Mubadalah.id – Menjelang perhelatan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II, salah satu Ketua Majelis Musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (MM KUPI), Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA mengajak semua para ulama perempuan, akademisi, pengambilan kebijakan dan para aktivis untuk hadir dalam KUPI II.
Kehadiran mereka semua di KUPI II ini, guna untuk meneguhkan eksistensi ulama dan keulamaan perempuan.
“Saya mengajak kepada semuanya mari hadir di kongres ulama perempuan Indonesia. Saya juga mengajak kepada para ulama perempuan, para akademisi yang bergerak di perguruan tinggi, di pesantren, di majelis taklim, di ormas Islam, di media, para pengambil kebijakan untuk hadir di KUPI II,” kata Nyai Badriyah, seperti dalam video yang diunggah Instagram @indonesia_kupi, pada Sabtu, 20 November 2022.
“KUPI II untuk meneguhkan eksistensi ulama dan keulamaan perempuan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Nyai Badriyah menyampaikan bahwa kontribusi ulama perempuan Indonesia menjawab persoalan sosial sangat penting untuk merawat peradaban yang berkeadilan.
“Kontribusi dari ulama perempuan Indonesia, merespon persoalan sosial, persoalan lingkungan hidup dengan perspektif ulama perempuan dan nantinya ulama perempuan juga menjadi bagian penting dari gerakan untuk merawat dan melestarikan lingkungan hidup ini,” tegasnya.
Kontribusi peran perempuan ini, kata Nyai Badriyah, menjadi bukti bahwa ulama perempuan Indonesia mampu memberikan kemaslahatan untuk seluruh umat manusia.
“KUPI II ini sekaligus membuktikan dan membaktikan peran ulama perempuan bagi bangsa, bagi negara, bagi kemanusiaan dan bagi semesta,” tuturnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits itu berharap, semoga Allah SWT memudahkan langkah menuju KUPI II.
Ia juga menyatakan semoga hasil dari kongres kedua nanti bisa menjadi rujukan yang bermanfaat dan membawa kemaslahatan bagi masyarakat.
“Hasil dari kongres ulama perempuan yang kedua nantinya akan bisa dijadikan pedoman bersama bagi kita. Terutama untuk melakukan transformasi sosial yang membawa kemaslahatan bagi peradaban, bagi kemanusiaan. Dan tidak terlepas dari kemanusiaan itu adalah perempuan, keluarga dan anak,” tukasnya. (Rul)