• Login
  • Register
Rabu, 8 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Kepada Hati yang Berpulang Saat Lebaran

Zahra Amin Zahra Amin
12/06/2018
in Aktual
0
lebaran

lebaran

7
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Setiap tahun jelang Lebaran, ada tradisi mudik, pulang ke kampung halaman bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Kebiasaan ini terutama bagi mereka yang merantau ke luar kota, mengukir kesuksesan dan membagi kisah itu bersama keluarga, saudara, kerabat, tetangga dan sahabat sepermainan sewaktu kecil.

Selain menyapa mereka yang masih hidup, juga dibarengi dengan berziarah kepada yang telah berpulang ke asal. Orang-orang terkasih yang dulu begitu dekat dan lekat, satu persatu akan dipanggil menghadapNya.

Itulah makna kepulangan sesungguhnya.

Rasa kehilangan akan begitu terasa di bulan Ramadhan jelang akhir hingga Lebaran tiba. Sebab momentum Hari Raya adalah saat di mana semua keluarga berkumpul bersama.

Kepada hati yang berpulang, melewati banyak rintangan, dengan mengumpulkan rupiah demi rupiah selama satu tahun agar bisa merayakan lebaran di kampung halaman, dan ada cerita yang ingin dibagi untuk bisa dibanggakan di depan keluarga.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Mengapa Anak Muda Perlu untuk Mendukung Pengesahan RUU PPRT
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia dan Kontribusinya dalam Pelestarian Lingkungan Hidup
  • Pernikahan Tanpa Wali dan Saksi ala Kyai FM Jember dalam Perspektif Mubadalah
  • Mengulik Sejarah Hari Gizi Nasional dan Masalah Stunting di Indonesia

Baca Juga:

Mengapa Anak Muda Perlu untuk Mendukung Pengesahan RUU PPRT

5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia dan Kontribusinya dalam Pelestarian Lingkungan Hidup

Pernikahan Tanpa Wali dan Saksi ala Kyai FM Jember dalam Perspektif Mubadalah

Mengulik Sejarah Hari Gizi Nasional dan Masalah Stunting di Indonesia

Pada dia yang rela melalui perjalanan panjang, berpuluh-puluh kilometer, melintasi gunung dan lautan hanya demi bertemu dengan orang tua dan orang-orang tercinta.

Namun yang lebih penting lagi selain pertemuan fisik itu, adalah keikhlasan hati untuk saling memaafkan lahir batin satu sama lain, kesalahan yang terlihat maupun yang tak nampak.

Antara orang tua dan anak, suami dan istri, kakak beradik dan antar saudara baik yang dekat maupun jauh. Melepaskan semua rasa benci dan dendam, iri serta dengki yang mewarnai hari-hari di satu tahun terlewati.

Ada hati yang telah berpulang untuk kembali bersih dan suci dari segala noda. Tak hanya tubuh yang telah melampaui perjalanan jauh itu, jiwapun mengalami hal serupa dengan satu bulan penuh menjalani ibadah puasa, menahan diri dari segala hal yang membatalkan, dengan begitu jiwa telah dicuci dari segala hawa nafsu yang membelenggu.

Makna secara sosial, pulang juga dimaknai dengan kembalinya kita pada jiwa yang murni, polos seperti anak-anak yang belum terpapar salah dan dosa.

Dari rasa benci menjadi cinta, dari prasangka menjadi kasih sayang, dan dari dendam menjelma kedamaian. Sebab, aktivitas yang didasari dengan semangat cinta, kasih sayang dan perdamaian menjadi akhir dari kepulangan jiwa sesungguhnya.

Tidak ada perjalanan yang sempurna, kecuali menuju ujung yang membahagiakan. Sedangkan pada kebencian, dendam dan prasangka belum pernah melahirkan rasa bahagia, sebaliknya hanya meninggalkan lebih banyak luka, duka dan kecewa.

Saat kembali dari kampung halaman nanti, menuju ke kota masing-masing, kepada hati yang telah berpulang agar saling mengingatkan untuk tak mudah mengatakan ujaran kebencian, melakukan pelecehan verbal dan fisik, baik di dunia nyata maupun media daring. Lebih mampu mengontrol jari-jari tangan saat menyentuh gawai dari sebaran berita hoax.

Pulang, setidaknya mengubah jiwa yang mulanya penuh amarah menjadi lebih ramah. Tak lagi suka memukul siapa saja yang berseberangan dengannya, namun mulai merangkul setiap menemui perbedaan yang ada.

Terakhir, meminjam catatan Buya Husein Muhammad yang mengutip kalimat indah Maulana Rumi dalam Matsnawi, “Setiap orang yang hidup jauh dari kampung halamannya akan merindukan saat-saat masih berkumpul dengan sanak keluarganya”.

Dalam catatan yang sama Buya juga menulis kutipan syair Abu Tamam, “Sudah berapa banyak rumah di bumi yang disinggahinya. Tetapi rindu dendam selalu pada rumah yang pertama”.

Jadi kepada hati yang tengah melakukan perjalanan, setelah petualangan yang panjang jangan lupa jalan pulang. Sebab, esok tak lagi sama untuk bisa disinggahi, karena jiwa yang telah berubah menjadi lebih baik, kelak yang akan mampu bertahan hingga akhir kehidupan.[]

Tags: bermaafanidul fitriIndonesiakampung halamanlebaranMudikmuslimpulang kampung
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

keluarga berencana

Relasi Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah

31 Januari 2023
perspektif mubadalah

5 Pilar Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah

28 Januari 2023
Ninik Rahayu Dewan Pers

Dr. Ninik Rahayu Terpilih sebagai Ketua Dewan Pers 2022-2025

15 Januari 2023
Terorisme

Forum Masyarakat Sipil Cirebon Dorong Rehabilitasi dan Reintegrasi Mantan Pelaku Kasus Terorisme

14 Januari 2023
Nabi Perintahkan Kita Lindungi Warga dari Kekerasan Seksual

Nabi Perintahkan Kita Lindungi Warga dari Kekerasan Seksual

31 Desember 2022
Mahasiswa Sebagai Social Control Untuk Wujudkan Bebas dari Korupsi

Mahasiswa Sebagai Social Control Untuk Wujudkan Bebas dari Korupsi

30 Desember 2022
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Childfree

    Childfree: Hukum, Dalil, dan Penjelasannya dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lagu We Will Rock You dalam Satu Abad NU

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bagaimana Hukum Suami Mengasuh Anak?
  • Kampung Adat Kranggan, Masih Eksis di Pinggiran Ibu Kota
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

Komentar Terbaru

  • Harapan Lama kepada Menteri PPPA Baru - Mubadalah pada Budaya Patriarki Picu Perempuan Jadi Mayoritas Korban Kekerasan Seksual
  • Menjadi Perempuan Pembaru, Teguhkan Tauhid dalam Kehidupan pada Bagaimana Hukum Menggunakan Pakaian Hingga di Bawah Mata Kaki?
  • Wafatnya Mbah Moen Juga Dirasakan Semua Umat Beragama - Mubadalah pada Fahmina Institute Terapkan Prinsip Mubadalah dalam Organisasi
  • Sisi Lain dari Haul Gus Dur ke-10 di Cirebon, yang Bikin Semua jadi Ambyar - Mubadalah pada Alissa Wahid: Islam Menolak Segala Bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan
  • Hari Nol Toleransi terhadap Sunat Perempuan pada Hari Anti Sunat Perempuan Internasional: Bukti Praktik P2GP Membahayakan Perempuan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist