Mubaadalahnews.com,- Majelis Mubadalah Ke-10 digelar di Aula Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo, Kamis, 28 Februari 2019.
Majelis yang dikonsep dalam bentuk workshop tersebut bertajuk Pendampingan Keluarga Perspektif Pendekatan Mubadalah (Keadilan dan Kesalingan Relasi Laki-laki dan Perempuan).
Acara yang diprakarsai Pusat Studi Gender dan Anak Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IAIN Ponorogo diikuti oleh 11 kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Ponorogo, para mahasiswa dan peserta dari Program Keluarga Harapan (PKH) Dinas Sosial.
Hadir juga dalam acara tersebut penulis buku Qira’ah Mubadalah DR. KH Faqihuddin Abdul Kodir, Wakil Rektor II IAIN Ponogoro DR. H. Agus Purnomo M.Ag dan Ketua Pusat Studi Gender dan Anak LPPM IAIN Ponorogo DR. Hj. Evi Mu’afiah, M.Ag.
Agus mengatakan, Qira’ah Mubadalah adalah sebuah ilmu baru yang sangat menarik yang ditulis oleh Kiai Faqih seorang cendikiawan yang produktif. Mubadalah juga, lanjut Agus, menjadi perspektif yang baru untuk berdiskusi gender.
“Saya tidak tahu lagi apa yang akan disampaikan Kiai Faqih ini. Karena kalau saya boleh jujur dari judulnya (Qira’ah Mubadalah) saja sudah sangat menarik. Karena menurut saya Qira’ah Mubadalah adalah ilmu dan perspektif baru untuk menjadi bahan untuk berdiskusi gender,” kata Agus saat memberi sambutan.
Agus menambahkan, dalam konteks sekarang diskusi gender dengan menggunakan Qira’ah Mubadalah menjadi mudah dan menarik, karena ada sesuatu yang dipruduksi bagaimana menjadi pemikiran-pemikiran yang tadinya dianggap ‘kliru’ kemudian diproduksi kembali menjadi benar.
“Saya kira buku ini memudahkan untuk memperjuangkan kesetaraan dan keadilan,” jelasnya.
Agus berharap, mudah-mudahan ini bukan yang akhir. Karena menurut Agus, diskusi tentang gender membutuhkan waktu yang sangat lama. Semoga diskusi tentang gender ini harus terus dari waktu ke waktu.
“Saya kira itu, mudah-mudahan apa yang akan beliau (Kiai Faqih) sampaikan betul-betul kita bisa mengambil manfaatnya, menambah perspektif baru, menambah khazanah keilmuan, sehingga apa yang digagaskan nanti bisa dilaksanakan,” tuturnya. (RUL)