• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Pola Asuh Gus Dur kepada Anak-anaknya

Putri-putri Gus Dur dibebaskan untuk memilih jalan kehidupan mereka masing-masing. Gus Dur tidak pernah memaksakan kehendaknya terhadap putri-putrinya. Entah itu dalam urusan pendidikan, karir ataupun pernikahannya

Tasnim Qiy Tasnim Qiy
24/01/2024
in Publik
0
Anak-anak Gus Dur

Anak-anak Gus Dur

756
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – KH. Abdurrahman Wahid atau sering dipanggil Gus Dur adalah sosok yang patut dijadikan panutan, salah satunya pada praktir pengasuhan terhadap anak. Walaupun Gus Dur sangat sibuk di masa itu tetapi Gus Dur tetap menyempatkan waktunya bersama anak-anaknya.

Gus Dur memiliki empat orang anak yang semuanya adalah perempuan. Putri-putrinya tumbuh dengan kasih sayang yang luar biasa di dalam keluarga. Gus Dur bersama sang istri Ibu Sinta Nuriyah bersama-sama merawat, menjaga, dan mendidik putri-putrinya.

Putri-putri Gus Dur dibebaskan untuk memilih jalan kehidupan mereka masing-masing. Gus Dur tidak pernah memaksakan kehendaknya terhadap putri-putrinya. Entah itu dalam urusan pendidikan, karir ataupun pernikahannya. Semuanya diserahkan pada keinginan dan kesiapan anak-anaknya,

Padahal seperti yang kita tahu beliau berasal dari keluarga pesantren yang masih sangat kental dengan budaya perjodohan. Apalagi anak beliau kesemuanya adalah perempuan yang menurut mayoritas dalam budaya kita harus lebih sering diatur.

Dalam salah satu podcast yang aku tonton, Mbak Inayah Wahid, salah satu putri Gus Dur menceritakan bahwa Gus Dur itu adalah sosok ayah egaliter. Gus Dur tidak pernah memaksa anak-anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak ia sukai. Justru sebaliknya Gus Dur selalu memberikan dukungan pada putri-putrinya supaya bisa berdaya dan bahagia.

Baca Juga:

Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak

Pentingnya Menanamkan Moderasi Beragama Sejak Dini Ala Gus Dur

Humor Kritis di Layar Televisi: Menjaga Ruang Demokrasi

Hifdh An-Nafs, Al-‘Aql dan An-Nasl dalam Interpretasi Gus Dur

Dari cerita dari Mbak Inayah, Gus Dur juga kerapkali meminta maaf pada putri-putrinya. Salah satunya pada saat beliau tengah sibuk menjadi presiden dan mengurus NU. Katanya Gus Dur suka tiba-tiba datang ke kamar anak-anaknya, termasuk Mbak Inayah dan meminta maaf karena beliau tidak banyak waktu untuk keluarganya.

Teladan Baik

Bagi Mbak Inayah ini adalah teladan yang sangat baik. Karena tidak banyak orang tua yang dengan senang hati meminta maaf pada anak. Justru sebaliknya, biasanya anak yang selalu dituntun untuk datang dan minta maaf pada orang tua.

Tapi Gus Dur tidak begitu, beliau justru datang secara langsung ke semua putri-putrinya, dan secara pribadi meminta maaf. Hal ini karena Gus Dur merasa anak-anaknya butuh penjelasan akan hal itu.

Dari cerita Mbak Inayah aku juga mendengar bahwa Gus Dur adalah sosok ayah yang tidak pernah marah. Hal ini terbukti ketika Mbak Inayah bolos sekolah. Gus Dur sama sekali tidak memarahinya, justru beliau malah bertanya dengan santai “kemana aja kok bolos sekolah?.”

Teladan-teladan ini ternyata menjadi kekuatan untuk Mbak Inayah dan putri-putri Gus Dur dalam menjalani kehidupannya. Oleh karena itu, menurut aku parenting yang dilakukan oleh Gus Dur juga bagus banget kalau ditiru oleh orangtua-orangtua zaman now.

Udah gak zaman banget orangtua mendikte anak untuk begini dan begitu. Justru anak harus orangtua beri ruang yang luas untuk memilih dan menentukan jalan hidupnya sendiri. Meski begitu, dampingan dan bimbingan orangtua tetap ia butuhkan.

Seperti halnya Gus Dur, beliau juga tidak pernah melepaskan putri-putrinya begitu saja, tetap ia dampingi dan arahkan. Jadi parenting yang Gus Dur lakukan kepada anak-anaknya itu ialah bebas memilih tapi harus bertanggung jawab pada pilihannya dan bisa mendatangkan manfaat serta kemaslahatan bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Dari pendidikan tersebut, saat ini kita bisa lihat sendiri bagaimana putri-putri Gus Dur tumbuh. Semuanya hebat-hebat dan bisa berkiprah dan menebar manfaat pada orang banyak sesuai dengan bakat serta minatnya masing-masing.

Ini lah salah satu teladan Gus Dur yang bisa kita lanjutkan. Seperti tagline Jaringan GUSDURian “Gus Dur telah meneladankan, saatnya kita melanjutkan.” []

Tags: anak-anakgus durpola asuh
Tasnim Qiy

Tasnim Qiy

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

COC

COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

18 Juli 2025
Sirkus

Lampu Sirkus, Luka yang Disembunyikan

17 Juli 2025
Disabilitas dan Kemiskinan

Disabilitas dan Kemiskinan adalah Siklus Setan, Kok Bisa? 

17 Juli 2025
Wonosantri Abadi

Harmoni Iman dan Ekologi: Relasi Islam dan Lingkungan dari Komunitas Wonosantri Abadi

17 Juli 2025
Zakat Profesi

Ketika Zakat Profesi Dipotong Otomatis, Apakah Ini Sudah Adil?

16 Juli 2025
Representasi Difabel

Dari Layar Kaca ke Layar Sentuh: Representasi Difabel dalam Pergeseran Teknologi Media

16 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Penindasan Palestina

    Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID