• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Mengantar Buya Husein: Anugerah Dr (HC) dalam Bidang Tafsir Al-Qur’an dari UIN Walisongo Semarang (Bagian 1)

Mamang Haerudin Mamang Haerudin
14/03/2019
in Kolom
0
UIN Walisongo Semarang Buya Husein

UIN Walisongo Semarang Buya Husein

35
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Senang bukan kepalang. Manakala salah satu kiai saya, ulama Pesantren, intelektual Nahdlatul Ulama yang bernama KH. Husein Muhammad–selanjutnya Buya Husein–akan dianugerahi penghargaan Doktor Honoris Causa (Dr HC) oleh civitas UIN Walisongo Semarang dalam bidang tafsir Al-Qur’an.

Buya Husein adalah pengasuh Pesantren Dar Al-Tauhid, Arjawinangun dan pendiri Fahmina Institute, dua lembaga yang mencerminkan sepak-terjang Buya Husein sebagai kiai Pesantren sekaligus pejuang nilai-nilai kesetaraan.

Penghargaan ini, menurut saya terlambat diberikan, bahkan mestinya lembaga-lembaga lain pun berebut dan terus menyusul untuk memberikan penghargaan tersebut kepada Buya Husein.

Bukan mengada-ada. Akan sangat sulit sekali menemukan kiai Pesantren selevel Buya Husein. Kiai lulusan Universitas Al-Azhar terlalu banyak, kiai yang mahir dalam membaca kitab kuning tak akan terhitung jumlahnya, tetapi sekali lagi, kiai Pesantren dengan pemikiran progresif sekaliber Buya Husein akan sangat sulit sekali ditemukan–untuk enggan mengatakan tidak ada.

Buya Husein memang laki-laki tetapi beliau konsisten membela perempuan yang mendapat perlakuan tidak adil. Tafsir dan pemikirannya terhadap dua sumber hukum Islam–Al-Qur’an dan hadis–begitu ramah dan kontekstual. Al-Qur’an dan hadis, di tangan Buya Husein semakin hidup, sesuai dengan dunyut nadi perkembangan zaman.

Baca Juga:

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

Persoalan Gender dalam Fikih Kesaksian

Sejarah Kartini (1879-1904) dan Pergolakan Feminis Dunia Saat Itu

Wajah Perempuan Bukan Aurat, Tapi Keadilan yang Tak Disuarakan

Buya Husein melampaui ulama dan akademisi. Ia banyak menulis buku. Beberapa di antaranya ‘Fiqh Perempuan’, ‘Islam Agama Ramah Perempuan’, ‘Mengaji Pluralisme kepada Maha Guru Pencerahan’, ‘Ijtihad Kyai Husein’ dan masih banyak lagi. Saya sendiri pernah menulis buku duet bersama Buya Husein, berjudul ‘Mencintai Tuhan, Mencintai Kesetaraan: Inspirasi dari Islam dan Perempuan’, diterbitkan oleh Quanta, Elex Media Komputindo, Kompas-Gramedia, Jakarta.

Masih sangat jarang, ada kiai yang konsisten menulis buku di mana buku-bukunya begitu ilmiah dan berbobot akademik tinggi. Saya berterimakasih sekali kepada Allah dan UIN Walisongo Semarang yang (akan) telah memberikan penghargaan tersebut.

Di dunia internasional, Buya Husein tercatat pernah mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Amerika Serikat untuk ‘Heroes to End Modern-Day Slavery’ tahun 2006, namanya juga tercatat dalam ‘The 500 Most Influential Muslims’ yang diterbitkan oleh The Royal Islamic Strategic Studies Center tahun 2010 sampai 2013 secara berurutan.

Termasuk pada tahun 2016, Fahmina Institute–lembaga kemanusiaan yang ia dirikan–mendapatkan penghargaan berupa ‘Opus Prize’ dari Amerika Serikat tahun 2013. Dan kini Buya Husein akan menyandang gelar Dr (HC): Dr (Hc) KH. Husein Muhammad.

Saya berdoa, semoga akan ada lembaga yang menganugerahkan Buya Husein sebagai Profesor: Prof. Dr. (HC) KH. Husein Muhammad. Sangat pantas dan memang seharusnya demikian.

Meskipun saya yakin, Buya Husein bukanlah seseorang yang haus gelar dan penghargaan. Dengan atau tanpa gelar dan penghargaan, Buya Husein akan terus memperjuangkan tegaknya nilai-nilai kemanusiaan dan kesetaraan.

Buya Husein juga akan terus mengaji dan menulis, di sela-sela bercengkrama asyiknya dengan sanak-keluarga. Buya Husein adalah tipikal kiai Pesantren yang bukan hanya jujur, tetapi juga langka.

Basis keilmuannya merupakan hasil racikan khazanah Islam klasik (kitab kuning) dan keilmuan modern. Buya Husein berbeda sekali dengan kebanyakan kiai dan akademisi yang ada.

Buya Husein mampu memberikan tafsir dan pemikiran yang ramah nan segar, dalam banyak hal berkaitan dengan ‘pembagian waris bagi perempuan’, ‘hak aborsi’, ‘sunat perempuan’, ‘imam shalat perempuan’, ‘sunah monogami bukan poligami’ dan lain sebagainya. Wallaahu a’lam.

Tags: Buya HuseinfeminismeGenderhuseinhusein muhammad
Mamang Haerudin

Mamang Haerudin

Penulis, Pengurus LDNU, Dai Cahaya Hati RCTV, Founder Al-Insaaniyyah Center & literasi

Terkait Posts

Berpikir Positif

Rahasia Tetap Berpikir Positif Setiap Hari, Meski Dunia Tak Bersahabat

21 Mei 2025
Puser Bumi

Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi

21 Mei 2025
Peran Aisyiyah

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

20 Mei 2025
Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Bangga Punya Ulama Perempuan

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

20 Mei 2025
Aeshnina Azzahra Aqila

Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

20 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Hadits-hadits yang Membolehkan Azl
  • Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan
  • Pengertian dan Hadits Larangan Melakukan Azl
  • Rahasia Tetap Berpikir Positif Setiap Hari, Meski Dunia Tak Bersahabat
  • KB dalam Hadits

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version