Mubadalah.id – Kisah Maryam binti Imran terabadikan dalam kitab suci milik umat islam. Tidak hanya itu, dia merupakan salah satu nama yang menjadi surah dalam Al-Quran, kesabaran, ketakwaaan yang lampaui batas membuatnya memiliki tempat khusus, ia adalah ibunda Nabi Isa As.
Dia lahir dari pasangan Imran dan Hanna, di mana kelurga Imran terkenal sebagai pengulu dari kelahiran Nabi Isa. Imran dan Hanna sejak dulu mengimpikan buah hati (Maryam), namun sejak pernikahan mereka tak kunjung dikarunia keturunan.
Akan tetapi, mereka berdua selalu melapangkan hati untuk menunggu anugerah itu. Walaupun telah berumur, bahkan pada proses penantian tersebut, Hanna mengucapkan ikrar yang telah terekam dalam kita suci. Apabila, dia mengandung hingga melahirkan anak baik lelaki atau perempuan, akan memberikannya kepada Allah.
Andai kita Hanna tentu akan sulit melakukan itu. Namun, Hanna sudah berada dalam puncak kesalehan yang tidak bisa terbantahkan oleh apapun. Harapan ataupun mimpi selalu hadir untuk menghampiri tiap manusia. Kendati demikian akan selalu berpasrah juga pada takdir.
Keluarga Imran dan Hanna
Singkat cerita, Hanna mengandung seorang anak yang akan ia abdikan kepada Allah. Kehamilannya adalah anugerah dan bukti perempuan memiliki keistimewan. Diberikanlah sebuah rahim yang mampu menampung makhluk Allah. Tidak hanya itu, kehamilannya adalah sebuah cahaya sekaligus kekuatan padanya.
Melansir dari Zuhdy dalam artikelnya “Perempuan Suci, Pengabdi, Menjejak Langit Ilahi” menceritakan bahwa doa terpanjat ketika Hanna berada di bawah pohon dan melihat beberapa burung yang memberikan makanan. Tergeraklah Hanna untuk berdoa kepada Allah agar ia mendapatkan anak laki-laki, dan Allah menerima do’a tersebut.
Tatkala Hanna melahirkan, yang terlahir adalah bayi perempuan. Kekhawatirannya timbul, sebab dia takut nazarnya tak dapat terpenuhi karena yang terlahir adalah bayi perempuan. Kondisi saat itu, perempuan tidak memiliki kebebasan selayaknya seorang lelaki. Walaupun demikian, karena Hanna—adalah—seorang perempuan yang telah terjaga kehormatannya, maka keputusannya tetaplah bulat untuk menghibahkan anaknya sebagai pelayan Allah.
Tumbuh Menjadi Perempuan Tangguh
Maryam, memang terlahir dalam bayang-bayang patriarkal. Masa itu, perempuan selalu menjadi makhluk kedua. Perlahan tapi pasti, sistem itu terpatahkan oleh Maryam. Sebab, Maryam memiliki keistimewaan yang luar biasa yang melampaui batas-batas patriarkal. Tentu hal ini, sebab warisan kesalehan yang Hanna miliki. Sebagai Ibu Maryam, ia menjadi simbol perempuan yang tangguh. Sebagaimana, pepatah yang mengatakan bahwa buah jatuh tak pernah jauh dari pohonnya.
Semua terlihat dari pertumbuhan dan perkembangan Maryam yang diasuh langsung oleh kakak Hanna yakni Zakaria. Zakaria melihat bagaimana Maryam hidup di sebuah Rumah suci mengantarkannya kedalaman dan khususkan ibadah.
Misalnya, pada suatu hari Zakaria dapati ada beberapa makanan di sekitar Maryam. Ketika ditanya persoalan itu, jawaban Maryam singkat itu dari Allah. Hal ini membuktikan bahwa hubungan keintiman kepada Allah sangatlah mendalam sehingga membentengi Maryam, melakukan segala sesuatu yang Allah haramkan
Hamil Tanpa Melalui Pernikahan
Kisah Maryam binti Imran menjadi istimewa bukan hanya sekedar dongeng belaka. Namun, karena pengetahuan hingga kesalehannya menjadikannya amat tunduk dengan keputusan Allah. Di balik keistimewaan tersebut timbullah sebuah mukjizat, yang tak dapat kita nalar oleh logika dan hanya dapat terjawab oleh keimanan manusia yaitu hamil tanpa melakukan hubungan intim.
“Dan Maryam Putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan), kami; dan dia membenarkan kalimaat-kalimat Tuhannya dan kitab-kitab-Nya; dan dia termsuk orang taat” (Surah At-Tharim 66: 12).
Hamil tanpa melakukan fertilisasi menjadi fenomena langka. Sedangkan, publik sangat gemar menceritakan sosok dalam kisah Maryam bini Imran yang tak ubahnya seperti perempuan yang tak memiliki kehormatan. Mereka tak percaya bahwa Maryam amat sangat suci.
Pada akhirnya, masyarakat geram dan mengusir Maryam dari kediamnya, mereka sebut-sebut sebagai suatu kehinaan. Namun, Mariam tetap bertahan bahkan kita perlu menggaris bawahi bahwa tuduhan masyarakat memang bukan keliru. Seseorang perempuan yang mengandung tanpa suami, pasti akan berending fitnah.
Kehamilan Maryam Menjadi Pembicaraan
Meski begitu, Maryam tak pernah gundah akan fenomena itu. Apapun yang terjadi dia serahkan kepada pemilik alam. Pertanyaan dan harapan selalu menjadi awal untuk melakukan komunikasi pada Allah. Kehamilan yang semakin membesar, cibiran saling berganti dari satu pintu ke pintu lainnya. Maryam menjadi trending pertama di masa itu.
Tentu, bagi Maryam fenomena ini menjadi bekal untuk memperkuat ibadahnya dengan Allah. Dia tak pernah beragumen sedikitpun tentang kebenaran yang terjadi. Ia hanya mendekat dan berpeggang teguh pada semua keputusan Allah.
Lambat laun, Maryam melahirkan seseorang anak laki-laki yang bernama Isa Binti Maryam, yang kelahirannya menjadi kekuatan bagi Maryam. Kekuatan itupun membuka tabir kebenaran. Di kala publik tetap hobi mencemooh Maryam yang telah melahirkan.
Di samping itu pula, Maryam memiliki kekuatan dalam mengahadapi fitnah yang terlalu lama disematkan olehnya. Suatu hari keajaiban datang Isa—anak Maryam—berbicara sewaktu kecil dan menceritakan semua kebenaran tentang ibunya yang masih suci. Alhasil semua orang yang mendengar dan keheranan, “Bagaimana mungkin ada bayi yang lahir dapat langsung berbicara?” Hal ini pun terrekam dalam kita suci yang agung.
“Sesungguhnya aku ini hamba Allah, dia memberiku Al-kitab (Injil) dan dia menjadikan aku seorang Nabi dan dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup dan berbakri kepada ibuku, dan tidak menjadikannku seorang yang sombong dan celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aki di lahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku di bangkitkan hidup kembali.” (QS Maryam: 30-33).
Tentu mukjizat akan selalu menyertai orang yang tak pernah gundah akan skenario yang telah terjadi, menjadi ciri khas para pecinta Allah.
Jawaban Sains Terhadap Peristiwa Tersebut
Kisah Maryam binti Imran yang hamil tanpa melakukan fertilisasi, menjadi sebuah ingatan yang terekam oleh umat islam maupun kaum Kristian. Namun, jika perdebatannya hanya sekedar keimanan, maka tidak ada diskusi yang mengantarkan untuk kembali mengulas cerita yang fenomenal itu.
Apalagi, dengan adanya perkembangan pengetahuan yang semakin hari semakin bertebaran. Tentu hal tersebut, menjadi pemula untuk mempertayakan kejadian tersebut. Artinya, hal ini kita kita sikapi dengan pengetahuan pula khususnya dalam perspektif biologi.
Menelisik dari sebuah penelitian yang telah dilakukan selama dua abad, pada akhirnya para ilmuwan mampu menciptakan sebuah penemuan terbaru terkait kesuburan seseorang. Temuan kali ini akan menyaingi sistem kerja injeksi sperma pada telur. Dalam penelitian ini, ilmuwan menemukan bahwa menggunakan sel kulit memiliki kesempatan lebih besar dalam mengembangkan kesuburan daripada sel sperma.
Pada umumnya untuk menciptakan embrio membutuhkan pertemuan sel telur dan sel sperma. Tapi, untuk hari ini sel sperma dapat tergantikan dengan sel kulit. Peneliti dari University of Pittsburg School of Medicine di Amerika Serikat, membuat sel sperma dari sel kulit dan dapat menghasilkan sel-sel penting, termasuk sel-sel sperma tahap awal. Jika sperma telah terbentuk dapat kita simpan untuk inseminasi di masa datang.
Hasil Penelitian Ilmiah
Hal ini pun mereka kuatkan dengan sebuah berita National Geographic yang menjelaskan bahwa percobaan tersebut mereka implementasikan pada sel telur tikus untuk pengembangan tanpa adanya fertilisasi. Selain itu, dari proses tersebut sebagai ganti embrio, terbentuklah parthenogenotes yang memiliki kesamaan kulit dan sel-sel lainnya di dalam tubuh.
Sel yang terinjeksi dengan sel sperma yang berasal dari kulit akhirnya berkembang dengan normal menjadi bayi tikus yang sehat. Keberhasilan itulah yang pada akhirnya mereka terapkan pula pada manusia. Walaupun, sebelum proses ini seorang ahli embriologi molekuler Dr. Tonuy Perry, tidak memiliki kepercayaan bahwa akan mampu menciptakan embrio tanpa adanya sel telur yang sperma buahi.
Dengan adanya temuan ini, menjadi sebuah tanda bahwa kisah Maryam yang Al-Quran abadikan, adalah bukti kuasa Allah akan pengetahuan yang semakin berkembang. Fenomena Maryam tidak menjadi tabu untuk hari ini. Semua dilakukan berdasarkan pengetahuan. Artinya, Allah pemilik kuasa alam semesta ini, telah jauh memprediksi akan terjadi fenomena pada umatnya suatu hari nanti. Dan itulah keajaiban Al-Quran sebagai literasi umat islam yang tak pernah usang oleh zaman.
Dengan adanya temuan tersebut pula, terbuka jalan bagi seseorang yang sudah tidak memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi. Terutama bagai lelaki yang sudah tidak dapat memproduksi sperma dengan berbagai alasan. Bahkan temuan ini juga bermanfaat tidak hanya sebatas bagi manusia saja, namun baai kebelangsungan hewan yang akan mengalami kepunahan dapat memperbanyak jumlah spesien yang ada.
Penelitian semacan ini juga harus mempertimbangkan etika biologinya. Tidak boleh kita lakukan dengan sewenang-wenang hingga berdampak negatif. Dan penelitian ini hanya berlaku kepada seseorang yang ingin meneruskan keturunan, dan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. []