Mubadalah.id – Kepala Pusat Studi Gender, Hak Anak dan Difabel (PSGAD) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon (SSC) Dr. Masriah, M.Ag, mengapresiasi inisiatif Mubadalah.id dalam membangun kolaborasi antara akademisi, komunitas dan pesantren untuk belajar langsung mengenai disabilitas dari perspektif KUPI.
“Peserta kita berasal dari berbagai lembaga, termasuk pondok pesantren, komunitas dan lembaga pendidikan. Ini orang-orang terpilih. Kami bersyukur bisa bersama-sama belajar membangun lingkungan yang ramah difabel, baik di kampus maupun pesantren,” ujarnya pada Workshop “Menulis dan Membumikan Isu Disabilitas melalui Media Populer dan Platform Digital”, Senin (20/10) di Hotel Grand Tryas Cirebon.
Ia berharap workshop ini tidak berhenti pada pelatihan, tetapi berlanjut menjadi program berkelanjutan. “Kita ingin tindak lanjut nyata. Jangan sampai kegiatan ini berhenti di sini saja, tapi terus berlanjut untuk mengurangi ketidakadilan terhadap teman-teman difabel,” tambahnya.
Dr. Masriah juga menyoroti potensi besar anak muda dalam menciptakan karya digital yang berdampak sosial. “Anak muda sekarang harus lebih kreatif, lebih banyak karyanya. Kami ingin ke depan bisa membuat podcast, konten video, dan karya digital lainnya yang ramah disabilitas,” katanya.
Pada worksop kali ini, peserta akan dilatih membuat artikel populer, konten media sosial, dan kampanye digital dengan perspektif inklusif, didampingi oleh tim redaksi Mubadalah.id.
Melalui pelatihan ini, para peserta diajak untuk menulis dan melihat isu disabilitas bukan sebagai topik sosial yang jauh. Tetapi sebagai realitas yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
“Menulis dengan tema disabilitas menjadi salah satu bentuk advokasi kita dalam mengubah cara pandang masyarakat,” tambahnya.
Workshop dua hari ini menjadi awal untuk mengubah narasi tentang disabilitas dari objek belas kasihan menjadi subjek kemanusiaan yang setara.
“Semoga kegiatan ini berjalan lancar sampai akhir, dan menjadi langkah awal menulis untuk keadilan bagi disabilitas,” tutup Dr. Masriah.