• Login
  • Register
Sabtu, 20 Agustus 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Cerita tentang Perubahan Zaman, Obrolan Ringan Bersama Hairus Salim

Memang sangat dilematis hidup masa kini. Kita diberikan segala akses dan kemudahan mendapatkan informasi, pengetahuan dan banyak hal. Namun, dampak negatifnya juga banyak

Muallifah Muallifah
27/06/2022
in Pernak-pernik
0
Perubahan Zaman

Perubahan Zaman

229
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa waktu lalu, saya sempat bercerita panjang lebar tentang perubahan zaman, bersama Hairus Salim, salah satu esais Indonesia yang saya kenal melalui tulisan-tulisannya yang ciamik. Kami memulai pembicaraan dengan sangat asik, yakni “Mengapa orang dulu gak bisa selingkuh? Karena mau selingkuh gimana, wong kita tidak punya media seperti sekarang. Dulu gak mungkin bisa ketemu dengan dua perempuan sekaligus dalam satu malam.

Malam minggu, itu waktunya ketemu dengan pacar. Kalau sudah malam minggu ada cowok dan cewek bareng, itu pasti pacarnya. Mau ngirim surat, itu balasnya berhari-hari. Sekarang, orang selingkuh mudah sekali, bilang kalimat cinta kepada 5 perempuan sekaligus di waktu yang sama, tidak akan kelihatan,” ucapnya.

Kalimat di atas bagi saya, tidak pernah terpikirkan sama sekali. Namun, kalau kita pikir, ada benarnya pula. Barangkali dari kalimat tersebut kita akan berpikir dan menemukan jawaban dari pertanyaan, mengapa dulu bapak dan ibu kita bisa menikah hanya karena bertemu di parkiran, atau langsung menikah hanya karena satu pertemuan yang tidak di sengaja?

Karena dulu, orang tua kita tidak terdistrak dengan banyaknya informasi seperti sekarang. Referensi tentang pasangan misalnya. Dulu kriteria nyaman, cocok, cantik atapun tampan barangkali berbeda dengan hari ini.  Sekali berjumpa, jika dulu langsung cocok, ya menikah. Sekarang tidak demikian, perlu perkenalan, komunikasi intens, nyaman, nyambung, cocok satu sama lain, lalu ditinggalin lalu bisa jadi pasangan.

Daftar Isi

    • Peran Media Sosial dalam Perubahan Zaman yang Dihadapi Manusia
  • Baca Juga:
  • Nyai Hannah : Perempuan Merdeka itu Terbebas dari Tirani Manusia
  • Nyai Umnia Labibah : Perempuan Merdeka itu Memiliki Hak Sebagai Manusia Utuh
  • Menilik Batasan Syahwat Manusia
  • Maraknya Fenomena Second Account di kalangan Remaja, Apa yang Dicari?
    • Sisi Lain dari Pengaruh Media Sosial

Peran Media Sosial dalam Perubahan Zaman yang Dihadapi Manusia

Hari ini, di media sosial, video perempuan dan laki-laki, beragam model dan gaya hidup, beragam kecantikan yang tertampilkan, tanpa kita sadari berpengaruh terhadap pola pikir yang akan kita bangun. Ini juga berpengaruh terhadap kriteria pasangan kita. Banyaknya informasi, hubungan yang bisa terjalin dengan cara cepat, mengenal bisa dengan siapapun, kriteria menemukan pasangan juga semakin berubah seiring berjalannya waktu.

Bayangkan saja, jika kita cosplay hidup 30 tahun lalu misalnya. Saya kesulitan  untuk menghubungi siapapun, dan seandainya memiliki pintu Dorameon, saya langsung kembali ke kehidupan masa kini karena tidak betah.

Baca Juga:

Nyai Hannah : Perempuan Merdeka itu Terbebas dari Tirani Manusia

Nyai Umnia Labibah : Perempuan Merdeka itu Memiliki Hak Sebagai Manusia Utuh

Menilik Batasan Syahwat Manusia

Maraknya Fenomena Second Account di kalangan Remaja, Apa yang Dicari?

Namun, kabar baiknya, hidup tanpa ada mesin, tanpa ada informasi, tanpa ada referensi tentang kehidupan. Pasti yang kita bayangkan bukanlah kekayaan, atau pencapaian tertinggi dalam hidup, karir yang bagus, atau outfit kekinian. Justru yang ada dalam pikiran saya, bagaimana bisa bertahan untuk hidup besok. Sebab saya tidak terdistrak dengan pencapaian Maudy Ayunda, atau tidak tergiur dengan kecantikan Laudya Cintya Bella atau tidak terpengaruh dengan informasi turunnya bitcoin akibat ulah Elon Musk.

Saya tidak akan bertemu dengan istilah overthinking sebab sibuk mencari kayu untuk kebutuhan dapur. Saya justru tidak tahu istilah susah move on karena tidak melihat tentang kehidupan mantan di media sosial. Kehidupan pada 30 tahun lalu itu, benar-benar kehidupan yang tanpa terdistrak oleh apapun. Mungkin ada, tapi itu hanya perilaku tetangga sebelah rumah, yang tidak semassif kita tonton di media sosial.

Sisi Lain dari Pengaruh Media Sosial

Hari ini, media sosial dipenuhi oleh kehidupan setiap orang. Masing-masing orang menampilkan kenikmatan menjalani hidup. Ada yang bergelimang harta, ada pula yang hidup dengan kelimpahan nikmat keluarga. Jarang sekali kita menemukan orang yang menampilkan kesengsaraan dalam hidupnya, atau masalah dalam hidupnya. Semua tercipta seolah paling sempurna. Lalu ketika kita menyaksikan ini, secara spontan, membandingkan hidup kita dengan yang lain. Bukankah ini dampak paling merugikan dari media sosial?

Memang sangat dilematis hidup masa kini. Kita mendapat segala akses dan kemudahan mendapatkan informasi, pengetahuan dan banyak hal. Namun, dampak negatifnya juga banyak.

“Dulu kalau janjian, kita ketemu orangnya, atau berkirim surat, tepat waktu. Karena kan tidak seperti sekarang komunikasinya.  Kalau sekarang, bilang otewe padahal masih tiduran. Pokoknya dulu tuh gak seperti sekarang. Ada banyak yang bisa kita dapatkan seperti kemudahan komunikasi, tapi resikonya ya itu. komitmen dan tanggung jawabnya yang menjadi pertanyaan,” Ucap Pak Salim.

Kalimat penutup itu mengingatkan saya pada seseorang yang pernah bersama dengan sebuah janji, “aku tidak bisa hidup tanpa kamu.” Nyatanya, hari ini di masih hidup dengan haha hihi di media sosial setelah memutuskan untuk menikah dengan orang lain. Wassalam. []

 

Tags: gaya hidupHairus Salimmanusiamedia sosialModernisasiPerubahanTeknologi Digital
Muallifah

Muallifah

Penulis asal Sampang, sedang menyelesaikan studi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tinggal di Yogyakarta

Terkait Posts

Perempuan Indonesia

Ketika Nawaning Menjadi Tumpuan Harapan Perempuan Indonesia

19 Agustus 2022
pesan kemerdekaan

Kisah Inak Sahnun dan Pesan Moral Tentang Kemerdekaan

19 Agustus 2022
Ekstremisme Beragama

Upaya-upaya Konkret untuk Mengatasi Ekstremisme Beragama

19 Agustus 2022
Pedagang Perempuan

Benarkah Pasar Menjadi Tempat Maksiat Karena Mayoritas Pedagang Perempuan?

18 Agustus 2022
diskriminasi

Nyai Enik Maslahah : Perempuan Merdeka itu Terbebas dari Diskriminasi dan Kekerasan

18 Agustus 2022
luluk

Nyai Luluk Farida Mucthar : Perempuan Merdeka itu Dapat Hak Hidup Bahagia

17 Agustus 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan dalam Pacaran

    Memaklumi Kekerasan dalam Pacaran Atas Nama Cinta, Patutkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Nawaning Menjadi Tumpuan Harapan Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Merdekalah!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Upaya-upaya Konkret untuk Mengatasi Ekstremisme Beragama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Hannah : Perempuan Merdeka itu Terbebas dari Tirani Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Mariatul Asiah : Perempuan Merdeka itu Aman dan Nyaman
  • Syekhul Azhar Ahmad Thayyib: Pelaku Kekerasan Terhadap Perempuan Itu Kurang Akal
  • Perempuan Merdekalah!
  • Belajar dari Film Asa; Merdeka Dari Kekerasan Seksual
  • Nyai Rahmi : KUPI harus Lakukan Terobosan Baru Dalam Berbangsa dan Bernegara

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist