• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Wacana Feminisme Muncul dari Pesantren

Hal ini menunjukan betapa besar peran KH. Husein Muhammad dalam ikut mengembangkan dan menggulirkan wacana dan gerakan feminisme di Indonesia

Redaksi Redaksi
07/11/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
feminisme pesantren

feminisme pesantren

461
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Yang menarik, respons positif terhadap wacana feminisme justru datang dari kalangan ulama pesantren. Padahal seperti kita tahu, menurut beberapa pihak, ulama pesantren dianggap kolot, paternalistik, feodal, dan patriarkal. Bahkan kalangan pesantren ini, bersikap konservatif dan curiga terhadap perubahan.

Hal ini, justru berbeda dengan munculnya gagasan-gagasan baru tentang feminisme Islam dari kelompok Islam tradisional seperti KH. Husein Muhammad, atau kita mengenalnya sebagai sosok kiai feminis.

Hal ini menunjukan betapa besar peran KH. Husein Muhammad dalam ikut mengembangkan dan menggulirkan wacana dan gerakan feminisme di Indonesia.

Di sinilah peran utama atau pentingnya lembaga pendidikan seperti pesantren dan tokoh agama (ulama), dalam merespon wacana-wacana demokrasi, pluralisme, feminisme, dan lain-lain.

Pesantren atau kalangan Islam tradisionalis terbukti bisa dengan cepat beradaptasi dengan perubahan, dan sekaligus kreatif dalam menghadapi perubahan sosial, dan kondisi-kondisi politik.

Baca Juga:

Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis

#JusticeForArgo: Melawan Privilese Dalam Menegakkan Keadilan Korban

Kafa’ah yang Mubadalah: Menemukan Kesepadanan dalam Moral Pasutri yang Islami

Melampaui Batasan Tafsir: Membebaskan Narasi Gender dalam Islam Menurut Mernissi dan Wadud

Salah satu dari ulama pesantren yang memiliki respon positif terhadap wacana feminisme ini adalah KH. Husein Muhammad.

Pengasuh Pesantren

Beliau ini memang bertempat tinggal dan mengasuh di sebuah pesantren. Tepatnya KH. Husein Muhammad adalah pengasuh Pondok Pesantren Dar At-Tauhid Arjawinangun, Cirebon.

KH. Husein Muhammad sendiri memang lahir di Cirebon pada tanggal 9 Mei 1953. Setelah menamatkan SMP, KH. Husein Muhammad melanjutkan ke pesantren Lirboyo, Kediri selama tiga tahun.

Selesai menimbah ilmu di pesantren, KH. Husein Muhammad kemudian melanjutkan ke Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Jakarta, kemudian ke Kairo (Mesir) dengan tujuan melanjutkan studi di al-Azhar University.

Dengan alasan karena ijazah sarjananya belum setara, maka ia tidak bisa menjadi mahasiswa program pascasarjana di universitas tersebut.

Akhirnya KH. Husein Muhammad belajar pada sejumlah syaikh (guru besar) di Majma’ al-Buhuts al-Islamiyah milik Universitas Al-Azhar.

Secara formal, di institusi ini, KH. Husein Muhammad belajar di Dirasat Khashshah (Arabic Special Studies).

Dari Diriasat Khashshah dan pergumulan di Mesir inilah KH. Husein Muhammad berkenalan dengan pemikiran-pemikiran Islam modern seperti Muhammad Abduh, Ali Abdur Raziq, Thaha Husein, Rifa’ah, dan Muhammad Iqbal.

Bahkan, KH. Husein Muhammad berkenalan dengan pemikiran-pemikiran Barat seperti Sartre, Goethe, Nietzsche, Albert Camus, dan lain-lain.

Beberapa kali, KH. Huseim Muhammad hadir dalam berbagai seminar regional, nasional, dan internasional, baik sebagai peserta maupun pembicara.

Di antara beberapa seminar yang pernah KH. Husein Muhammad hadiri adalah seminar internasional di Mesir bertemakan Kependudukan dan Kesehatan Reproduksi tahun 1997.

Kemudian, seminar Fifth Internasional Congress on Aids in Asia and the Pacific, di Malaysia pada tahun 1999.

Keterlibatan KH. Husein Muhammad dalam berbagai seminar telah menjadikannya sebagai salah satu ulama pesantren yang giat melancarkan kritik terhadap kitab-kitab fiqh, dan (atau) kitab-kitab kuning yang menyangkut isu-isu perempuan.*

*Sumber: tulisan karya M. Nuruzzaman dalam buku Kiai Husein Membela Perempuan.

Tags: feminismeGenderkeadilanKesetaraanKH Husein MuhammadMunculpesantrenwacana
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Kritik Asma Barlas

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Batas Aurat

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Masyarakat Adat

    Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID