Mubadalah.id – Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits, Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA menjelaskan bahwa gamang pra nikah bagi perempuan adalah fenomena yang selalu ada sesuai jaman dan situasinya.
Zaman Siti Nurbaya dulu, kata Bu Nyai Badriyah kegamangan perempuan lebih terasa karena perempuan tidak kenal dan tidak cinta pada calon yang akan dijodohkan dengannya.
Zaman sekarang lain lagi, Bu Nyai Badriyah memaparkan bahwa ada yang gamang karena khawatir suami berbeda atau berubah drastis.
Ada yang gamang jika berkeluarga nanti karir dan aktualisasi diri terhenti. Ada yang gamang apakah bisa beradaptasi dengan keluarga suami.
Kemudian, lanjut kata dia. ada pula yang gamang apakah nanti bisa melakoni hidup multitasking sesuai tuntunan zaman yang kian kompleks dan sebagainya.
Gamang pra nikah bisa dimaklumi karena menikah adalah keputusan penting yang berdampak panjang bagi kehidupan seseorang.
Meski demikian, tidak semestinya kegamangan berlangsung lama dan berlebihan, karena toh sejak dulu tak terhitung pasangan yang sukses dan bahagia perkawinannya walau ada kegamangan sebelumnya.
Dalam bahasa agama, Bu Nyai Badriyah menyebutkan kegamangan bisa berupa “khauf” bisa juga berupa “waswas”.
Khauf dalam bentuk kekhawatiran akan masa depan memang merupakan salah satu ujian kehidupan bagi manusia.
Dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 155, Allah berfirman:
ولنبلونكم بشيء من الخوف والجوع ونقص من الاْموال والاْنفس والثمرات وبشر الصا برين
Artinya : “Dan sungguh Kami menguji kamu dengan sedikit rasa takut, lapar dan berkurangnya sebagian harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikalah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar”. (Rul)