Mubadalah.id – Setiap 28 Mei diperingati sebagai Menstrual Hygiene Day atau Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia. Peringatan ini pertama kali diinisiasi oleh organisasi Water, Sanitation, and Hygiene (WASH) United yang berbasis di Jerman.
Menurut data dari WASH United, lebih dari 500 juta perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia menghadapi tantangan besar terkait kebersihan menstruasi. Mereka kerap mengalami keterbatasan akses terhadap produk-produk kesehatan menstruasi seperti pembalut, menstrual cup, atau tampon.
Selain itu, masih banyak yang tidak mendapatkan edukasi yang memadai tentang menstruasi. Sehingga ketika pertama kali mengalaminya, mereka merasa syok, bingung, dan tidak tahu harus berbuat apa.
Maka dari itu peringatan hari kebersihan menstruasi menjadi sangat penting. Di sisi lain, pemilihan tanggal 28 Mei juga berangkat dari rata-rata panjang siklus menstruasi, yaitu 28 hari, sementara bulan Mei, bulan ke-5, melambangkan rata-rata durasi menstruasi yang biasanya berlangsung selama 5 hari.
Oleh sebab itu, peringatan Menstrual Hygiene Day bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan saat menstruasi, serta menghapus stigma dan ketabuan yang masih melekat di mereka.
Hal ini karena, di sebagian masyarakat Indonesia, menstruasi masih sering dianggap sebagai sesuatu yang memalukan, kotor, bahkan najis.
Akibatnya, pembicaraan tentang menstruasi kerap dihindari, baik di ruang publik maupun dalam keluarga. Terutama kepada anak laki-laki. Maka tidak heran jika ada banyak anak laki-laki yang merasa jijik ketika melihat darah menstruasi.
Dampak Kurangnya Edukasi Menstruasi
Sejak kecil, jujur, aku sendiri sama sekali tidak mendapatkan edukasi tentang menstruasi dari keluargaku. Sebagian besar dari mereka beralasan bahwa pengalaman menstruasi adalah hal yang tabu untuk dibicarakan.
Akibatnya, ketika pertama kali menstruasi, aku merasa sangat bingung dan tidak tahu bagaimana cara menjaga kebersihan diri dengan benar.
Tentu kebingungan ini bukan hanya dialami oleh aku saja, ada banyak perempuan yang tidak paham bagaimana cara menjaga kebersihan diri pada saat menstruasi.
Akibat dari ketidak tahuan ini, pantas saja jika data global menunjukkan bahwa perempuan yang mengalami Infeksi Saluran Kemih (ISK) cukup tinggi, sekitar 35% hingga 42%.
Selain ISK, ada juga beberapa masalah kesehatan yang sering muncul pada tubuh perempuan ketika tidak menjaga kebersihan diri ketika menstruasi. Penyakit tersebut ialah:
Pertama, Kandidiasis. Adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan jamur Candida, yang biasanya ada di tubuh dalam jumlah kecil. Infeksi ini dapat menyerang berbagai bagian tubuh, termasuk kulit, mulut, dan vagina, dan dapat menyebabkan gejala seperti ruam, gatal, dan nyeri.
Kedua, Bacterial Vaginosis. Adalah kondisi yang terjadi ketika terdapat ketidakseimbangan dalam jumlah bakteri normal di vagina, yang menyebabkan pertumbuhan berlebihan bakteri tertentu, seperti Gardnerella vaginalis, dan infeksi lainnya.
Menstruasi bukan Hanya Urusan Perempuan
Oleh karena itu, momentum Menstrual Hygiene Day menjadi sangat penting untuk kita semua. Ini adalah kesempatan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kebersihan saat menstruasi, memberikan pemahaman yang benar sejak dini. Sekaligus menghapus stigma negatif yang masih melekat di masyarakat.
Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan perempuan, kita juga berkontribusi pada kesejahteraan mereka secara menyeluruh.
Kesadaran ini juga bukan hanya tanggung jawab perempuan, tetapi juga menjadi tugas bersama, termasuk bagi laki-laki. Mereka perlu memahami bahwa menstruasi adalah proses biologis yang wajar, bukan sesuatu yang memalukan atau harus mereka sembunyikan.
Bahkan peran orang tua pun tak kalah penting. Edukasi tentang menstruasi perlu mereka berikan sejak dini agar anak-anak, baik perempuan maupun laki-laki. Orang tua tidak merasa tabu, bingung, atau malu saat mendengar topik ini. Terutama ketika perempuan mengalami menstruasi pertama kali.
Dengan edukasi yang baik, kita bisa membantu mengurangi risiko infeksi saluran kemih dan masalah kesehatan lainnya yang sering muncul akibat kurangnya pengetahuan atau praktik kebersihan menstruasi yang keliru. []