atau apakah dengan mengkhitan, perempuan akan menjadi lebih bersih dan lebih mudah menikmati rangsangan seksual. Kajian medis menyatakan bahwa anatomi tubuh perempun berbeda dari laki-laki.

Di dalam tubuh perempuan tidak ada sesuatu yang bisa kita katakan mirip dengan kulup di ujung penis, yang mengumpulkan kotoran sehingga perlu kita buang, atau menghambat rangsangan sehingga perlu kita buka. Malah sebaliknya, bagian tubuh perempuan yang biasanya mengkhitan di berbagai budaya, justru tempat saraf-saraf, yang salah satunya berfungsi merasakan rangsangan seksual.

Bahkan, banyak sekali praktik khitan perempuan justru berdampak besar pada kerusakan saraf alat kelamin, sehingga menimbulkan kesakitan, dan tidak sedikit yang berakibat kematian.

Baca Juga:

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

Doa, Mubadalah, dan Spirit Penguatan Perempuan: Catatan Reflektif dari Kuala Lumpur

Semua Adalah Buruh dan Hamba: Refleksi Hari Buruh dalam Perspektif Mubadalah

Dengan melihat makna yang tersimpan dalam isu khitan ini, maka yang kita mubadalahkan bukan hukum khitan. Tetapi bagaimana memberikan kesehatan dan kenyamanan tubuh pada perempuan, dengan tidak dikhitan, sebagaimana memberikan kenyamanan kepada laki-laki melalui khitan.

Metode mubadalah harus memastikan bahwa perempuan tetap memiliki saraf yang memungkinkan mereka dapat menikmati rangsangan seksual, sebagaimana laki-laki dapat menikmatinya.

Demikianlah kerja metode mubadalah dalam isu khitan. Tentu saja, dalam Islam, menikmati hubungan seks hanya diperbolehkan dalam lembaga pernikahan. []

Tags: kerjaKhitanmetodeMubadalah
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Hijab

Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an

1 Juni 2025
Jilbab

Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan

1 Juni 2025
Sukainah

Tren Mode Rambut Sukainah

31 Mei 2025
IUD

Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

31 Mei 2025
Kodrati

Mengenal Perbedaan Laki-laki dan Perempuan secara Kodrati

31 Mei 2025
Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Menilik Peran KUPI Muda dalam Momen Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

30 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jilbab

    Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kreativitas tanpa Batas: Disabilitas dan Seni

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an
  • Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
  • Tren Mode Rambut Sukainah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID