Mubadalah.id – Tahun ini, sebanyak 100 dari 5.945 Kantor Urusan Agama (KUA) yang tersebar di Indonesia telah dipilih menjadi piloting project Pusat Layanan Keluarga Pusaka Sakinah dari Kementerian Agama (Kemenag).
Seratus KUA itu tersebar di 15 provinsi dan 83 kabupaten/kota. Lembaga-lembaga tersebut diharapkan bisa menjadi role model agar bisa diduplikasi ke KUA-KUA lainnya.
Kasubdit Bina Keluarga Sakinah (KS) Direktorat Bina KUA dan KS Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, M. Adib Machrus menyatakan, pihaknya berani membuat Pusaka Sakinah, karena program percontohan ini sebagai investasi jangka panjang untuk menekan angka perceraian.
“Sekarang kita masuk tahap penyelesaian modul. Modulnya ada empat, tiga modul untuk pasangan suami-istri (pasutri), dan satu modul lagi untuk peningkatan kapasitas kepala KUA,” kata Adib Machrus ketika ditemui Mubadalah.id di Jakarta, belum lama ini.
Dia menerangkan, 100 KUA yang dipilih sebagai piloting project Pusaka Sakinah berdasarkan jumlah penduduk yang dilayaninya cukup besar, yakni 1:100 dan 50 kali melayani pernikahan selama satu bulan serta wilayah KUA itu memiliki problem sosial yang tinggi.
Selain itu, KUA tersebut memiliki ruangan yang cukup, minimal satu ruangan untuk konsultasi mitigasi, memiliki sumber daya manusia (SDM) yang memadai serta memprioritaskan KUA yang berada di ibukota di kota/kabupaten.
Dia menjelaskan, Pusaka Sakinah merupakan inovasi pelayanan yang bertujuan meningkatkan kualitas layanan publik dan kinerja pelayanan KUA kepada masyarakat.
“Program ini dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat menyangkut isu-isu keluarga, termasuk mengatasi bersama persoalan sosial,” tuturnya.
Lebih lanjut lagi, pihaknya bertekad memberikan pusaka-pusaka kepada masyarakat. Melalui program ini, pihaknya ingin membangun fondasi keluarga sakinah, yang memiliki relasi sehat, sehingga bisa menciptakan keturunan yang berkualitas.
“Problem keluarga sangat banyak dan mengancam tercapainya bonus demografi, tetapi saya yakin program Pusaka Sakinah ini bisa mengatasi permasalahan masyarakat,” pungkasnya. (WIN)