• Login
  • Register
Sabtu, 4 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Perayaan Idul Fitri di Tengah Pandemi

Zahra Amin Zahra Amin
23/05/2020
in Aktual
0
(sumber fotonews.detik.com)

(sumber fotonews.detik.com)

5
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Tanpa terasa Ramadhan segera berpamit pergi, meninggalkan kita yang masih dicekam suasana pandemik, yang entah kapan akan berakhir. Satu bulan berpuasa, dan beribadah dari rumah, ternyata tak mampu jua mengendapkan ego kita agar lebih bijak menyikapi kondisi di tengah wabah corona ini.

Tagar #IndonesiaTerserah dan #IndonesiaJanganTerserah, saling berlomba memperebutkan ruang, kuasa dan makna. Meski jika melihat kenyataan yang ada, masyarakat seolah abai dengan segala hal protokol kesehatan yang sudah diatur dalam kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah. Belum lagi ditambah dengan ketidaktegasan Kepala Daerah, terhadap mereka yang melanggar aturan.

Warga yang berdesakan di pusat perbelanjaan jelang lebaran, tanpa menjaga jarak, dan banyak ditemui juga tanpa menggunakan masker, semakin menegaskan sikap sebagian dari kita yang seakan meremehkan adanya virus covid-19.

Polemik dilarangnya mudik, namun sebagian besar ternyata masih memaksakan diri untuk mudik, pulang ke negeri asal tanpa mengindahkan himbauan dan tidak ada upaya agar diri kita tidak menjadi carier atau pembawa virus di kampung halaman. Semua pencegahan yang sudah dilakukan susah payah selama dua bulan untuk di rumah saja, terasa ambyar, tak berbekas, tanpa sisa dan terasa sia-sia.

Ya, harus diakui, idul fitri di tengah pandemik tahun ini merupakan perayaan yang paling sepi, sunyi, lirih dan terasa perih. Karena, demi keselamatan bersama harus meniadakan tradisi bermaafan melalui sungkeman atau pun bersalaman dan berpelukan.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik
  • Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker
  • Kisah Saat Para Perempuan Menjadi Saksi Kelahiran Nabi Muhammad Saw
  • Lima Pilar Penyangga Dalam Kehidupan Rumah Tangga

Baca Juga:

Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik

Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker

Kisah Saat Para Perempuan Menjadi Saksi Kelahiran Nabi Muhammad Saw

Lima Pilar Penyangga Dalam Kehidupan Rumah Tangga

Sungguh ada sesuatu yang hilang dalam idul fitri tahun ini, dan entah apakah mungkin bisa kembali terulang di tahun-tahun mendatang. Ada rasa yang tak bisa dibahasakan. Satu sisi, ingin sekali berkumpul bersama keluarga besar, kerabat dan handai taulan untuk merayakan suka cita dan kegembiraan lebaran, namun di sisi lain keselamatan bersama juga harus diutamakan.

Membayangkan itu semua, di malam terakhir Ramadhan, saya menemukan banyak sekali pesan dari kata pengantar buku “Islam yang Mencerahkan dan Mencerdaskan”, karya guru kita semua, KH. Husein Muhammad, semoga Allah selalu merahmati dan memberikan keberkahan dalam hidupnya.

Beliau menuturkan, para ulama dan bijak bestari mengajarkan kepada kita bahwa sesungguhnya banyak jalan menuju kepadaNya. Namun, jalan yang terbaik, termudah, dan tercepat yang dapat mengantarkan kepada tempat persinggahan terakhir kita, kembali pada Tuhan, tempat kita berasal, dengan nyaman ialah memberikan pelayanan yang baik dan membagikan kegembiraan kepada manusia, serta meniadakan penderitaan mereka.

Dalam penggalan lain, Kiai Husein juga menulis bahwa pada suatu kesempatan Mi’raj bersama Malaikat Jibril, Nabi SAW. Mengagumi suatu tempat yang dilihatnya dan bertanya kepada Jibril, “Wahai Jibril, aku tadi melihat istana di surga. Untuk siapakah gerangan tempat itu? Tanya Nabi SAW. Jibril menjawab, “ia disiapkan untuk siapa saja yang berhasil mengendalikan marah dan yang suka memaafkan.”

Melalui pesan itu, tepat kiranya jika di momentum Idul Fitri tahun ini, meski dengan segala keprihatinan atas wabah corona, yang bisa mengakibatkan kematian, sejenak kita menundukkan ego dan segala prasangka untuk mengendalikan marah dan saling memaafkan.

Karena ada hal yang lebih penting dari sekedar memburu kepuasaan ragawi di hari raya lebaran, setelah satu bulan berpuasa di bulan Ramadhan, yakni melakukan kerja-kerja baik. Bagi tenaga medis yang sedang bertugas, pemerintah yang membuat kebijakan, dengan segala macam program jaring pengaman sosial, serta masyarakat yang tetap mematuhi aturan protokol kesehatan.

Sebab, masih dalam buku yang sama, disebutkan tindakan, sikap dan perbuatan yang baik tersebut betapapun beratnya, sesungguhnya tidaklah sia-sia, tidak akan hilang, tetapi akan berguna bagi dirinya. Sebagaimana yang dikatakan Plato, salah satu filsuf Yunani dan seorang bijak bestari.

“Jika engkau lelah akibat kerja-kerja baikmu seharian, maka kebaikan itu akan langgeng dan lelah itu akan hilang. Jika engkau merasakan kenikmatan dengan kerja-kerja berdosamu, maka kenikmatan itu akan hilang dan dosa-dosa itu tetap langgeng.”

Maka untuk seluruh pejuang kemanusiaan yang berada di garda depan perlawanan menghadapi virus covid-19, para donator yang telah mendonasikan sebagian hartanya untuk membantu dan meringankan beban sesama, dan untuk kamu yang masih setia tetap berada di rumah saja, terimakasih. Kerja baik kalian takkan pernah sia-sia.

Akhir kata, di hari yang fitri ini, semoga kita semua kembali terlahir suci. Meluruhkan segenap perasaan yang membebani jiwa, menepikan sejenak egoisme atas nama apapun ia. Dengan segala kerendahan hati, mohon maaf lahir dan batin, menjadi awal mula kehidupan normal yang baru, dan hari esok yang akan kita mulai lagi dengan sejuta cinta untuk seluruh umat manusia. []

Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

keluarga berencana

Relasi Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah

31 Januari 2023
perspektif mubadalah

5 Pilar Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah

28 Januari 2023
Ninik Rahayu Dewan Pers

Dr. Ninik Rahayu Terpilih sebagai Ketua Dewan Pers 2022-2025

15 Januari 2023
Terorisme

Forum Masyarakat Sipil Cirebon Dorong Rehabilitasi dan Reintegrasi Mantan Pelaku Kasus Terorisme

14 Januari 2023
Nabi Perintahkan Kita Lindungi Warga dari Kekerasan Seksual

Nabi Perintahkan Kita Lindungi Warga dari Kekerasan Seksual

31 Desember 2022
Mahasiswa Sebagai Social Control Untuk Wujudkan Bebas dari Korupsi

Mahasiswa Sebagai Social Control Untuk Wujudkan Bebas dari Korupsi

30 Desember 2022
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nabi Saw Menghormati Anak Perempuan

    Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Ibn Hazm aẓ-Ẓahiri Terhadap Ulama yang Membolehkan Pernikahan Tanpa Wali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik
  • Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker
  • Kisah Saat Para Perempuan Menjadi Saksi Kelahiran Nabi Muhammad Saw
  • Lima Pilar Penyangga Dalam Kehidupan Rumah Tangga
  • Makna Hijab Menurut Para Ahli

Komentar Terbaru

  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama pada Relasi Mubadalah: Muslim dengan Umat Berbeda Agama Part I
  • Urgensi Pencegahan Ekstrimisme Budaya Momshaming - Mubadalah pada RAN PE dan Penanggulangan Ekstrimisme di Masa Pandemi
  • Antara Ungkapan Perancis La Femme Fatale dan Mubadalah - Mubadalah pada Dialog Filsafat: Al-Makmun dan Aristoteles
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist